Kamis, 17 November 2016

CONTOH PENJABARAN PRONGRAM BK YULIZA

TUGAS INDIVIDU
PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Dosen Pengampu: ASTONI NURDIN, M.Pd.


logo stkip baru













OLEH :
YULIZA
14 020 010






SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
(STKIP-MPL)
2015
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN


Koordinator BK,



YULIZA,S.Pd
NIP 14020010
Guru BK,



WANDA
NIP 1158 606 444 88


Menyetujui
Kepala Sekolah,



AMIR RUDIN
NIP 2213 887 200 67








Mengetahui
Pengawas SMP Kecamatan Talang Padang





Drs. Samsul
NIP 5678 123 342 10
KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayahNya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tugas individu terkait Program Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Gisting untuk tahun pelajaran 2018/2019 .
Program Bimbingan dan konseling ini disusun berdasarkan hasil Analisis Tes perkembangan (ATP) peserta didik yang telah dilaksanakan. Dalam penyusunan program ini kami telah berusaha semaksimal mungkin agar program ini dapat dimengerti dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1 Gisting.
Semoga program ini dapat bermanfaat untuk menunjang pelaksanaan pendidikan di lingkungan SMP Negeri 1 Gisting  pada khususnya dan dapat menjadi gambaran dalam penyusunan Program BK bagi guru BK kota Gisting pada  umumnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kesalahan  dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat  penulis harapkan dari pihak para pembaca . Harapan penulis kepada pembaca tidak lain hanyalah peran serta memanfaatkan laporan ini sebaik mungkin sebagai wujud  laporan ini benar benar mampu memberikan sumbangsih pengetahuan



Pringsewu, 03 Maret 2018


YULIZA






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN
A.    RASIONAL ……………………………………………………………………6
B.     LANDASAN HUKUM ………………………………………………………. 7
C.     VISI DAN MISI ……………………………………………………………….7
D.    DESKRIPSI KEBUTUHAN…………………………………………………...8
E.     TUJUAN ……………………………………………………………………....9

BAB II PENJABARAN PROGRAM BK
A.    KOMPONEN PROGRAM …………………………………………………....11
B.     BIDANG LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ………………….12
C.     FUNGSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ………………....12
D.    STRATEGI ……………………………………………………………………13
E.     SASARAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ………………15
F.      GARIS-GARIS BESAR ISI PROGRAM BIMBINGAN
DAN KONSELING PERKEMBANGAN …………………………………..15
G.    WAKTU DAN TEMPAT LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING .17

BAB III ORGANISASI DAN ANGGARAN
A.    ORGANISASI  DAN PERSONAL …………………………………………..19
B.     MEKANISME KERJA ……………………………………………………….20
C.     POLA PENANGANAN PESERTA DIDIK BERMASALAH ………………21
D.    SARANA DAN ANGGARAN BIAYA ……………………………………...22

BAB IV RENCANA EVALUASI
A.    EVALUASI …………………………………………………………………...24
B.     REKOMENDASI ……………………………………………………………..24
C.     MATRIKULASI PROGRAM ………………………………………………...24

BAB V PENUTUP ……….……………………………………………………….25
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................................26
SATUAN KEGIATAN LAYANAN BK..................................................................27
MEKANISME KERJA BIMBINGAN DAN KONSELING....................................51
MEKANISME PENANGAN SISWA BERMASALAH..........................................52
REKAP ABSEN SISWA...........................................................................................53
LAPORAN KONFERENSI KASUS.........................................................................55
KERTAS KERJA GURU PEMBIMBING/KONSELOR.........................................57

LAPORAN LAYANAN KONSULTASI ORANG TUA SISWA...........................58

LAYANAN KONSULTASI WALI KELAS...........................................................59

GRAFIK PROFILE KELOMPOK...........................................................................60

MATRIKULASI PROGRAM..................................................................................61













BAB I
PENDAHULUAN

A.      RASIONAL
Sekolah sebagai pendidikan formal dipandang sebagai suatau sistem yang terdiri dari tiga sub sistem, yaitu : pengajaran dan pelatihan (interaksi belajar mengajar dan pelatihan) serta bimbingan dan konseling. Sekolah menengah pertama sebagai lembaga pendidikan formal menyediakan fasilitas  pembelajaran dalam bidang akademik maupun non akademik yang dapat dikembangkan oleh masing-masing peserta didik sesuai minat dan bakat serta potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Hal ini bertujuan guna mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik secara optimal untuk menciptakan generasi penerus yang memiliki karakter serta menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu peserta didik yang memiliki integritas, etos kerja, serta gotong-royong terhadap sesama. Sehingga mampu bersaing di kancah Nasional maupun Internasional dan siap mengharumkan nama baik bangsa Indonesia pada umumnya dan membanggakan orangtua pada khususnya.

Penyelenggaraaan Bimbingan dan Konseling disekolah hadir sebaagai suatu upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya yang menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, dan moral spiritual. Untuk itu progrm bimbingan dan konseling yang diterapkan disekolah harus sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, dan tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan. Bimbingan dan konseling sangat berperan penting dengan kata lain Bimbingan dan Konseling sesungguhnya adalah senjata ampuh bagi sekolah untuk mengetahui segala hambatan-hambatan belajar peserta didik, pendukung pembelajaran, serta kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh peserta didik dalam menempuh pendidikan di suatu sekolah. Dengan demikian personil sekolah yng bersangkutan tentu akan lebih mudah serta tepat dalam pemberian layanan kepada peserta didik dalam rangka membantu pengembangan potensi peserta didik secara optimal. Sehingga pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang baik akan menjadi salah satu faktor keberhasilan dari kegiatan pendidikan, sebaliknya jika pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling tidak berjalan dengan baik tentu akan menjadi penghambat bagi pengembangan potensi peserta didik. Untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pribadi agar dapat membantu secara keseluruhan proses belajarnya yang tentunya berkenaan dengan aspek sosial, belajar, dan karir.

Peserta didik SMP sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming) , yaitu berkembang kearah kematangan atau kemandirian.peserta didik SMP merupakan generasi Emas penerus bangsa yaitu sebagai agent of change (agen perubahan). Dalam mencapai kematangan tersebut peserta didik memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahahan atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah hidupnya. Kondisi seperti ini menuntut dibentuknya program yang berlandaskan tugas-tugas perkembangan peserta didik, sehingga mampu menemukan dirinya, memahami lingkungan sosial dan merencanakan masa depan. Untuk mewujudkannya seluruh personil sekolah harus mendukung pelaksanaan program agar dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil maksimal. Dalam hal ini pendidik sangat berperan dalam mengarahkan atau membimbing peserta didik untuk menemukan jati dirinya yaitu memahami potensi yang dimilikinya, serta membentuk perilaku-perilaku positif sesuai dengan nilai-nilai Pancasila serta norma-norma yang berlaku dalam sekolah maupun masyarakat. Agar menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas, berkarakter serta berakhlak mulia.

