TUGAS INDIVIDU
PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Dosen Pengampu: ASTONI NURDIN, M.Pd.
OLEH :
YULIZA
14 020 010
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
(STKIP-MPL)
2015
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Koordinator BK,
YULIZA,S.Pd
NIP 14020010
|
Guru BK,
WANDA
NIP 1158 606 444 88
|
Menyetujui
Kepala
Sekolah,
AMIR RUDIN
NIP 2213 887 200 67
Mengetahui
Pengawas SMP Kecamatan Talang Padang
Drs.
Samsul
NIP
5678 123 342 10
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayahNya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah tugas
individu terkait Program
Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Gisting untuk tahun
pelajaran 2018/2019 .
Program Bimbingan dan
konseling ini disusun berdasarkan hasil Analisis Tes perkembangan (ATP) peserta
didik yang telah dilaksanakan. Dalam penyusunan program ini kami telah berusaha
semaksimal mungkin agar program ini dapat dimengerti dan menjadi pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1 Gisting.
Semoga
program ini dapat bermanfaat untuk menunjang pelaksanaan pendidikan di
lingkungan SMP Negeri 1 Gisting pada
khususnya dan dapat menjadi gambaran dalam penyusunan Program BK bagi guru BK
kota Gisting pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan laporan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat penulis
harapkan dari pihak para pembaca . Harapan penulis kepada pembaca tidak lain
hanyalah peran serta memanfaatkan laporan ini sebaik mungkin sebagai wujud laporan ini benar benar mampu memberikan
sumbangsih pengetahuan
Pringsewu, 03 Maret 2018
YULIZA
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL...............................................................................................1
HALAMAN
PENGESAHAN.................................................................................2
KATA
PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR
ISI............................................................................................................4
BAB
I PENDAHULUAN
A. RASIONAL ……………………………………………………………………6
B.
LANDASAN
HUKUM ………………………………………………………. 7
C.
VISI
DAN MISI ……………………………………………………………….7
D.
DESKRIPSI
KEBUTUHAN…………………………………………………...8
E. TUJUAN ……………………………………………………………………....9
BAB
II PENJABARAN PROGRAM BK
A.
KOMPONEN
PROGRAM …………………………………………………....11
B.
BIDANG
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ………………….12
C.
FUNGSI
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ………………....12
D.
STRATEGI
……………………………………………………………………13
E.
SASARAN
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ………………15
F.
GARIS-GARIS
BESAR ISI PROGRAM BIMBINGAN
DAN
KONSELING PERKEMBANGAN …………………………………..15
G.
WAKTU
DAN TEMPAT LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
.17
BAB
III ORGANISASI DAN ANGGARAN
A.
ORGANISASI
DAN PERSONAL …………………………………………..19
B.
MEKANISME
KERJA ……………………………………………………….20
C.
POLA
PENANGANAN PESERTA DIDIK BERMASALAH ………………21
D. SARANA DAN ANGGARAN BIAYA ……………………………………...22
BAB
IV RENCANA EVALUASI
A.
EVALUASI
…………………………………………………………………...24
B.
REKOMENDASI
……………………………………………………………..24
C.
MATRIKULASI
PROGRAM ………………………………………………...24
BAB
V PENUTUP
……….……………………………………………………….25
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................................26
SATUAN KEGIATAN LAYANAN
BK..................................................................27
MEKANISME KERJA BIMBINGAN DAN KONSELING....................................51
MEKANISME PENANGAN SISWA
BERMASALAH..........................................52
REKAP ABSEN SISWA...........................................................................................53
LAPORAN KONFERENSI KASUS.........................................................................55
KERTAS KERJA GURU PEMBIMBING/KONSELOR.........................................57
LAPORAN LAYANAN KONSULTASI ORANG TUA SISWA...........................58
LAYANAN KONSULTASI WALI KELAS...........................................................59
GRAFIK PROFILE KELOMPOK...........................................................................60
MATRIKULASI
PROGRAM..................................................................................61
BAB
I
PENDAHULUAN
A. RASIONAL
Sekolah
sebagai pendidikan formal dipandang sebagai suatau sistem yang terdiri dari
tiga sub sistem, yaitu : pengajaran dan pelatihan (interaksi belajar mengajar
dan pelatihan) serta bimbingan dan konseling. Sekolah menengah pertama sebagai lembaga pendidikan formal menyediakan fasilitas
pembelajaran dalam bidang akademik maupun non akademik yang dapat dikembangkan oleh masing-masing
peserta didik sesuai minat dan bakat serta potensi-potensi yang ada dalam
dirinya. Hal ini bertujuan guna mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik secara
optimal untuk menciptakan generasi penerus yang memiliki karakter serta
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu peserta didik yang memiliki
integritas, etos kerja, serta gotong-royong terhadap sesama. Sehingga mampu
bersaing di kancah Nasional maupun Internasional dan siap mengharumkan nama
baik bangsa Indonesia pada umumnya dan membanggakan orangtua pada khususnya.
Penyelenggaraaan
Bimbingan dan Konseling disekolah hadir sebaagai suatu upaya memfasilitasi
peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai
tugas-tugas perkembangannya yang menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual,
dan moral spiritual. Untuk itu progrm bimbingan dan konseling yang diterapkan
disekolah harus sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, dan tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan. Bimbingan
dan konseling sangat berperan penting dengan kata lain Bimbingan dan Konseling sesungguhnya
adalah senjata ampuh bagi sekolah untuk mengetahui segala hambatan-hambatan
belajar peserta didik, pendukung pembelajaran, serta kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan oleh peserta didik dalam menempuh pendidikan di suatu sekolah.
Dengan demikian personil sekolah yng bersangkutan tentu akan lebih mudah serta
tepat dalam pemberian layanan kepada peserta didik dalam rangka membantu
pengembangan potensi peserta didik secara optimal. Sehingga pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling yang baik akan menjadi salah satu faktor keberhasilan
dari kegiatan pendidikan, sebaliknya jika pelaksanaan layanan Bimbingan dan
Konseling tidak berjalan dengan baik tentu akan menjadi penghambat bagi
pengembangan potensi peserta didik. Untuk
membantu siswa dalam proses pembelajaran, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pribadi agar dapat membantu
secara keseluruhan proses belajarnya yang tentunya berkenaan dengan aspek
sosial, belajar, dan karir.
Peserta
didik SMP sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses
berkembang atau menjadi (on becoming) , yaitu berkembang kearah kematangan atau
kemandirian.peserta
didik SMP merupakan generasi Emas penerus bangsa yaitu sebagai agent of change
(agen perubahan). Dalam mencapai
kematangan tersebut peserta didik memerlukan bimbingan karena mereka
masih kurang memiliki pemahahan atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya,
juga pengalaman dalam menentukan arah hidupnya. Kondisi seperti ini menuntut
dibentuknya program yang berlandaskan tugas-tugas perkembangan peserta didik,
sehingga mampu menemukan dirinya, memahami lingkungan sosial dan merencanakan
masa depan. Untuk mewujudkannya seluruh personil sekolah harus mendukung pelaksanaan
program agar dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil maksimal. Dalam hal
ini pendidik sangat berperan dalam
mengarahkan atau membimbing peserta didik untuk menemukan jati dirinya yaitu
memahami potensi yang dimilikinya, serta membentuk perilaku-perilaku positif
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila serta norma-norma yang berlaku dalam
sekolah maupun masyarakat. Agar menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas, berkarakter serta berakhlak mulia.