Berdasarkan evaluasi program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Gisting  laboratorium percontohan Universitas Negeri Palembang tahun pelajaran 2018/2019 yang telah melaksanakan, serta pengembangan program. Bimbingan dan Konseling sangat berperan penting dalam pendidikan formal dalam upaya pengembangan potensi pesrta didik baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan baik menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam kegiatan pendidikan, sebaliknya jika pelaksanaan bimbingan dan konseling tidak berjalan dengan baik maka akan menghambat keberhasilan perkembangan peserta didik dalam kegiatan pendidikan.

Upaya tim BK SMP N 1 Gisting Percontohan Universitas Negeri  Palembang
yang dilakukan dalam menumbuhkembangkan para siswa untuk menjadi sumber
daya yang berkualitas dan berguna untuk diri dan lingkungannya akan lebih ditingkatkan lagi, baik itu melalui kegiatan; 1) layanan pendataan, 2) pemberian informasi, 3) penempatan, 4) konseling, serta 5) evaluasi dan tindak lanjut. Melalui penciptaan suasana yang kondusif guna menunjang kesuksesan belajar, karir, pribadi dan sosial siswa yang mencerminkan empat aspek kompetensi layanan bimbingan konseling yang berlandaskan pada tata kehidupan etis normatif dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

B.       LANDASAN HUKUM
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Gisting percontohan Universitas Negeri  Palembang  mengacu kepada landasan hukum yang terdiri dari :
1.      Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2.      Permendiknas 27 tahun 2008 Tentang standar kulaifikasi akademik dan kopetensi konselor
3.      UU No.14/2005 tentang Guru dan Dosen yang secara eksplisit menekankan perlunya profesionalisme
4.      Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan
5.      Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
6.      Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses
7.      Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dirumuskan SKL yang harus dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran bidang studi
8.      Peremendiknas no 24 tahun 2007 Tentang standar sarana prasarana
9.      Permendiknas no 19 tahun 2007. Tentang standar pengelolaan
10.  PP no 48 tahun 2008 Tentang standar pembiayaan pendidikan
11.  Permendiknas no 20 tahun 2007 Tentang standar penilaian pendidikan
12.  PP No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru
13.  Permendiknas No. 16 Tahun 2009, tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
14.  Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Depdikbud Tahun 1994
15.  Program Sekolah SMP N 1 Gisting Percontohan Universitas Negeri  Palembang.
16.  Rapat Kerja Koordinator dan Staf  Bimbingan dan Koseling  SMP N 1 Gisting PERCONTOHAN Universitas Negeri  Malang.

C.  VISI DAN MISI
Visi bimbingan dan konseling (BK) di SMPN 1 Gisting Percontohan adalah mewujudkan sekolah menengah pertama yang memiliki keunggulan akademis, sosial, religi sebagai wahana bagi pengembangan pendidikan bagi lulusan yang mempunyai budaya saing tinggi dan akhlak mulia.
Adapun visi misi BK di SMP N 1 Gisting Percontohan Universitas Negeri
Palembang adalah “ Religius Santun Unggul danTerdepan
Indikator Visi :
1.
Religius
:
Suasana  sekolah  agamis yang didukung oleh adanya tempat ibadah yang representatif untuk semua warga sekolah.
2.
Santun
:
Terciptanya suasana kerukunan antar warga sekolah, saling menghargai, saling menghomati dan terwujudnya budaya senyum   salam  dan sapa (3S)
3.
Unggul
:
Memiliki prestasi yang ditandai dengan lebih dari 75% lulusan terserap di SMA ternama.
4.
Terdepan
:
Menjadi duta Kabupaten Pringsewu dalam mengikuti event perlombaan pada tingkat Propinsi, Nasional, maupun internasional.
MISI :
1.      Mengembangkan sarana dan prasarana serta menejemen secara profesional menuju sekolah model berbasis IT.
2.      Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan di bidang IT, pembelajaran,  dan administrasi.
3.      Menyelenggarakan program Sistem Kredit Semester (SKS) untuk memberikan pelayanan terbaik bagi siswa.
4.      Menyelenggarakan pendidkan secara profesional baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
5.      Menjalin kerja sama dengan pemangku kepentingan, perguruan tinggi, organisasi prestasi, dan dunia usaha.


D.   DESKRIPSI KEBUTUHAN
Penetapan kebutuhan layanan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1 Gisting  menggunakan Inventori Tugas Perkembangan (ITP), yang dilakukan di kelas VII.
Dari sepuluh aspek yang diungkap melalui ITP, 8 aspek terendah dalam pencapaian tugas perkembangan siswa sebagai berikut.


Table 1.1
Profil Tugas Perkembangan Terendah Kelas VII

No
Tugas Perkembangan
Butir
TP
1
Landasan prilaku etis
2-2
3.00
2
Kematangan emosional
3-3
3.05
3
Kematangan intelektual
4-3
3.15
4
Peran sosial sebagai pria atau wanita
6-4
3.77
5
Kesadaran tanggung jawab
5-4
3.20
6
Wawasan persiapan karir
9-2
3.23
7
Kesadaran tanggung jawab
5-1
3.25
8
Landasan prilaku etis
2-4
3.27

Berdasarkan tabel yang telah dipaparkan dapat dipahami terdapat adanya kebutuhan pada beberapa aspek perkembangan. Meliputi landasan prilaku etis khususnya butir 2-2 (hormat kepada orang tua), kematangan intelektual pada butir 4-3 (kemampuan membela hak pribadi), kematangan emosional 3-3(pengendalian emosi), Peran sosial sebagai pria atau wanita 6-4 (cita cita sesuai jenis kelamin), Kesadaran tanggung jawab 5-4 (Disiplin), Wawasan Persiapan karir 9-2 (Kesungguhan belajar), Kesadaran tanggung  jawab 5-1 (Mawas diri), Landasan prilaku etis 2-4 (Ketertiban dan kepatuhan).
Dari hasil uraian tersebut dapat diasumsikan bahwa kebutuhan yang paling mendasar yakni yang memiliki skor tugas perkembangan yang paling rendah yaitu landasan prilaku etis dengan TP 3.00. Adapun Kebutuhan-kebutuhan tersebut ditempatkan dalam posisi yang penting dan dijadikan sebagai dasar dalam pemberian bantuan dan layanan bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan, dan dengan materi-materi yang mampu menyentuh dimensi perkembangan peserta didik.
Penyusunan program juga berdasarkan pada assesment lingkungan yang menitik beratkan pada harapan dan keinginan sekolah untuk mewujudkan sekolah menengah pertama yang memiliki keunggulan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

E.   TUJUAN
1.      Tujuan umum
      Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan memiliki kecerdasan Intelektual, Emosional, Spiritual serta beriman dan berakhlak mulia.
2.      Tujuan khusus
a.       Membantu siswa untuk memperoleh kesadaran diri dan mengembangkan sikap-sikap positif
b.      Membantu siswa dalam membuat pilihan-pilihan yang sehat dan memiliki rasa tanggung jawab.
c.       Memotivasi siswa untuk semangat belajar serta unggul dalam prestasi dan disiplin.
d.      Memenuhi kebutuhan yang ditemukan pada siswa.
e.       Siswa mampu mengaplikasikan materi pengembangan diri yang telah diberikan konselor.
f.       Membantu siswa untuk mengeluarkan keluh kesah yang mungkin dialami waktu belajar / masalah lainnya, baik yang siswa temukan di sekolah maupun di rumah.
g.      Membantu  perkembangan kesadaran diri siswa dan mencegah siswa terlibat hal yang membahayakan.






BAB II
PENJABARAN PROGRAM BK

A.    KOMPONEN PROGRAM
Lingkup program bimbingan dan konseling yang akan aplikasikan terdiri dari empat komponen layanan sebagai berikut.

No
Komponen program
Pengertian
Tujuan
Fokus pengembangan
1.
Layanan Dasar
Proses pemberian bantuan kepada seluruh siswa melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur.
Membantu siswa mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan hidup yang mengacu pada tugas perkembangannya.
Layanan bimbingan belajar, bimbingan sosial, bimbingan pribadi, dan bimbingan karir.
2.
Layanan Responsif
Pemberian bantuan kepada siswa yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera karena akan menghambat pencapaian tugas perkembangan.
Membantu memahami kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh siswa saat ini.
Bergantung kepada masalah atau kebutuhan siswa.
3.
Perencanaan Individual
Bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan dan melakukan aktifitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan.
Upaya memfasilitasi siswa untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir dan pengembangan sosial pribadi oleh dirinya sendiri.
Berkaitan erat dengan pengembangan aspek akademik, karir dan sosial pribadi.
4.
Dukungan Sistem
Kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa.
Memantapkan. memilihara dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui perkembangan profesional.
Networking, kegiatan manajemen, riset dan pengembangan.


B.     BIDANG LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Berdasar pada keunikan, potensi dan ragam masalah individu, bidang layanan bimbingan dan konseling  terdiri dari empat jenis bidang layanan, yaitu sebagai berikut.
1.      Bimbingan Pribadi, yaitu jenis bidang layanan BK yang secara khusus memfasilitasi peserta didik (klien) dalam mengetahui, memahami, menerima, mengarahkan, dan mengembangkan diri secara optimal, menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, serta bertanggung jawab, memiliki kesadaran diri, mengembangkan sikap positif, membuat pilihan secara tepat dan efektif.
2.      Bimbingan Sosial, yaitu jenis bidang layanan BK yang secara khusus memfasilitasi peserta didik agar mereka mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi akhlak mulia, empati, respek, menghargai orang lain, mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi, dapat menyelesaikan konflik dan bertanggung jawab.
3.      Bimbingan Belajar, yaitu jenis bidang layanan BK yang secara khusus memfasilitasi peserta didik agar mereka dapat mengembangkan diri, memiliki kebiasaan belajar yang efektif untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan. Serta menyiapkan mereka untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi, dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, memiliki keterampilan dan kemampuan dalam menghadapi evaluasi/ujian. Dengan kata lain, bidang layanan BK yang ditujukan untuk mengembangkan peserta didik agar dapat mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan beserta cara mendapatkannya (learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar mengembangkan diri (learning to be), dan belajar hidup berdampingan dengan yang lain secara harmonis  (learning to live to gether).
4.      Bimbingan Karier, yaitu salah satu jenis bidang layanan BK yang secara khusus memfasilitasi peserta didik dalam merencanakan dan mengembangkan masa depan kariernya sehingga peserta didik dapat membentuk identitas karier dengan cara mengenali ciri-ciri pribadi (bakat, minat, kepribadian, keterampilan dan kemampuan) dan lingkungan dunia kerja, merencanakan masa depan, membentuk pola-pola karier, serta membuat pilihan dan keputusan karier yang efektif.
C.    FUNGSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
            Program layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.
1.      Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi layanan BK dalam rangka meningkatkan pemahaman seluruh civitas akademika SMP dan pihak-pihak terkait lainnya sesuai dengan keperluan pengembangan potensi peserta didik. Fungsi ini meliputi pemahaman diri dan lingkungan seluruh civitas akademika SMP serta lingkungan “yang lebih luas”.
2.      Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi layanan BK dalam rangka mengupayakan agar peserta didik terhindar dari berbagai masalah yang berpotensi mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam proses pencapaian perkembangannya.
3.      Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi layanan BK dalam rangka mengupayakan agar peserta didik dapat mengatasi masalah yang dihadapi dan memperbaiki perilaku salah suai (maladjusment).
4.      Fungsi penyaluran, yaitu fungsi BK dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai minat, bakat, keahlian dan ciri kepribadian lainnya.
5.      Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi layanan BK dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik agar mencapai perkembangan optimal dan berkelanjutan.
6.      Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi BK dalam membantu konseli agar dapat menyesuaian diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstrktif.


D.    STRATEGI
Strategi pelaksanaan komponen-komponen yang telah dipaparkan diuraiakan sebagai berikut.
1.      Strategi Layanan Dasar
a.       Bimbingan Klasikal, layanan bimbingan diberikan kepada peserta didik secara terprogram. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di kelas. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain storming (curah pendapat).
b.      Layanan Orientasi, merupakan suatu kegiatan yang mengarahkan peserta didik untuk dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah baru. Layanan orientasi dilaksanakan pada awal program tahun pelajaran baru.
c.       Layanan informasi, yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik melalui komunikasi  langsung maupun tidak langsung melalui media cetak maupun elektronik.
d.      Bimbingan Kelompok, pelayanan kepada peserta didik melalui kelompok-kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini adalah masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia.
e.       Aplikasi Instrumen, merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang pribadi peserta didik dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes.
2.      Strategi Layanan Responsif
a.       Konseling Individual atau Kelompok : kegiatan ini dilakukan untuk membantu para siswa yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas tugas perkembangannya.
b.      Referal : Layanan referal dilakukan apabila permasalahan siswa diluar batas wewenang konselor untuk menangani.
c.       Kolaborasi: Guru BK berkolaborasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua siswa, dan dengan pihak yang terkait di luar sekolah. Kegiatan ini dilakukan guna menjalin kerjasama, tukar pikiran, untuk mendapatkan informasi tertang peserta didik dalam rangka mengembangkan potensi dan memecahkan masalah yang mungkin dihadapi para peserta didik.
d.      Konsultasi:  Guru BK memberikan konsultasi kepada guru, orangtua, atau pihak pimpinan sekolah dalam rangka membangun kesamaan persepsi  dalam rangka memberikan bimbingan kepada siswa.
e.       Kunjungan rumah: Yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang peserta didik tertentu yang sedang ditangani dalam upaya mengentaskan masalahnya melalui kunjungan rumah.
f.       Konferensi kasus : Kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik  dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik. Pertemuan konferensi kasus ini bersifat terbatas dan tertutup.
3.      Strategi Layanan Perencanaan Individual
Guru  BK membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh tentang dirinya atau informasi tentang pribadi, sosial, pendidikan dan karir. Pelayanan perencanaan individual ini dilakukan melalui layanan penempatan dan layanan pembelajaran.
4.      Strategi Dukungan Sistem
a.      Pengembangan profesi: konselor secara terus menerus berusaha untuk ”men-update” pengetahuan dan keterampilan melalui in-service training, aktif dalam organisasi profesi, atau melanjutkan studi ke program pendidikan yang lebih tinggi.
b.      Manajemen Program: Strategi ini meliputi perencanaan dan kegiatan-kegiatan manajemen, serta analisis data yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program BK.
c.      Riset dan pengembangan: konselor secara aktif melakukan penelitian dan pengembangan keilmuan bimbingan dan konseling.