Berdasarkan
evaluasi program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Gisting laboratorium
percontohan Universitas
Negeri Palembang tahun pelajaran
2018/2019 yang telah melaksanakan, serta pengembangan program. Bimbingan dan
Konseling sangat
berperan penting dalam pendidikan formal dalam upaya pengembangan potensi pesrta didik baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir. Pelaksanaan bimbingan
dan konseling dengan baik menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam kegiatan
pendidikan, sebaliknya jika pelaksanaan bimbingan dan konseling tidak berjalan
dengan baik maka akan menghambat keberhasilan perkembangan peserta didik dalam kegiatan pendidikan.
Upaya tim BK SMP N 1 Gisting Percontohan Universitas Negeri Palembang
yang dilakukan dalam menumbuhkembangkan para siswa untuk
menjadi sumber
daya yang berkualitas dan berguna untuk diri dan
lingkungannya akan lebih ditingkatkan lagi, baik itu melalui kegiatan; 1) layanan
pendataan, 2) pemberian informasi, 3) penempatan, 4) konseling, serta 5)
evaluasi dan tindak lanjut. Melalui penciptaan suasana yang kondusif guna
menunjang kesuksesan belajar, karir, pribadi dan sosial siswa yang mencerminkan
empat aspek kompetensi layanan bimbingan konseling yang berlandaskan pada tata
kehidupan etis normatif dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
B.
LANDASAN
HUKUM
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di SMP
Negeri 1 Gisting percontohan Universitas Negeri Palembang mengacu kepada landasan hukum yang terdiri
dari :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Permendiknas 27 tahun 2008 Tentang standar kulaifikasi
akademik dan kopetensi konselor
3. UU No.14/2005 tentang Guru dan Dosen yang secara
eksplisit menekankan perlunya profesionalisme
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional pendidikan
5. Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
6. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang standar
proses
7. Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dirumuskan SKL yang
harus dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran bidang studi
8. Peremendiknas no 24 tahun 2007 Tentang standar sarana
prasarana
9. Permendiknas no 19 tahun 2007. Tentang standar
pengelolaan
10. PP no 48 tahun 2008 Tentang standar pembiayaan
pendidikan
11. Permendiknas no 20 tahun 2007 Tentang standar
penilaian pendidikan
12. PP No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru
13. Permendiknas No. 16 Tahun 2009, tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
14. Petunjuk
Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Depdikbud Tahun 1994
15. Program
Sekolah SMP N 1 Gisting
Percontohan Universitas Negeri
Palembang.
16. Rapat
Kerja Koordinator dan Staf Bimbingan dan Koseling SMP N 1 Gisting PERCONTOHAN
Universitas Negeri Malang.
C. VISI DAN MISI
Visi
bimbingan dan konseling (BK) di SMPN 1 Gisting Percontohan
adalah mewujudkan sekolah menengah pertama yang memiliki keunggulan akademis,
sosial, religi sebagai wahana bagi pengembangan pendidikan bagi lulusan yang
mempunyai budaya saing tinggi dan akhlak mulia.
Adapun visi
misi BK di SMP N 1
Gisting
Percontohan
Universitas Negeri
Palembang adalah “
Religius Santun Unggul danTerdepan
Indikator
Visi :
1.
|
Religius
|
:
|
Suasana sekolah agamis yang didukung
oleh adanya tempat ibadah yang representatif untuk semua warga sekolah.
|
2.
|
Santun
|
:
|
Terciptanya suasana kerukunan antar warga sekolah,
saling menghargai, saling menghomati dan terwujudnya budaya
senyum salam dan sapa (3S)
|
3.
|
Unggul
|
:
|
Memiliki prestasi yang ditandai dengan lebih dari 75% lulusan terserap di SMA ternama.
|
4.
|
Terdepan
|
:
|
Menjadi duta Kabupaten Pringsewu dalam mengikuti
event perlombaan pada tingkat Propinsi, Nasional, maupun
internasional.
|
MISI :
1.
Mengembangkan sarana dan prasarana serta menejemen secara profesional
menuju sekolah model berbasis IT.
2.
Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan di bidang IT,
pembelajaran, dan administrasi.
3.
Menyelenggarakan program Sistem Kredit Semester (SKS) untuk memberikan
pelayanan terbaik bagi siswa.
4.
Menyelenggarakan pendidkan secara profesional baik melalui kegiatan
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
5.
Menjalin kerja sama dengan pemangku kepentingan, perguruan tinggi,
organisasi prestasi, dan dunia usaha.
D. DESKRIPSI KEBUTUHAN
Penetapan kebutuhan layanan Bimbingan
dan Konseling di SMP Negeri 1 Gisting menggunakan Inventori Tugas Perkembangan (ITP), yang
dilakukan di kelas VII.
Dari sepuluh aspek yang diungkap melalui
ITP, 8 aspek terendah dalam pencapaian tugas
perkembangan siswa sebagai berikut.
Table 1.1
Profil Tugas Perkembangan Terendah Kelas
VII
No
|
Tugas Perkembangan
|
Butir
|
TP
|
1
|
Landasan prilaku etis
|
2-2
|
3.00
|
2
|
Kematangan emosional
|
3-3
|
3.05
|
3
|
Kematangan intelektual
|
4-3
|
3.15
|
4
|
Peran sosial sebagai pria atau wanita
|
6-4
|
3.77
|
5
|
Kesadaran tanggung jawab
|
5-4
|
3.20
|
6
|
Wawasan persiapan karir
|
9-2
|
3.23
|
7
|
Kesadaran tanggung jawab
|
5-1
|
3.25
|
8
|
Landasan prilaku etis
|
2-4
|
3.27
|
Berdasarkan tabel yang telah dipaparkan dapat
dipahami terdapat
adanya kebutuhan pada beberapa aspek perkembangan. Meliputi landasan prilaku etis khususnya butir 2-2 (hormat kepada orang tua), kematangan intelektual pada butir 4-3 (kemampuan membela hak pribadi), kematangan emosional 3-3(pengendalian emosi), Peran sosial
sebagai pria atau wanita 6-4 (cita cita sesuai jenis kelamin), Kesadaran tanggung
jawab 5-4 (Disiplin), Wawasan Persiapan karir 9-2 (Kesungguhan belajar),
Kesadaran tanggung jawab 5-1 (Mawas
diri), Landasan prilaku etis 2-4 (Ketertiban dan kepatuhan).
Dari hasil uraian tersebut dapat diasumsikan bahwa kebutuhan yang paling mendasar yakni yang memiliki
skor tugas perkembangan yang paling rendah yaitu landasan prilaku etis dengan
TP 3.00. Adapun Kebutuhan-kebutuhan tersebut ditempatkan dalam posisi yang penting dan dijadikan sebagai dasar dalam pemberian bantuan dan layanan bimbingan dan konseling
yang akan dilaksanakan, dan dengan materi-materi yang mampu menyentuh dimensi
perkembangan peserta didik.
Penyusunan program juga berdasarkan pada assesment lingkungan yang menitik beratkan pada harapan dan keinginan
sekolah untuk mewujudkan sekolah menengah pertama yang memiliki
keunggulan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
E. TUJUAN
1.
Tujuan umum
Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan memiliki
kecerdasan Intelektual, Emosional, Spiritual serta beriman dan berakhlak mulia.
2. Tujuan khusus
a. Membantu siswa untuk memperoleh
kesadaran diri dan mengembangkan sikap-sikap positif
b. Membantu siswa dalam membuat
pilihan-pilihan yang sehat dan memiliki rasa tanggung jawab.
c. Memotivasi siswa untuk semangat
belajar serta unggul dalam prestasi dan disiplin.
d. Memenuhi kebutuhan yang ditemukan
pada siswa.
e. Siswa mampu mengaplikasikan materi
pengembangan diri yang telah diberikan konselor.
f. Membantu siswa untuk mengeluarkan
keluh kesah yang mungkin dialami waktu belajar / masalah lainnya, baik yang
siswa temukan di sekolah maupun di rumah.
g. Membantu perkembangan kesadaran diri siswa dan
mencegah siswa terlibat hal yang membahayakan.