E.     SASARAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Sasaran umum dari layanan BK ini adalah seluruh civitas akademika SMP Negeri 1 Gisting. Adapun sasaran khusus dari layanan BK ini adalah seluruh peserta didik yang secara administratif terdaftar dan aktif belajar di SMP Negeri 1 Gisting.

F.     GARIS-GARIS BESAR ISI PROGRAM BIMBNGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN
1.      Aspek perkembangan peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt.
                  Isi program layanan bimbingan dan konseling (BK) yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan ini antara lain sebagai berikut :
a.       Pada tataran pengenalan, peserta didik mengenal arti tujuan ibadah
b.      Pada tataran akomodasi, peserta didik berminat mempelajari arti tujuan setiap bentuk ibadah
c.       Pada tataran tindakan, peserta didik melakukan berbagai kegiatan ibadah dengan kemauan sendiri
2.      Aspek perkembangan landasan perilaku Etis
Isi program layanan bimbingan dan konseling (BK) yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan ini antara lain sebagai berikut :
a.       Mengenal alasan perlunya menaati peraturan /norma yang berlaku
b.      Memahami keragaman aturan/ patokan berprilaku dalam konteks budaya
c.       Bertindak atas pertimbangan diri terhadap norma yang berlaku
3.      Aspek perkembangan kematangan emosi
Isi program layanan bimbingan dan konseling (BK) yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan ini antara lain sebagai berikut :
a.       Mengenal cara-cara mengekspresikan perasaan secara wajar
b.      Memahami keragaman ekspresi perasaan diri dan orang lain
c.       Mengekspresikan perasaan atas dasar pertimbangan kontekstual
4.      Aspek perkembangan kematangan intelektual
Isi program layanan bimbingan dan konseling (BK) yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan ini antara lain sebagai berikut :
a.       Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
b.      Menyadari adanya resiko dari pengambilan keputusan
c.       Mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan resiko yang mungkin terjadi
5.      Aspek perkembangan kesadaran tanggungjawab sosial
Isi program layanan bimbingan dan konseling (BK) yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan ini antara lain sebagai berikut :
a.       Mempelajari cara-cara memperoleh hak dan memenuhi kewajiban dalam lingkungan kehidupan sehari-hari
b.      Menghargai nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari
c.       Berinteraksi dengan orang lain atas dasar nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan hidup
6.      Aspek perkembangan kesadaran Gender
Isi program layanan bimbingan dan konseling (BK) yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan ini antara lain sebagai berikut :
a.       Mengenal peran-peran sosial sebagai laki-laki atau prempuan
b.      Menghargai peranan diri dan orang lain sebagai laki-laki atau prempuan dalam kehidupan sehari-hari
c.       Berinteraksi dengan orang lain atau lain jenis secara kaloboratif dalam memerankan peran jenis
7.      Aspek perkambangan pribadi
Isi program layanan bimbingan dan konseling (BK) yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan ini antara lain sebagai berikut :
a.       Mengenal kemampuan dan keinginan diri
b.      Menerima keadaan diri secara positif
c.       Menampilkan prilaku yang merefleksikan keragaman diri dalam lingkungannya
8.      Aspek perkembangan prilaku kewirausahaan (kemandirian prilaku ekonomis)
Isi program layanan bimbingan dan konseling (BK) yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan ini antara lain sebagai berikut :
a.       Mengenal nilai-nilai perilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari
b.      Menyadari manfaat perilaku hemat ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari
c.       Membiasakan diri hidup hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari
9.      Aspek perkembangan wawasab dan kesiapan karir
Isi program layanan bimbingan dan konseling (BK) yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan ini antara lain sebagai berikut :
a.       Mengekspresikan keragaman pekerjaan, pendidikan dan aktivitas dalam kaitan dengan kemampuan diri
b.      Menyadari keragaman nilai dan persyaratan dan aktivitas yang menuntut pemenuhan kemampuan tertentu
c.       Mengidentifikasi ragam alternatif pekerjaan, pendidikan dan aktivitas yang mengandung relevasi dengan kemampuan diri
10.  Aspek perkembangan kematangan hubungan dengan teman sebaya
Isi program layanan bimbingan dan konseling (BK) yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan ini antara lain sebagai berikut :
a.       Mempelajari norma-norma pergaulan dengan teman sebaya yang beragam latar belakangannya
b.      Menyadari keragaman latar belakang teman sebaya yang mendasari pergaulan
c.       Bekerja sama dengan teman sebaya yang beragam latar belakangnya.

G.    WAKTU DAN TEMPAT LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Program Bimbingan dan Konseling (BK) ini disusun sebagai pedoman pelaksanaan layanan BK di SMP N 1 Gsting selama tahun ajaran 2018/2019. Adapun tempat pelaksaanaan layanan BK di SMP N 1 Gsting yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman No. 1 Pringsewu Telp 0729 22344 Kec. Pringsewu Kab. Pringsewu ( kode pos 35373).




BAB III
ORGANISASI DAN ANGGARAN

A.    ORGANISASI DAN PERSONAL
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah dalam pelaksanaannya secara keseluruhan berada dibawah tanggung jawab Kepala Sekolah dan seluruh staf. Koordinator BK bertanggung jawab dalam menyelenggarakan bimbingan konseling secara operasional. Personal lain yang mencakup wakil kepala sekolah, guru pembimbing (konselor), guru bidang studi dan wali kelas memiliki peran dan tugas masing-masing dalam penyelenggaraan layanan bimbingan konseling, secara rinci deskripsi struktur organisasi BK serta tugas dan tanggung jawab masing-masing personal sebagai berikut.
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling meliputi segenap unsur dengan organigram sebagai berikut.
1.       Struktur Organisasi BK
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
SMP NEGERI 1 GISTING
KEPALA SEKOLAH
 
PEMBINA EKSTRA
 
PENDIDIK
 
PESERTA DIDIK
 
 



































2.  Personal
a.       Kepala dinas pendidikan dan kebudayaan parisata adalah sebagai penanggung jawab setiap sekolah di kabupaten.
b.      Pengawas sekolah adalah memantau, menilai, memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kegiatan layanan bimbingan di sekolah
c.       Kepala Sekolah adalah penanggung jawab pelaksanaan teknis bimbingan dan konseling di   sekolah.
d.      Koordinator BK/ Guru Pembimbing adalah pelaksana utama yang mengkoordinir semua kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling disekolah
e.       Guru Mata Pelajaran adalah pelaksana pengajar serta bertanggung jawab memberikan informasi tentang siswa untuk kepentingan dan konseling
f.       Wali Kelas/Guru Pembina adalah guru yang di beri tugas khusus di samping mengajar untuk mengolah suatu kelas tertentu dan bertanggung jawab membantu kegiatan bimbingan dan konseling
g.      Siswa adalah peserta didik yang berhak menerima pengajaran, latihan dan layanan bimbingan dan konseling
h.      Tata Usaha adalah pembantu kepala sekolah dsalam menyelenggarakan administrasi ke tata usahaan sekolah dan pelaksana adminitrasi bimbingan dan konseling
i.        Komite Sekolah/POMG adalah dana sumbangan pendidik atau persatuan orang tua murid dan guru  merupakan organiasasi orang tua siswa yang berkewajiban membantu penyelenggaraan pendidikan termasuk pelasanaan bimbingan dan konseling.

B.     MEKANISME KERJA
Mekanisme Kerja Guru Mata Pelajaran, Wali kelas, Guru Pembimbing, dan Kepala Sekolah adalah sebagai berikut.
1.      Guru Mata Pelajaran
Guru mata pelajaran berkewajiban membantu memberikan informasi tentang data siswa yang meliputi hal-hal sebagai berikut.
a.       Daftar Nilai Siswa.
b.      Laporan Observasi
c.       Catatan Anekdot/ catatan kejadian harian


2.      Wali kelas
Wali kelas bertugas membantu mengkoordinir informasi dan kelengkapan data yang meliputi:
a.  Daftar Nilai.
b.  Angket Siswa
c.  Angket Orang Tua
d. Laporan observasi siswa
e.  Catatan Anekdot
f.   Catatan Wawancara
3.    Guru BK
Di samping bertugas memberikan layanan informasi kepada siswa, guru pembimbing juga bertugas sebagai sumber data yang meliputi:
a.       Kartu Akademik.
b.      Catatan Konseling
c.       Data Tes Pemeriksaan Psikologis (psikotes)
d.      Catatan Konferensi Kasus
e.       Catatan Home Visit
Oleh karena itu, guru pembimbing perlu melengkapi data yang diperoleh dari guru mata pelajaran, wali kelas, dan sumber-sumber lain yang terkait, dan disimpan sebagai dokumen dan catatan perkembangan peserta didik.
4.    Kepala Sekolah
Sebagai penanggung jawab pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, kepala sekolah perlu mengetahui dan memeriksa kegiatan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru pembimbing. Kegiatan yang perlu diketahui oleh kepala sekolah antara lain:
a.       Rapat periodik guru pembimbing yang dilakukan setiap bulan.
b.      Laporan kegiatan bimbingan dan konseling setiap bulan.
c.       Laporan tentang kelengkapan data.

C.    POLA PENANGANAN SISWA BERMASALAH
Pembinaan siswa dilaksanakan oleh seluruh unsur pendidikan di sekolah, orang tua, masyarakat, dan dinas terkait.  Penanganan siswa bermasalah di sekolah dilaksanakan sebagai berikut.
Seorang siswa yang melanggar tata tertib dapat ditindak oleh semua guru atau petugas lain, guru piket, wali kelas, bahkan langsung oleh kepala sekolah. Tindakan tersebut diinformasikan kepada wali kelas yang bersangkutan dengan menggunakan kartu komunikasi. Sementara itu, guru pembimbing berperan dalam mengetahui sebab-sebab yang melatarbelakangi sikap dan tindakan siswa tersebut. Dalam hal ini, guru pembimbing bertugas membantu menangani masalah siswa tersebut dengan meneliti latar belakang tindakan siswa melalui serangkaian wawancara dan menggali informasi dari berbagai sumber data.

D.      SARANA
Sarana dan prasarana yang diperlukan sebagai penunjang pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling adalah sebagai berikut.
1.    Alat pengumpul data, yaitu alat pengumpul data berupa non tes seperti pedoman observasi, pedoman wawancara, sosiometri, ITP, dan lainnya.
2.    Alat penyimpan data berbentuk buku pribadi.
3.    Kelengkapan penunjang administrasi seperti format SKLBK< kartu konsultasi, kartu kasus, buku agenda kegiatan BK, blangko surat, format need assesment dan agenda surat lainnya.
4.    Kegiatan penunjang program yaitu penyuluhan narkoba, psikotes, carier days, dan lainnya.
5.    Prasarana yang diperlukan sebagai berikut.




No
Nama Barang
Jumlah
Keterangan
1.
Buku tulis folio
5 Buah
Buku kegiatan personil BK, kasus, pelanggaran tata tertib
2.
Perlengkapan ruang BK
-
Rak arsip, lap pel, vas bunga. Pengharum ruangan, taplak meja, AC,  sapu, serok sampah, kotak sampah kecil, kemoceng, pengharum ruangan, tissue, dan alas kaki.
3.
Map file
10 buah
Untuk pengarsipan data administrasi
4.
Kertas 2 rim
2 rim
Pembuatan program, pelaporan, pembuatan silabus & SKLBK, mading
5.
Buku sumber untuk kegiatan bimbingan klasikal
5 buah buku per semester
Di sesuaikan dengan kebutuhan
6.
Meja
1 buah
Tempat komputer
7.
Komputer
1 buah
Mengakases data
8.
Printer
1 buah
Membuat surat dll















BAB IV
RENCANA EVALUASI


A.      EVALUASI
Kegiatan evaluasi dilakukan pada beberapa aspek program, sebagai berikut.
1.    Isi materi layanan bimbingan
2.    SKL-BK
3.    Teknik dan strategi yang digunakan.
4.    Pencapaian tujuan program BK
5.    Perubahan tingkah laku siswa setelah mendapatkan layanan konseling individual dan kelompok.
Pelaksanaan evaluasi program BK dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut.
1.      Merumuskan masalah atau instrumentasi dengan mempersiapkan instrumen yang terkait dengan hal-hal yang dievaluasi dan meliputi dua aspek pokok yaitu: (1) tingkat keterlaksanaan program/layanan (aspek proses) dan (2) tingkat ketercapaian tujuan program/layanan (aspek hasil).
2.      Mengembangkan instrumen pengumpul data untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program dengan cara guru pembimbing menyusun instrumen yang relevan dengan kedua aspek tersebut.
3.      Mengumpulkan dan menganalisis data untuk mengetahui program apa saja yang telah dan belum dilaksanakan serta mengetahui tujuan mana saja yang telah dan belum tercapai.
4.    Melakukan tindak lanjut (follow up) meliputi dua kegiatan yaitu (1) memperbaiki hal-hal yang dipandang lemah, kurang tepat atau kurang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai dan (2) mengembangkan program dengan cara merubah atau menambah beberapa hal yang dipandang dapat meningkatkan kualitas / efektivitas program.