BAB II
PENJABARAN PROGRAM BK
A. KOMPONEN PROGRAM
Lingkup program bimbingan dan
konseling yang akan aplikasikan terdiri dari empat komponen layanan sebagai
berikut.
No
|
Komponen program
|
Pengertian
|
Tujuan
|
Fokus pengembangan
|
1.
|
Layanan Dasar
|
Proses pemberian bantuan kepada seluruh siswa
melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur.
|
Membantu siswa mengembangkan perilaku efektif dan
keterampilan hidup yang mengacu pada tugas perkembangannya.
|
Layanan bimbingan belajar, bimbingan sosial,
bimbingan pribadi, dan bimbingan karir.
|
2.
|
Layanan Responsif
|
Pemberian bantuan kepada siswa yang menghadapi
kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera karena akan
menghambat pencapaian tugas perkembangan.
|
Membantu memahami kebutuhan yang dirasakan sangat
penting oleh siswa saat ini.
|
Bergantung kepada masalah atau kebutuhan siswa.
|
3.
|
Perencanaan Individual
|
Bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan dan
melakukan aktifitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan.
|
Upaya memfasilitasi siswa untuk merencanakan,
memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir dan pengembangan sosial
pribadi oleh dirinya sendiri.
|
Berkaitan erat dengan pengembangan aspek akademik,
karir dan sosial pribadi.
|
4.
|
Dukungan Sistem
|
Kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur dan
pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan yang secara
tidak langsung memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa.
|
Memantapkan. memilihara dan meningkatkan program
bimbingan secara menyeluruh melalui perkembangan profesional.
|
Networking, kegiatan manajemen, riset dan
pengembangan.
|
B.
BIDANG LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Berdasar
pada keunikan, potensi dan ragam masalah individu, bidang layanan bimbingan dan
konseling terdiri dari empat jenis
bidang layanan, yaitu sebagai berikut.
1.
Bimbingan Pribadi, yaitu jenis bidang layanan BK yang secara khusus
memfasilitasi peserta didik (klien) dalam mengetahui, memahami, menerima,
mengarahkan, dan mengembangkan diri secara optimal, menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu cakap, kreatif, mandiri, serta bertanggung jawab, memiliki kesadaran
diri, mengembangkan sikap positif, membuat pilihan secara tepat dan efektif.
2.
Bimbingan Sosial, yaitu jenis bidang layanan BK yang secara khusus
memfasilitasi peserta didik agar
mereka mengenal dan berhubungan
dengan lingkungan sosial yang dilandasi akhlak mulia, empati, respek,
menghargai orang lain, mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi, dapat
menyelesaikan konflik dan bertanggung jawab.
3.
Bimbingan Belajar, yaitu jenis bidang layanan BK yang secara khusus
memfasilitasi peserta didik agar mereka dapat mengembangkan diri, memiliki
kebiasaan belajar yang efektif untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan. Serta
menyiapkan mereka untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi,
dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, memiliki keterampilan dan
kemampuan dalam menghadapi evaluasi/ujian. Dengan kata lain, bidang layanan BK
yang ditujukan untuk mengembangkan peserta didik agar dapat mempelajari
berbagai macam ilmu pengetahuan beserta cara mendapatkannya (learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar mengembangkan
diri (learning to be), dan belajar
hidup berdampingan dengan yang lain secara harmonis (learning to live to gether).
4.
Bimbingan Karier, yaitu salah satu jenis bidang layanan BK yang secara
khusus memfasilitasi peserta didik dalam merencanakan dan mengembangkan masa
depan kariernya sehingga peserta didik dapat membentuk identitas karier dengan
cara mengenali ciri-ciri pribadi (bakat, minat, kepribadian, keterampilan dan
kemampuan) dan lingkungan dunia kerja,
merencanakan masa depan, membentuk pola-pola karier, serta membuat pilihan dan
keputusan karier yang efektif.
C.
FUNGSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Program
layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan memiliki
beberapa fungsi sebagai berikut.
1.
Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi layanan BK dalam rangka meningkatkan
pemahaman seluruh civitas akademika SMP dan pihak-pihak terkait lainnya sesuai
dengan keperluan pengembangan potensi peserta didik. Fungsi ini meliputi
pemahaman diri dan lingkungan seluruh civitas akademika SMP serta lingkungan
“yang lebih luas”.
2.
Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi layanan BK dalam rangka mengupayakan agar
peserta didik terhindar dari berbagai masalah yang berpotensi mengganggu,
menghambat atau menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam proses pencapaian
perkembangannya.
3.
Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi layanan BK dalam rangka mengupayakan agar
peserta didik dapat mengatasi masalah yang dihadapi dan memperbaiki perilaku
salah suai (maladjusment).
4.
Fungsi penyaluran, yaitu fungsi BK dalam membantu konseli memilih kegiatan
ekstrakurikuler yang sesuai minat, bakat, keahlian dan ciri kepribadian
lainnya.
5.
Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi layanan BK dalam rangka mempertahankan dan
mengembangkan berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik agar mencapai
perkembangan optimal dan berkelanjutan.
6.
Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi BK dalam membantu konseli agar dapat menyesuaian diri dan
lingkungannya secara dinamis dan konstrktif.
D. STRATEGI
Strategi
pelaksanaan komponen-komponen yang telah dipaparkan diuraiakan sebagai berikut.
1. Strategi
Layanan Dasar
a.
Bimbingan
Klasikal, layanan bimbingan diberikan kepada peserta didik secara terprogram. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di
kelas. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain storming (curah pendapat).
b.
Layanan
Orientasi, merupakan suatu kegiatan yang mengarahkan peserta didik
untuk dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah baru. Layanan
orientasi dilaksanakan pada awal program tahun
pelajaran baru.
c.
Layanan
informasi, yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang
bermanfaat bagi peserta didik melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung melalui media
cetak maupun elektronik.
d.
Bimbingan
Kelompok, pelayanan kepada peserta didik melalui kelompok-kelompok-kelompok
kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan
minat para peserta didik. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini
adalah masalah yang bersifat umum (common
problem) dan tidak rahasia.
e.
Aplikasi
Instrumen, merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang
pribadi peserta didik dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data ini dapat
dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes.
2. Strategi
Layanan Responsif
a.
Konseling
Individual atau Kelompok : kegiatan ini dilakukan untuk membantu para
siswa yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas tugas
perkembangannya.
b.
Referal
: Layanan referal dilakukan apabila permasalahan siswa diluar batas wewenang
konselor untuk menangani.
c.
Kolaborasi:
Guru BK berkolaborasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua siswa,
dan dengan pihak yang terkait di luar sekolah. Kegiatan ini dilakukan guna
menjalin kerjasama, tukar pikiran, untuk mendapatkan informasi tertang peserta
didik dalam rangka mengembangkan potensi dan memecahkan masalah yang mungkin
dihadapi para peserta didik.
d.
Konsultasi:
Guru BK memberikan konsultasi kepada guru, orangtua, atau pihak
pimpinan sekolah dalam rangka membangun kesamaan persepsi dalam rangka memberikan bimbingan kepada
siswa.
e.
Kunjungan
rumah: Yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang peserta
didik tertentu yang sedang ditangani dalam upaya mengentaskan masalahnya
melalui kunjungan rumah.
f.
Konferensi
kasus : Kegiatan
untuk membahas permasalahan peserta didik
dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan
peserta didik. Pertemuan konferensi kasus ini bersifat terbatas dan tertutup.
3. Strategi
Layanan Perencanaan Individual
Guru BK membantu peserta didik menganalisis
kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh tentang
dirinya atau informasi tentang pribadi, sosial, pendidikan dan karir. Pelayanan perencanaan individual ini dilakukan melalui
layanan penempatan dan layanan pembelajaran.
4. Strategi
Dukungan Sistem
a.
Pengembangan
profesi: konselor secara terus menerus berusaha untuk ”men-update” pengetahuan dan keterampilan melalui in-service training, aktif dalam
organisasi profesi, atau melanjutkan studi ke program pendidikan yang lebih
tinggi.
b.
Manajemen
Program: Strategi ini meliputi perencanaan dan kegiatan-kegiatan manajemen,
serta analisis data yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program BK.
c.
Riset
dan pengembangan: konselor secara aktif melakukan penelitian dan pengembangan
keilmuan bimbingan dan konseling.
E.
SASARAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Sasaran
umum dari layanan BK ini adalah seluruh civitas akademika SMP Negeri 1 Gisting.
Adapun sasaran khusus dari layanan BK ini adalah seluruh peserta didik yang
secara administratif terdaftar dan aktif belajar di SMP Negeri 1 Gisting.
F. GARIS-GARIS BESAR ISI PROGRAM BIMBNGAN DAN KONSELING
PERKEMBANGAN
1.
Aspek perkembangan peningkatan
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt.
Isi program layanan bimbingan dan konseling (BK)
yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan ini antara lain
sebagai berikut :
a. Pada
tataran pengenalan, peserta didik mengenal arti tujuan ibadah
b. Pada
tataran akomodasi, peserta didik berminat mempelajari arti tujuan setiap bentuk
ibadah
c. Pada
tataran tindakan, peserta didik melakukan berbagai kegiatan ibadah dengan
kemauan sendiri
2.
Aspek perkembangan landasan perilaku
Etis
Isi program layanan bimbingan
dan konseling (BK) yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan
ini antara lain sebagai berikut :
a. Mengenal
alasan perlunya menaati peraturan /norma yang berlaku
b. Memahami
keragaman aturan/ patokan berprilaku dalam konteks budaya
c. Bertindak
atas pertimbangan diri terhadap norma yang berlaku
3.
Aspek perkembangan kematangan emosi
Isi program layanan bimbingan
dan konseling (BK) yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan
ini antara lain sebagai berikut :
a. Mengenal
cara-cara mengekspresikan perasaan secara wajar
b. Memahami
keragaman ekspresi perasaan diri dan orang lain
c. Mengekspresikan
perasaan atas dasar pertimbangan kontekstual
4.
Aspek perkembangan kematangan
intelektual
Isi program layanan bimbingan
dan konseling (BK) yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan
ini antara lain sebagai berikut :
a. Mempelajari
cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
b. Menyadari
adanya resiko dari pengambilan keputusan
c. Mengambil
keputusan berdasarkan pertimbangan resiko yang mungkin terjadi
5.
Aspek perkembangan kesadaran
tanggungjawab sosial
Isi program layanan bimbingan
dan konseling (BK) yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan
ini antara lain sebagai berikut :
a. Mempelajari
cara-cara memperoleh hak dan memenuhi kewajiban dalam lingkungan kehidupan
sehari-hari
b. Menghargai
nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari
c. Berinteraksi
dengan orang lain atas dasar nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan hidup
6.
Aspek perkembangan kesadaran Gender
Isi program layanan bimbingan
dan konseling (BK) yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan
ini antara lain sebagai berikut :
a. Mengenal
peran-peran sosial sebagai laki-laki atau prempuan
b. Menghargai
peranan diri dan orang lain sebagai laki-laki atau prempuan dalam kehidupan
sehari-hari
c. Berinteraksi
dengan orang lain atau lain jenis secara kaloboratif dalam memerankan peran
jenis
7.
Aspek perkambangan pribadi
Isi program layanan bimbingan
dan konseling (BK) yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan
ini antara lain sebagai berikut :
a. Mengenal
kemampuan dan keinginan diri
b. Menerima
keadaan diri secara positif
c. Menampilkan
prilaku yang merefleksikan keragaman diri dalam lingkungannya
8.
Aspek perkembangan prilaku
kewirausahaan (kemandirian prilaku ekonomis)
Isi program layanan bimbingan
dan konseling (BK) yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan
ini antara lain sebagai berikut :
a. Mengenal
nilai-nilai perilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam
kehidupan sehari-hari
b. Menyadari
manfaat perilaku hemat ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam kehidupan
sehari-hari
c. Membiasakan
diri hidup hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam kehidupan
sehari-hari
9.
Aspek perkembangan wawasab dan
kesiapan karir
Isi program layanan bimbingan
dan konseling (BK) yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan
ini antara lain sebagai berikut :
a. Mengekspresikan
keragaman pekerjaan, pendidikan dan aktivitas dalam kaitan dengan kemampuan
diri
b. Menyadari
keragaman nilai dan persyaratan dan aktivitas yang menuntut pemenuhan kemampuan
tertentu
c. Mengidentifikasi
ragam alternatif pekerjaan, pendidikan dan aktivitas yang mengandung relevasi
dengan kemampuan diri
10. Aspek perkembangan kematangan hubungan dengan teman
sebaya
Isi program layanan bimbingan
dan konseling (BK) yang dapat di berikan dalam pencapaian tugas perkembangan
ini antara lain sebagai berikut :
a. Mempelajari
norma-norma pergaulan dengan teman sebaya yang beragam latar belakangannya
b. Menyadari
keragaman latar belakang teman sebaya yang mendasari pergaulan
c. Bekerja
sama dengan teman sebaya yang beragam latar belakangnya.
G. WAKTU DAN TEMPAT LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Program
Bimbingan dan Konseling (BK) ini disusun sebagai pedoman pelaksanaan layanan BK
di SMP N 1 Gsting selama
tahun ajaran 2018/2019. Adapun tempat pelaksaanaan layanan BK di SMP N 1 Gsting yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman No. 1
Pringsewu Telp 0729 22344 Kec. Pringsewu Kab. Pringsewu ( kode pos 35373).
BAB III
ORGANISASI DAN ANGGARAN
A. ORGANISASI DAN PERSONAL
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah dalam
pelaksanaannya secara keseluruhan berada dibawah tanggung jawab Kepala Sekolah
dan seluruh staf. Koordinator BK bertanggung jawab dalam menyelenggarakan
bimbingan konseling secara operasional. Personal lain yang mencakup wakil
kepala sekolah, guru pembimbing (konselor), guru bidang studi dan wali kelas
memiliki peran dan tugas masing-masing dalam penyelenggaraan layanan bimbingan
konseling, secara rinci deskripsi struktur organisasi BK serta tugas dan tanggung
jawab masing-masing personal sebagai berikut.
Pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling meliputi segenap unsur dengan organigram sebagai berikut.
1.
Struktur
Organisasi BK
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
SMP NEGERI 1 GISTING
|
|||||||||
|
|||||||||
|
|||||||||
|
2. Personal
a. Kepala dinas pendidikan dan
kebudayaan parisata adalah sebagai penanggung jawab setiap sekolah di
kabupaten.
b. Pengawas sekolah adalah memantau,
menilai, memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kegiatan layanan bimbingan
di sekolah
c. Kepala Sekolah adalah penanggung jawab pelaksanaan
teknis bimbingan dan konseling di sekolah.
d. Koordinator BK/ Guru Pembimbing adalah pelaksana utama yang
mengkoordinir semua kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling disekolah
e. Guru Mata Pelajaran adalah pelaksana pengajar serta
bertanggung jawab memberikan informasi tentang siswa untuk kepentingan dan
konseling
f. Wali Kelas/Guru Pembina adalah guru yang di beri tugas khusus
di samping mengajar untuk mengolah suatu kelas tertentu dan bertanggung jawab
membantu kegiatan bimbingan dan konseling
g. Siswa adalah peserta didik yang berhak
menerima pengajaran, latihan dan layanan bimbingan dan konseling
h. Tata Usaha adalah pembantu kepala sekolah dsalam
menyelenggarakan administrasi ke tata usahaan sekolah dan pelaksana adminitrasi
bimbingan dan konseling
i.