B.       MATRIKULASI PROGRAM BK (TERLAMPIR)


























BAB V
PENUTUP

Demikian program Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Gisting disusun guna membantu pengembangan potensi peserta didik secara optimal, untuk dapat diketahui secara umum baik oleh pihak sekolah maupun instansi terkait baik langsung maupun tidak langsung dengan proses pembelajaran di tingkat SMP.
Semoga program ini dapat dilaksanakan seoptimal mungkin dalam menjembatani keberhasilan sekolah dan terwujudkan siswa SMP Negeri 1 Gisting yang memiliki keunggulan akademis, sosial, religi sebagai wahana bagi pengembangan pendidikan bagi lulusan yang mempunyai daya saing tinggi dan berakhlak mulia.































LAMPIRAN-LAMPIRAN





SATUAN KEGIATAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING (SKL-BK)

A. Topik Bahasan                   : Pengenalan BK/Orientasi
B. Bidang Bimbingan             : Bimbingan Pribadi
C. Jenis Layanan                     : Layanan Orientasi
D. Fungsi Layanan                  : Pemahaman dan penyesuaian
E. Tujuan Layanan                  : Siswa Memahami BK
F. Sasaran Layaan                   : kelas VII SMP
G. Materi Layanan                  : Terlampir
H. Uraian kegiatan                  :
1.    Membuka Kegiatan
2.    Menjelaskan pengertian, tujuan, waktu, azas-azas, bentuk layanan dan tenaga
    pelaksana BK.
3. Membuka kesempatan tanya jawab
4. Menutup Kegiatan
I. Metode                                : Ceramah, diskusi dan tanya jawab
J. Tempat Penyelenggaraan     : gedung aula SMP N 1 Gisting
K. Waktu,Tgl,                        : 08.00-10.00 WIB 16 Juli 2018
L. Penyelenggara dan Pemateri Layanan        : Konselor Sekolah
M. Alat dan perlengkapan yang digunakan    :
     White board, spidol, lcd proyektor.
N. Rencana penilaian/ Evaluasi layanan :
     Laiseg, Laijapen, dan Laijapang.
O. Keterkaitan layanan ini dengan layanan/kegiatan pendukung :
Sebagai titik tolak pelaksanaan layanan BK, selanjutnya sesuai dengan jenis  layanan yang ada.
P. Catatan Khusus :
Siswa memiliki persepsi yang positif terhadap keberadaan BK di sekolah.

16 Juli 2018
Perencana Layanan,


                                                                                    YULIZA,S.Pd

MATERI LAYANAN ORIENTASI BK

1.      Pengertian Bimbingan dan Konseling
a.       Bimbingan
Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94), mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendir
b.      Konseling
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).

Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.

c.       Kesimpulan
Jadi disini saya simpulkan bahwa pengertian bimbingan dan konseling yaitu suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.

2.      Tujuan
a.       Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli adalah:
·         Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
·         Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
·         Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), sertadan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
·         Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
·         Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
·         Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
·         Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
·         Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.
·         Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
·         Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

b.      Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah :
·         Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
·         Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
·         Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
·         Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
·         Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
·         Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

c.       Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah :
·         Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
·         Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir.
·         Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
·         Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.
·         Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
·         Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
·         Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
·         Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki.

3.      Waktu dan posisi pelaksanaan layanan
Semua kegiatan mingguan (kegitan layanan dan/atau pendukung bimbingan dan konseling) diselenggarakan di dalam kelas (sewaktu jam pembelajaran berlangsung) dan/atau di luar kelas (di luar jam pembelajaran)
a)      Di dalam jam pembelajaran:
Ø  Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan belajar siswa dalam tiap kelas untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.
Ø  Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas (rombongan belajar per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.
Ø  Kegiatan tatap muka nonklasikal diselenggarakan dalam bentuk layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus.
b)      Di luar jam pembelajaran:
Ø  Kegiatan tatap muka nonklasikal dengan siswa dilaksanakan untuk layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, mediasi, dan advokasi serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
Ø  Satu kali kegiatan layanan/pendukung bimbingan dan konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam kelas.
Ø  Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam pembelajaran satuan pendidikan maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan satuan pendidikan.
Ø  Program pelayanan bimbingan dan konseling pada masing-masing satuan pendidikan dikelola oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan bimbingan dan konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler dengan mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas satuan pendidikan.

4.      Asas-asas Bimbingan dan Konseling
a.       Asas Kerahasiaan (confidential); yaitu asas  yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan peserta didik  (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing  (konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin,
b.      Asas Kesukarelaan; yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
c.       Asas Keterbukaan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien)  yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru  pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan  dan kekarelaan.
d.      Asas Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan  yang diberikan kepadanya.
e.       Asas Kemandirian; yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan  bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor)  hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
f.       Asas Kekinian; yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling  yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien)  pada saat sekarang.
g.      Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
h.      Asas Keterpaduan; yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi  dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
i.        Asas Kenormatifan; yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan,  dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan  bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.
j.        Asas Keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.  Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan   dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
k.      Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih tangan  kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor),  dapat mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah.
l.        Asas Tut Wuri Handayani; yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya  kepada peserta didik (klien) untuk maju.
 
5.      Bentuk layanan dan tenaga pelaksana bimbingan  dan konseling
Bentuk layanan
Prayitno, menjelaskan bahwa layanan BK mencakup sembilan jenis layanan, yaitu:
a.       Layanan Orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru tersebut.
b.      Layanan Informasi
Layanan informasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan klien.
c.       Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memperoleh penempatan dan penyaluran yang sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.
d.      Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten yakni layanan konseling yang memungkinkan klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
e.       Layanan Konseling Individual
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien. Konseli/klien mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang profesional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologi. Konseling ditujukan pada individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam mengalami masalah pendidikan, pekerjaan dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri. Dapat disimpulkan bahwa konseling hanya ditujukan pada individu-individu yang sudah menyadari kehidupan pribadinya.
f.       Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli/klien. Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
g.      Layanan Konseling Kelompok
Strategi berikutnya dalam melaksanakan program BK adalah konseling kelompok. Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan.
h.      Layanan Mediasi
Layanan mediasi yakni layanan konseling yang memungkinkan permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat terentaskan dengan konselor sebagai mediator.
i.        Layanan Konsultasi
Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai suatu proses penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah. konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada klien, tetapi secara tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang diberikan orang lain.

TENAGA PELAKSANAAN BK DI SEKOLAH
A.    Kepala Sekolah
Kepala sekolah bertugas untuk mengawasi pelaksanaan BK disekolah. Selain itu kepala sekolah juga dapat menerima alih tangan kasus dari guru BK yang tidak dapat diselesaikan oleh guru BK. Kepala sekolah juga dapat mengesahkan berbagai dokumen yang dapat membantu program yang dijalankan oleh sekolah.
B.     Koordinator Bimbingan dan Konseling
Ø  Guru BK senior.
Ø   Guru WAKA ( Wakil Kesiswaan ).
Ø  Guru BK
C.     Guru BK adalah orang yang membantu siswa dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu jika tugas yang dijalankan oleh guru BK tidak bisa ia jalankan maka dapat dialih tangan kan melalui atau beberapa instansi yang lebih berwenang.