Komite Sekolah/POMG adalah dana sumbangan pendidik atau persatuan orang tua
murid dan guru merupakan organiasasi
orang tua siswa yang berkewajiban membantu penyelenggaraan pendidikan termasuk
pelasanaan bimbingan dan konseling.
B. MEKANISME KERJA
Mekanisme Kerja Guru Mata Pelajaran,
Wali kelas, Guru Pembimbing, dan Kepala Sekolah adalah sebagai berikut.
1.
Guru Mata Pelajaran
Guru mata pelajaran berkewajiban membantu memberikan informasi tentang data
siswa yang meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Daftar Nilai Siswa.
b. Laporan Observasi
c. Catatan Anekdot/ catatan kejadian
harian
2. Wali kelas
Wali kelas bertugas membantu mengkoordinir informasi dan kelengkapan
data yang meliputi:
a. Daftar Nilai.
b. Angket Siswa
c. Angket Orang Tua
d. Laporan observasi siswa
e. Catatan Anekdot
f. Catatan Wawancara
3. Guru BK
Di samping bertugas memberikan layanan informasi kepada siswa, guru
pembimbing juga bertugas sebagai sumber data yang meliputi:
a. Kartu Akademik.
b. Catatan Konseling
c. Data Tes Pemeriksaan Psikologis
(psikotes)
d. Catatan Konferensi Kasus
e. Catatan Home Visit
Oleh karena itu, guru pembimbing perlu melengkapi data yang diperoleh
dari guru mata pelajaran, wali kelas, dan sumber-sumber lain yang terkait, dan
disimpan sebagai dokumen dan catatan perkembangan peserta didik.
4. Kepala Sekolah
Sebagai penanggung jawab pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah,
kepala sekolah perlu mengetahui dan memeriksa kegiatan yang dilakukan oleh guru
mata pelajaran, wali kelas, dan guru pembimbing. Kegiatan yang perlu diketahui
oleh kepala sekolah antara lain:
a. Rapat periodik guru pembimbing yang
dilakukan setiap bulan.
b. Laporan kegiatan bimbingan dan
konseling setiap bulan.
c. Laporan tentang kelengkapan data.
C. POLA PENANGANAN SISWA BERMASALAH
Pembinaan siswa dilaksanakan oleh
seluruh unsur pendidikan di sekolah, orang tua, masyarakat, dan dinas terkait. Penanganan siswa bermasalah di sekolah
dilaksanakan sebagai berikut.
Seorang siswa yang melanggar tata
tertib dapat ditindak oleh semua guru atau petugas lain, guru piket, wali
kelas, bahkan langsung oleh kepala sekolah. Tindakan tersebut diinformasikan
kepada wali kelas yang bersangkutan dengan menggunakan kartu komunikasi. Sementara
itu, guru pembimbing berperan dalam mengetahui sebab-sebab yang
melatarbelakangi sikap dan tindakan siswa tersebut. Dalam hal ini, guru
pembimbing bertugas membantu menangani masalah siswa tersebut dengan meneliti
latar belakang tindakan siswa melalui serangkaian wawancara dan menggali
informasi dari berbagai sumber data.
D.
SARANA
Sarana dan
prasarana yang diperlukan sebagai penunjang pelaksanaan layanan Bimbingan dan
Konseling adalah sebagai berikut.
1.
Alat
pengumpul data, yaitu alat pengumpul data berupa non tes seperti pedoman
observasi, pedoman wawancara, sosiometri, ITP, dan lainnya.
2.
Alat
penyimpan data berbentuk buku pribadi.
3.
Kelengkapan
penunjang administrasi seperti format SKLBK< kartu konsultasi, kartu kasus,
buku agenda kegiatan BK, blangko surat, format need assesment dan agenda surat
lainnya.
4.
Kegiatan
penunjang program yaitu penyuluhan narkoba, psikotes, carier days, dan lainnya.
5.
Prasarana
yang diperlukan sebagai berikut.
No
|
Nama Barang
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1.
|
Buku tulis folio
|
5 Buah
|
Buku kegiatan personil BK, kasus, pelanggaran tata
tertib
|
2.
|
Perlengkapan ruang BK
|
-
|
Rak arsip, lap pel, vas bunga. Pengharum ruangan, taplak meja, AC, sapu, serok
sampah, kotak sampah kecil, kemoceng, pengharum ruangan, tissue, dan alas kaki.
|
3.
|
Map file
|
10 buah
|
Untuk pengarsipan data administrasi
|
4.
|
Kertas 2 rim
|
2 rim
|
Pembuatan program, pelaporan, pembuatan silabus & SKLBK, mading
|
5.
|
Buku sumber untuk kegiatan bimbingan klasikal
|
5 buah buku per semester
|
Di sesuaikan dengan kebutuhan
|
6.
|
Meja
|
1 buah
|
Tempat komputer
|
7.
|
Komputer
|
1 buah
|
Mengakases data
|
8.
|
Printer
|
1 buah
|
Membuat surat dll
|
BAB IV
RENCANA EVALUASI
A.
EVALUASI
Kegiatan evaluasi dilakukan pada
beberapa aspek program, sebagai berikut.
1.
Isi materi layanan
bimbingan
2.
SKL-BK
3.
Teknik dan strategi
yang digunakan.
4.
Pencapaian tujuan
program BK
5.
Perubahan tingkah laku
siswa setelah mendapatkan layanan konseling individual dan kelompok.
Pelaksanaan evaluasi program BK
dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut.
1.
Merumuskan masalah atau
instrumentasi dengan mempersiapkan instrumen yang terkait dengan hal-hal yang
dievaluasi dan meliputi dua aspek pokok yaitu: (1) tingkat keterlaksanaan
program/layanan (aspek proses) dan (2) tingkat ketercapaian tujuan
program/layanan (aspek hasil).
2.
Mengembangkan instrumen
pengumpul data untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program
dengan cara guru pembimbing menyusun instrumen yang relevan dengan kedua aspek
tersebut.
3.
Mengumpulkan dan
menganalisis data untuk mengetahui program apa saja yang telah dan belum
dilaksanakan serta mengetahui tujuan mana saja yang telah dan belum tercapai.
4. Melakukan
tindak lanjut (follow up) meliputi
dua kegiatan yaitu (1) memperbaiki hal-hal yang dipandang lemah, kurang tepat
atau kurang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai dan (2) mengembangkan program
dengan cara merubah atau menambah beberapa hal yang dipandang dapat
meningkatkan kualitas / efektivitas program.
B.
MATRIKULASI PROGRAM BK (TERLAMPIR)
BAB V
PENUTUP
Demikian program Bimbingan dan
Konseling SMP Negeri 1 Gisting disusun guna membantu pengembangan potensi
peserta didik secara optimal, untuk dapat diketahui secara umum baik oleh pihak sekolah
maupun instansi terkait baik langsung maupun tidak langsung dengan proses
pembelajaran di tingkat SMP.
Semoga program ini dapat dilaksanakan
seoptimal mungkin dalam menjembatani keberhasilan sekolah dan terwujudkan siswa
SMP Negeri 1 Gisting yang memiliki keunggulan akademis, sosial,
religi sebagai wahana bagi pengembangan pendidikan bagi lulusan yang mempunyai
daya saing tinggi dan berakhlak mulia.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
SATUAN
KEGIATAN LAYANAN
BIMBINGAN
DAN KONSELING (SKL-BK)
A. Topik Bahasan : Pengenalan BK/Orientasi
B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi
C. Jenis Layanan : Layanan Orientasi
D. Fungsi Layanan : Pemahaman dan penyesuaian
E. Tujuan Layanan : Siswa Memahami BK
F. Sasaran Layaan : kelas VII SMP
G. Materi Layanan : Terlampir
H. Uraian kegiatan :
1.
Membuka Kegiatan
2.
Menjelaskan pengertian,
tujuan, waktu, azas-azas, bentuk layanan dan tenaga
pelaksana BK.
3.
Membuka kesempatan tanya jawab
4.
Menutup Kegiatan
I. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab
J. Tempat Penyelenggaraan : gedung aula SMP N 1 Gisting
K. Waktu,Tgl, :
08.00-10.00 WIB 16
Juli 2018
L. Penyelenggara dan Pemateri Layanan
: Konselor Sekolah
M. Alat dan perlengkapan yang
digunakan :
White board, spidol, lcd
proyektor.
N. Rencana penilaian/ Evaluasi
layanan :
Laiseg, Laijapen, dan Laijapang.
O. Keterkaitan layanan ini dengan
layanan/kegiatan pendukung :
Sebagai
titik tolak pelaksanaan layanan BK, selanjutnya sesuai dengan jenis layanan yang ada.
P. Catatan Khusus :
Siswa memiliki persepsi yang positif terhadap
keberadaan BK di sekolah.
16 Juli 2018
Perencana
Layanan,
YULIZA,S.Pd
MATERI
LAYANAN ORIENTASI BK
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
a.
Bimbingan
Menurut
Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada
individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan
diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi
hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga
dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau
beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang
yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sementara
Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam
menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat
mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam
Prayitno dan Erman Amti (1994: 94), mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan
dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi
tentang dirinya sendir
b.
Konseling
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka
antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan
kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam
hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan
keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang
dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut
konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan
kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).
Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu
hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien.
Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun
kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu
klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya,
sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
c.
Kesimpulan
Jadi disini saya simpulkan bahwa pengertian bimbingan dan
konseling yaitu suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada
konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga
mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.
2.
Tujuan
a.
Tujuan bimbingan dan
konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli adalah:
·
Memiliki komitmen yang kuat
dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya,
Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
·
Memiliki sikap toleransi
terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan
kewajibannya masing-masing.
·
Memiliki pemahaman tentang
irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan
yang tidak menyenangkan (musibah), sertadan mampu meresponnya secara positif
sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
·
Memiliki pemahaman dan
penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan
keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
·
Memiliki sikap positif atau
respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
·
Memiliki kemampuan untuk
melakukan pilihan secara sehat
·
Bersikap respek terhadap
orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat
atau harga dirinya. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk
komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
·
Memiliki kemampuan
berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan
persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.
·
Memiliki kemampuan dalam
menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri)
maupun dengan orang lain.
·
Memiliki kemampuan untuk
mengambil keputusan secara efektif.
b.
Tujuan bimbingan dan
konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah :
·
Memiliki kesadaran tentang
potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai hambatan yang mungkin
muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
·
Memiliki sikap dan
kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam
belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti
semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
·
Memiliki motif yang tinggi
untuk belajar sepanjang hayat.
·
Memiliki keterampilan atau
teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, mengggunakan
kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
·
Memiliki keterampilan untuk
menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar,
mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu,
dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka
mengembangkan wawasan yang lebih luas.
·
Memiliki kesiapan mental
dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
c.
Tujuan bimbingan dan
konseling yang terkait dengan aspek karir adalah :
·
Memiliki pemahaman diri
(kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
·
Memiliki pengetahuan
mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi
karir.
·
Memiliki sikap positif
terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun,
tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma
agama.
·
Memahami relevansi
kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian
atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.
·
Memiliki kemampuan untuk
membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan
(persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek
kerja, dan kesejahteraan kerja.
·
Memiliki kemampuan
merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk
memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan
sosial ekonomi.
·
Dapat membentuk pola-pola
karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang konseli bercita-cita
menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada
kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
·
Mengenal keterampilan,
kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat
dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki.
3. Waktu dan posisi pelaksanaan
layanan
Semua kegiatan mingguan
(kegitan layanan dan/atau pendukung bimbingan dan konseling) diselenggarakan di
dalam kelas (sewaktu jam pembelajaran berlangsung) dan/atau di luar kelas (di
luar jam pembelajaran)
a)
Di dalam jam pembelajaran:
Ø Kegiatan tatap
muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan belajar siswa dalam tiap
kelas untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran,
penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang
dapat dilakukan di dalam kelas.
Ø Volume
kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas (rombongan belajar
per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.
Ø Kegiatan
tatap muka nonklasikal diselenggarakan dalam bentuk layanan konsultasi,
kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, tampilan
kepustakaan, dan alih tangan kasus.
b)
Di luar jam pembelajaran:
Ø Kegiatan
tatap muka nonklasikal dengan siswa dilaksanakan untuk layanan orientasi,
konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, mediasi, dan
advokasi serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
Ø Satu kali
kegiatan layanan/pendukung bimbingan dan konseling di luar kelas/di luar jam
pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam kelas.
Ø Kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling di luar jam pembelajaran satuan pendidikan maksimum 50%
dari seluruh kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling, diketahui dan
dilaporkan kepada pimpinan satuan pendidikan.
Ø Program
pelayanan bimbingan dan konseling pada masing-masing satuan pendidikan dikelola
oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dengan memperhatikan
keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan
mensinkronisasikan program pelayanan bimbingan dan konseling dengan kegiatan
pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler dengan mengefektifkan
dan mengefisienkan penggunaan fasilitas satuan pendidikan.
4. Asas-asas Bimbingan dan
Konseling
a. Asas
Kerahasiaan (confidential); yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya
segenap data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran
layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui
orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor) berkewajiban
memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya
benar-benar terjamin,
b. Asas
Kesukarelaan; yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan
kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang
diperuntukkan baginya. Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
c. Asas
Keterbukaan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik
(klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun
dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi
pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan
keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka,
guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan
dan dan kekarelaan.
d. Asas
Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi
sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan
bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta
didik untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan
kepadanya.
e. Asas
Kemandirian; yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum
bimbingan dan konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi
individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri
sendiri. Guru Pembimbing (konselor) hendaknya mampu mengarahkan segenap
layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
f. Asas
Kekinian; yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan
konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam
kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai
dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik
(klien) pada saat sekarang.
g. Asas
Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan
terhadap sasaran layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju,
tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
h. Asas
Keterpaduan; yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing
maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini,
kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan
bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan
sebaik-baiknya.
i.
Asas Kenormatifan; yaitu
asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat,
ilmu pengetahuan, dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih
jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini
harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami,
menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.
j.
Asas Keahlian; yaitu
asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para
pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga
yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru
pembimbing (konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan dalam penegakan
kode etik bimbingan dan konseling.
k. Asas Alih
Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang
tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan
tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat
mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing
(konselor)dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru
lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing
(konselor), dapat mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih
kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah.
l.
Asas Tut Wuri Handayani; yaitu
asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan
dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan
keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang
seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.