SATUAN KEGIATAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING (SKL-BK)

A. Topik Bahasan                   : landasan perilaku etis
B. Bidang Bimbingan             : pribadi
C. Jenis Layanan                     : layanan klasikal
D. Fungsi Layanan                  : pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan                  : Siswa dapat mengetahui tentang landasan perilaku etis
F. Sasaran Layaan                   : kelas VII SMP
G. Materi Layanan                  : terlampir
H. Uraian kegiatan
1.    Membuka Kegiatan
2.    Menjelaskan landasan perilaku etis
3. Membuka kesempatan tanya jawab
4. Menutup Kegiatan
I. Metode                                : ceramah, diskusi, Tanya jawab
J. Tempat Penyelenggaraan     : ruang kelas
K. Waktu,Tgl,                        : 25 Agustus 2018
L. Penyelenggara dan Pemateri Layanan        : guru BK dan guru Mata pelajaran
  agama
M. Alat dan perlengkapan yang digunakan    :    
White board, spidol, lcd proyektor.
N. Rencana: Laiseg, Laijapen, dan Laijapang.
O. Keterkaitan layanan ini dengan layanan/kegiatan pendukung :
Memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa
P. Catatan Khusus :



25 Agustus 2018
Perencana Layanan,


                                                                                    YULIZA


LANDASAN PERILAKU ETIS

A. Pengertian Etika
Menurut para ahli, etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya serta menegaskan yang baik dan yang buruk. Berikut akan dipaparkan mengenai pengertian etika berdasarkan pendapat para ahli.
1)      Drs. O.P. Simorangkir, etika atau etik dapat diartikan sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai baik.
2)      Drs. Sidi Gajabla dalam sistematika filsafat mengartikan etika sebagai teori tentang tingkah laku, perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
3)      Drs. H. Burhanudin Salam berpendapat bahwa etika merupakan cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
4)      Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1995 ), etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
5)      Maryani dan Ludigdo, etika merupakan seperangkat aturan, norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi.
6)      Ahmad Amin mengungkapkan bahwa etika memiki arti ilmu pengetahuan yang menjelaskan arti baik atau buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dicapai oleh manusia dalam perbuatan dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat oleh manusia.
7)      Soegarda Poerbakawatja mengartikan etika sebagai filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai – nilai, ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia terutama mengenai gerak – gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangandan perasaan sampai mengenai tujuan dari bentuk perbuatan.

Adapun definisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Etika ialah ilmu tentang baik dan buruknya perilaku, hak dan kewajiban moral; sekumpulan asa atau nila-nilai yang berkaitan dengan akhlak; nilai mengenai benar atau salahnya perbuatan atau perilaku yang dianut masyarakat. 
B. Pengertian Etik
Etik atau ethics berasal dari bahasa Yunani, yaitu etos yang artinya adat, kebiasaan, perilaku, atau karakter. Sedangkan menurut kamus Webster, etik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral. Dapat disimpulkan etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutya manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar.
C. Pengertian Etiket
Etiket atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi suatu kebiasaan didalam suatu masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu bentuk perbuatan yang nyata. 




SATUAN KEGIATAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING (SKL-BK)

A. Topik Bahasan                   : Kematangan Emosional
B. Bidang Bimbingan             : pribadi
C. Jenis Layanan                     : layanan klasikal
D. Fungsi Layanan                  : pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan                  : Siswa dapat mengetahui tentang gambaran
  Kematangan Emosional
F. Sasaran Layaan                   : kelas VII SMP
G. Materi Layanan                  : terlampir
H. Uraian kegiatan
1.      Membuka Kegiatan
2.    Menjelaskan tentang gambaran kematangan emosional
3. Membuka kesempatan tanya jawab
4. Menutup Kegiatan
I. Metode                                : ceramah, diskusi, Tanya jawab
J. Tempat Penyelenggaraan     : ruang kelas
K. Waktu,Tgl,                        : 07 Maret 2019
L. Penyelenggara dan Pemateri Layanan        : guru BK
M. Alat dan perlengkapan yang digunakan    :    
White board, spidol, lcd proyektor.
N. Rencana: Laiseg, Laijapen, dan Laijapang.
O. Keterkaitan layanan ini dengan layanan/kegiatan pendukung :
Memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa
P. Catatan Khusus :



07 Maret 2019
Perencana Layanan,


                                                                                    YULIZA


KEMATANGAN EMOSIONAL

Chaplin (2011:165) mengungkapakan bahwa kematangan emosi  adalah satu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedawasaan dari perkembangan emosional dan karena itu pribadi yang bersangkutan tidak lagi menampilan pola emosional yang pantas bagi anak-anak.

Yustinus Semiun (2006:410) mendefinisikan kematangan emosi mengacu pada kapasitas seseorang untuk bereaksi dalam berbagai situasi kehidupan dengan cara-cara yang lebih bermanfaat dan bukan dengna cara- cara bereaksi anak-anak.

Berdasarkan uraian  di atas dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi sebagai keadaan dimana suatu individu dapat menerima suatu keadaan atau kondisi dengan memunculkan emosi yang sesuai dengan apa yang terjadi padanya tanpa berlebihan
 atau meledak-ledak.

Selain itu individu tersebut mampu berfikir secara kritis terlebih dahulu sebelum mengutarakan apa yang dirasakannya sehingga mampu mengutarakan hal tersebut pada waktu yang tepat dan dengan cara yang dapat diterima oleh orang lain.













SATUAN KEGIATAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING (SKL-BK)

A. Topik Bahasan                   : Kesadaran Tanggung jawab
B. Bidang Bimbingan             : pribadi
C. Jenis Layanan                     : Konseling Kelompok
D. Fungsi Layanan                  : perbaikan dan pengembangan
E. Tujuan Layanan                  : Siswa dapat memiliki kesadaran tanggung jawab
F. Sasaran Layaan                   : kelas VII SMP
G. Materi Layanan                  : terlampir
H. Uraian kegiatan
1.      Membuka Kegiatan dan membagi kelompok
2.    Menjelaskan tahapan kegiatan konseling kelompok
3. memulai kegiatan inti
4. Menutup Kegiatan
I. Metode                                : diskusi
J. Tempat Penyelenggaraan     : ruang kelas
K. Waktu,Tgl,                        : 03 September 2018
L. Penyelenggara dan Pemateri Layanan        : guru BK
M. Alat dan perlengkapan yang digunakan    : -
N. Rencana: Laiseg, Laijapen, dan Laijapang.
O. Keterkaitan layanan ini dengan layanan/kegiatan pendukung :
Memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa
P. Catatan Khusus : (hasil pengamatan saat proses kegiatan berlangsung)



03 September 2018
Perencana Layanan,


YULIZA





KESADARAN TANGGUNG JAWAB

A.    Konsep Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus bahasa indonesia adalah, keadaan wajib menaggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menaggung, memikul,menanggung segala sesuatunya,dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat
 sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati,artinya sudah menjadi bagian hidup manusia ,bahwa setiap manusia di bebani dengan tangung jawab.apabila di kaji tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus di pikul sebagai akibat dari perbuatan pihak
 yang berbuat.
Tanggung jawab adalah cirri manusia yang beradab.manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengadilan atau pengorbanan .