5. Bentuk layanan dan tenaga
pelaksana bimbingan dan konseling
Bentuk
layanan
Prayitno,
menjelaskan bahwa layanan BK mencakup sembilan jenis layanan, yaitu:
a.
Layanan Orientasi
Layanan
orientasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan
yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien
dalam lingkungan baru tersebut.
b.
Layanan Informasi
Layanan
informasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien menerima dan memahami
berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan
pengambilan keputusan untuk kepentingan klien.
c.
Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan
penempatan dan penyaluran yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien
memperoleh penempatan dan penyaluran yang sesuai dengan bakat dan kemampuan
masing-masing.
d.
Layanan Penguasaan Konten
Layanan
penguasaan konten yakni layanan konseling yang memungkinkan klien mengembangkan
diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran
yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek
tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
e.
Layanan Konseling Individual
Konseling
individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam
wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien. Konseli/klien
mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia
meminta bantuan konselor sebagai petugas yang profesional dalam jabatannya
dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologi. Konseling ditujukan pada individu
yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam mengalami masalah pendidikan,
pekerjaan dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri.
Dapat disimpulkan bahwa konseling hanya ditujukan pada individu-individu yang
sudah menyadari kehidupan pribadinya.
f.
Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan
kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada
diri konseli/klien. Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian
informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan
masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
g.
Layanan Konseling Kelompok
Strategi
berikutnya dalam melaksanakan program BK adalah konseling kelompok. Konseling
kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik dalam rangka memberikan
kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan,
konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan.
h.
Layanan Mediasi
Layanan
mediasi yakni layanan konseling yang memungkinkan permasalahan atau
perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat terentaskan dengan
konselor sebagai mediator.
i.
Layanan Konsultasi
Pengertian
konsultasi dalam program BK adalah sebagai suatu proses penyediaan bantuan
teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam
mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas peserta
didik atau sekolah. konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan
layanan yang langsung ditujukan kepada klien, tetapi secara tidak langsung
melayani klien melalui bantuan yang diberikan orang lain.
TENAGA
PELAKSANAAN BK DI SEKOLAH
A.
Kepala Sekolah
Kepala
sekolah bertugas untuk mengawasi pelaksanaan BK disekolah. Selain itu kepala
sekolah juga dapat menerima alih tangan kasus dari guru BK yang tidak dapat
diselesaikan oleh guru BK. Kepala sekolah juga dapat mengesahkan berbagai
dokumen yang dapat membantu program yang dijalankan oleh sekolah.
B.
Koordinator Bimbingan dan Konseling
Ø Guru BK
senior.
Ø Guru WAKA ( Wakil Kesiswaan ).
Ø Guru BK
C.
Guru BK adalah orang yang membantu siswa dalam
melaksanakan tugasnya. Selain itu jika tugas yang dijalankan oleh guru BK tidak
bisa ia jalankan maka dapat dialih tangan kan melalui atau beberapa instansi
yang lebih berwenang.
SATUAN
KEGIATAN LAYANAN
BIMBINGAN
DAN KONSELING (SKL-BK)
A. Topik Bahasan : landasan perilaku etis
B. Bidang Bimbingan : pribadi
C. Jenis Layanan : layanan klasikal
D. Fungsi Layanan : pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan : Siswa dapat mengetahui
tentang landasan perilaku etis
F. Sasaran Layaan : kelas VII SMP
G. Materi Layanan : terlampir
H. Uraian kegiatan
1.
Membuka Kegiatan
2.
Menjelaskan landasan
perilaku etis
3.
Membuka kesempatan tanya jawab
4.
Menutup Kegiatan
I. Metode : ceramah, diskusi, Tanya jawab
J. Tempat Penyelenggaraan : ruang kelas
K. Waktu,Tgl, :
25 Agustus 2018
L.
Penyelenggara dan Pemateri Layanan :
guru BK dan guru Mata pelajaran
agama
M. Alat dan perlengkapan yang
digunakan :
White board,
spidol, lcd proyektor.
N. Rencana: Laiseg, Laijapen, dan
Laijapang.
O. Keterkaitan layanan ini dengan
layanan/kegiatan pendukung :
Memfasilitasi
kelancaran perkembangan siswa
P. Catatan Khusus :
25 Agustus 2018
Perencana
Layanan,
YULIZA
LANDASAN
PERILAKU ETIS
A. Pengertian Etika
Menurut para ahli, etika adalah
aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya serta
menegaskan yang baik dan yang buruk. Berikut akan dipaparkan mengenai
pengertian etika berdasarkan pendapat para ahli.
1)
Drs. O.P. Simorangkir, etika atau etik dapat diartikan
sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai baik.
2)
Drs. Sidi Gajabla dalam sistematika filsafat
mengartikan etika sebagai teori tentang tingkah laku, perbuatan manusia
dipandang dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
3)
Drs. H. Burhanudin Salam berpendapat bahwa etika
merupakan cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma yang
menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
4)
Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1995 ), etika adalah
nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
5)
Maryani dan Ludigdo, etika merupakan seperangkat
aturan, norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus
dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau
segolongan masyarakat atau profesi.
6)
Ahmad Amin mengungkapkan bahwa etika memiki arti ilmu
pengetahuan yang menjelaskan arti baik atau buruk, menerangkan apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dicapai oleh
manusia dalam perbuatan dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya
diperbuat oleh manusia.
7)
Soegarda Poerbakawatja mengartikan etika sebagai
filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai – nilai, ilmu yang mempelajari soal
kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia terutama mengenai gerak – gerik
pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangandan perasaan sampai mengenai tujuan
dari bentuk perbuatan.
Adapun definisi
dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia Etika ialah ilmu tentang baik dan
buruknya perilaku, hak dan kewajiban moral; sekumpulan asa atau nila-nilai yang
berkaitan dengan akhlak; nilai mengenai benar atau salahnya perbuatan atau
perilaku yang dianut masyarakat.
B.
Pengertian Etik
Etik atau ethics berasal dari
bahasa Yunani, yaitu etos yang
artinya adat, kebiasaan, perilaku, atau karakter. Sedangkan menurut kamus
Webster, etik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan
buruk secara moral. Dapat disimpulkan etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang
menentukan bagaimana sepatutya manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut
aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar.
C.
Pengertian Etiket
Etiket atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang,
serta menjadi suatu kebiasaan didalam suatu masyarakat, baik berupa kata-kata
atau suatu bentuk perbuatan yang nyata.
SATUAN
KEGIATAN LAYANAN
BIMBINGAN
DAN KONSELING (SKL-BK)
A. Topik Bahasan : Kematangan Emosional
B. Bidang Bimbingan : pribadi
C. Jenis Layanan : layanan klasikal
D. Fungsi Layanan : pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan : Siswa dapat mengetahui
tentang gambaran
Kematangan Emosional
F. Sasaran Layaan : kelas VII SMP
G. Materi Layanan : terlampir
H. Uraian kegiatan
1.
Membuka Kegiatan
2.
Menjelaskan tentang
gambaran kematangan emosional
3.
Membuka kesempatan tanya jawab
4.
Menutup Kegiatan
I. Metode : ceramah, diskusi, Tanya jawab
J. Tempat Penyelenggaraan : ruang kelas
K. Waktu,Tgl, :
07 Maret 2019
L.
Penyelenggara dan Pemateri Layanan :
guru BK
M. Alat dan perlengkapan yang
digunakan :
White board,
spidol, lcd proyektor.
N. Rencana: Laiseg, Laijapen, dan
Laijapang.