B.     Kesadaran Bertanggung Jawab
Timbulnya kesadaran bertanggung jawab karena manusia hidup bermasyarakat danhidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya saja terhadapsesame manusia dan alam lingkungannya. Manusia bertindak sesuai dengan normakehidupan yang tercermin dalam system nilai budaya mereka, sehingga terciptakeseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesama manusia dan alam lingkungan.Sebaliknya, apabila manusia bertindak semaunya saja, manusia wajib menanggung,memikul beban, dan memenuhi segala akibatnya bagi dirinya sendiri dan terhadap pihak lain yang dirugikan, atau rela dan berkorban kepada alam lingkungannya guna memulihkan kembali skeseimbangan, keserasian, dan keselarasan yang telahterganggu.Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupanmanusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila iatidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu darisisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat iaharus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harusmemulihkan kedalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, phak lain yang akan memulihkan baik dengan caraindividual maupun dengan cara kemasyarakatan.Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruknya perbuatannya itu,dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertnggung jawab perlu ditempuhusaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan YangMaha Esa.c.

Menurut pendapat saya, sifat tanggung jawab merupakan salah satu sikap terpuji yang ada pada diri manusia. Sikap terpuji atau sikap tanggung jawab tersebut dapat terus membaik ataupun dapat tergeser dari setiap individu akibat faktor eksternal. Karena tanggung jawab pasti berada didalam diri manusia dan kita tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Menurut saya tanggung jawab bisa dikelompokkan menjadi 2 hal, yang pertama yaitu tanggung jawab kepada diri sendiri. Baik buruknya sesuatu kejadian yang terjadi pada diri kita dipertanggung jawabkan oleh diri kita, bukan oleh orang lain dan tidak menyalahkan siapapun ataupun yang paling buruk adalah menyalahkan takdir. Kita mempunyai tanggung jawab kepada diri kita, berusaha semampunya adalah kunci agar kita dapat mempertanggung jawabkan semua perbuatan kita di dunia ini. Yang kedua adalah tanggung jawab kepada orang lain dan lingkungan sekitar, manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya untuk pengembangan dirinya. Dengan kata lain, ia mempunyai kewajiban-kewajiban moral terhadap lingkungan sosialnya. Seperti contoh jika mencemooh orang lain atau menjelekkan nama baik orang lain maka bisa saja orang itu tidak terima dan sebagai akibatnya dia bisa saja mengancam kita atau perlakuan apapun yang bisa berakibat fatal dan kita harus mempertanggung jawabkan apa yang telah kita perbuat itu. Jika kita tidak melakukan tanggung jawab kepada orang lain jangan harap suatu saat kita menuntut orang lain untuk bertanggung jawab kepada kita. Sama halnya dengan jika kita berlaku adil, maka orang lain pun akan berlaku adil kepada kita. Karena seperti yang sering kita dengar “Barang siapa yang berbuat kebaikan, walau sebesar biji atom, dia akan melihatnya. Dan barang siapa yang berbuat kejelekan, walau sebesar biji atom, maka ia akan melihatnya pula”

MEKANISME KERJA BIMBINGAN DAN KONSELING

Guru Mata Pelajaran
Wali Kelas
Guru Pembimbing
Kepala Sekolah







 






















               Diketahui





               Diketahui

               Diketahui
               Diketahui



                Diketahui

                Diketahui








MEKANISME PENANGANAN SISWA BERMASALAH DI SEKOLAH
 



































REKAP ABSENSI SISWA
KELAS VII
SMP NEGERI 1 GISTING
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

BULAN                                  : JULI
JUMLAH HARI EFEKTIF   : TIGA HARI


KELAS
ABSENSI

JUMLAH
JUMLAH

%

NAMA WALI KELAS

KETERANGAN
S
I
A
SISWA
VIIII








VIII2








VIII3








Jumlah










                       Jumlah Absen_______ x 100%
 Jumlah Siswa x Jumlah Hari Efektif
           

Mengetahui/menyetujui
Kepala Sekolah





AMIR RUDIN
NIP 2213 887 200 67


Koordinator BK,





YULIZA,S.Pd
NIP 14020010
Pringsewu ,0 2014
Guru BK/Konselor,





WANDA
NIP 1158 606 444 88





LAPORAN KONFERENSI KASUS
SMP NEGERI 1 GISTING
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

1.      Hari/Tanggal   :
2.      Nama Siswa    :
3.      Kelas               :
4.      Dihadiri oleh   :
a.       .......................................................................................................................
b.      .......................................................................................................................
c.       .......................................................................................................................
d.      .......................................................................................................................
e.       ........................................................................................................................
f.       ........................................................................................................................

5.      Masalah
............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................

6.      Pembahasan Masalah
............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................

7.      Evaluasi dan Tindak Lanjut
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
...........................................................................................................................
..................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................


Mengetahui/menyetujui
Kepala Sekolah




AMIR RUDIN
NIP 2213 887 200 67

Koordinator BK,





YULIZA,S.Pd
NIP 14020010
Talang Padang, 24 September 2018
Guru BK/Konselor,




WANDA
NIP 1158 606 444 88




KERTAS KERJA GURU PEMBIMBING/KONSELOR
SMP NEGERI 1 GISTING
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
BULAN: JULI
No.
Hari/Tanggal
Kegiatan Layanan BK
Tindak Lanjut





































































Mengetahui/menyetujui
Kepala Sekolah





AMIR RUDIN
NIP 2213 887 200 67


Koordinator BK,





YULIZA,S.Pd
NIP 14020010
Talang Padang, 09 juli 2018
Guru BK/Konselor,





WANDA
NIP 1158 606 444 88


LAPORAN LAYANAN KONSULTASI ORANG TUA SISWA
SMP NEGERI 1 GISTING
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
BULAN: AGUSTUS
No.
Nama Siswa
Kelas
Perihal
Hasil/Tindak Lanjut































































































                                                                             
Mengetahui/menyetujui
Kepala Sekolah





AMIR RUDIN
NIP 2213 887 200 67

Koordinator BK,






YULIZA,S.Pd
NIP 14020010
Talang Padang 11 agustus 2018
Guru BK/Konselor,





WANDA
NIP 1158 606 444 88


LAPORAN LAYANAN KONSULTASI WALI KELAS
SMP NEGERI 1 GISTING
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
BULAN: FEBUARI
No
Nama Siswa
Kelas
Perihal
Hasil/Tindak Lanjut































































































       
Mengetahui/menyetujui
Kepala Sekolah





AMIR RUDIN
NIP 2213 887 200 67


Koordinator BK,





YULIZA,S.Pd
NIP 14020010
Talang Padang,  02 Febuari 2019
Guru BK/Konselor,





WANDA
NIP 1158 606 444 88

Tidak ada komentar:

Posting Komentar