O. Keterkaitan layanan ini dengan
layanan/kegiatan pendukung :
Memfasilitasi
kelancaran perkembangan siswa
P. Catatan Khusus :
07 Maret 2019
Perencana
Layanan,
YULIZA
KEMATANGAN
EMOSIONAL
Chaplin (2011:165) mengungkapakan bahwa kematangan
emosi adalah satu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedawasaan dari
perkembangan emosional dan karena itu pribadi yang bersangkutan tidak lagi
menampilan pola emosional yang pantas bagi anak-anak.
Yustinus Semiun (2006:410) mendefinisikan kematangan emosi mengacu pada kapasitas seseorang untuk bereaksi dalam berbagai situasi kehidupan dengan cara-cara yang lebih bermanfaat dan bukan dengna cara- cara bereaksi anak-anak.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi sebagai keadaan dimana suatu individu dapat menerima suatu keadaan atau kondisi dengan memunculkan emosi yang sesuai dengan apa yang terjadi padanya tanpa berlebihan atau meledak-ledak.
Selain itu individu tersebut mampu berfikir secara kritis terlebih dahulu sebelum mengutarakan apa yang dirasakannya sehingga mampu mengutarakan hal tersebut pada waktu yang tepat dan dengan cara yang dapat diterima oleh orang lain.
Yustinus Semiun (2006:410) mendefinisikan kematangan emosi mengacu pada kapasitas seseorang untuk bereaksi dalam berbagai situasi kehidupan dengan cara-cara yang lebih bermanfaat dan bukan dengna cara- cara bereaksi anak-anak.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi sebagai keadaan dimana suatu individu dapat menerima suatu keadaan atau kondisi dengan memunculkan emosi yang sesuai dengan apa yang terjadi padanya tanpa berlebihan atau meledak-ledak.
Selain itu individu tersebut mampu berfikir secara kritis terlebih dahulu sebelum mengutarakan apa yang dirasakannya sehingga mampu mengutarakan hal tersebut pada waktu yang tepat dan dengan cara yang dapat diterima oleh orang lain.
SATUAN
KEGIATAN LAYANAN
BIMBINGAN
DAN KONSELING (SKL-BK)
A. Topik Bahasan : Kesadaran Tanggung jawab
B. Bidang Bimbingan : pribadi
C. Jenis Layanan : Konseling Kelompok
D. Fungsi Layanan : perbaikan dan pengembangan
E. Tujuan Layanan : Siswa dapat memiliki
kesadaran tanggung jawab
F. Sasaran Layaan : kelas VII SMP
G. Materi Layanan : terlampir
H. Uraian kegiatan
1.
Membuka Kegiatan dan
membagi kelompok
2.
Menjelaskan tahapan
kegiatan konseling kelompok
3.
memulai kegiatan inti
4.
Menutup Kegiatan
I. Metode : diskusi
J. Tempat Penyelenggaraan : ruang kelas
K. Waktu,Tgl, :
03 September
2018
L.
Penyelenggara dan Pemateri Layanan :
guru BK
M. Alat dan perlengkapan yang
digunakan : -
N. Rencana: Laiseg, Laijapen, dan
Laijapang.
O. Keterkaitan layanan ini dengan
layanan/kegiatan pendukung :
Memfasilitasi
kelancaran perkembangan siswa
P. Catatan Khusus : (hasil pengamatan
saat proses kegiatan berlangsung)
03 September 2018
Perencana
Layanan,
YULIZA
KESADARAN
TANGGUNG JAWAB
A. Konsep Tanggung Jawab
Tanggung jawab
menurut kamus bahasa indonesia adalah, keadaan wajib menaggung segala
sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia
adalah berkewajiban menaggung, memikul,menanggung segala sesuatunya,dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati,artinya sudah menjadi bagian hidup manusia ,bahwa setiap manusia di bebani dengan tangung jawab.apabila di kaji tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus di pikul sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat.
Tanggung jawab adalah cirri manusia yang beradab.manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengadilan atau pengorbanan .
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati,artinya sudah menjadi bagian hidup manusia ,bahwa setiap manusia di bebani dengan tangung jawab.apabila di kaji tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus di pikul sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat.
Tanggung jawab adalah cirri manusia yang beradab.manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengadilan atau pengorbanan .
B.
Kesadaran Bertanggung Jawab
Timbulnya
kesadaran bertanggung jawab karena manusia hidup bermasyarakat danhidup dalam
lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya saja terhadapsesame
manusia dan alam lingkungannya. Manusia bertindak sesuai dengan normakehidupan
yang tercermin dalam system nilai budaya mereka, sehingga terciptakeseimbangan,
keserasian, keselarasan antara sesama manusia dan alam lingkungan.Sebaliknya,
apabila manusia bertindak semaunya saja, manusia wajib menanggung,memikul
beban, dan memenuhi segala akibatnya bagi dirinya sendiri dan
terhadap pihak lain yang dirugikan, atau rela dan berkorban kepada alam
lingkungannya guna memulihkan kembali skeseimbangan, keserasian, dan
keselarasan yang telahterganggu.Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya
sudah menjadi bagian kehidupanmanusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani
dengan tanggung jawab. Apabila iatidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak
lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab
itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu darisisi pihak yang berbuat dan dari
sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat iaharus menyadari akibat perbuatannya
itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harusmemulihkan kedalam keadaan baik.
Dari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, phak
lain yang akan memulihkan baik dengan caraindividual maupun dengan cara
kemasyarakatan.Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia
merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruknya
perbuatannya itu,dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau
pengorbanannya.Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertnggung jawab
perlu ditempuhusaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa
kepada Tuhan YangMaha Esa.c.
Menurut pendapat saya, sifat tanggung jawab
merupakan salah satu sikap terpuji yang ada pada diri manusia. Sikap terpuji
atau sikap tanggung jawab tersebut dapat terus membaik ataupun dapat tergeser
dari setiap individu akibat faktor eksternal. Karena tanggung jawab pasti
berada didalam diri manusia dan kita tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan
sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Menurut saya tanggung
jawab bisa dikelompokkan menjadi 2 hal, yang pertama yaitu tanggung jawab
kepada diri sendiri. Baik buruknya sesuatu kejadian yang terjadi pada diri kita
dipertanggung jawabkan oleh diri kita, bukan oleh orang lain dan tidak
menyalahkan siapapun ataupun yang paling buruk adalah menyalahkan takdir. Kita
mempunyai tanggung jawab kepada diri kita, berusaha semampunya adalah kunci
agar kita dapat mempertanggung jawabkan semua perbuatan kita di dunia ini. Yang
kedua adalah tanggung jawab kepada orang lain dan lingkungan sekitar, manusia
merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya untuk
pengembangan dirinya. Dengan kata lain, ia mempunyai kewajiban-kewajiban moral
terhadap lingkungan sosialnya. Seperti contoh jika mencemooh orang lain atau
menjelekkan nama baik orang lain maka bisa saja orang itu tidak terima dan
sebagai akibatnya dia bisa saja mengancam kita atau perlakuan apapun yang bisa
berakibat fatal dan kita harus mempertanggung jawabkan apa yang telah kita
perbuat itu. Jika kita tidak melakukan tanggung jawab kepada orang lain jangan
harap suatu saat kita menuntut orang lain untuk bertanggung jawab kepada kita.
Sama halnya dengan jika kita berlaku adil, maka orang lain pun akan berlaku adil
kepada kita. Karena seperti yang sering kita dengar “Barang siapa yang berbuat
kebaikan, walau sebesar biji atom, dia akan melihatnya. Dan barang siapa yang
berbuat kejelekan, walau sebesar biji atom, maka ia akan melihatnya pula”
MEKANISME KERJA BIMBINGAN DAN KONSELING
Guru Mata Pelajaran
|
Wali Kelas
|
Guru Pembimbing
|
Kepala Sekolah
|
||||||||||||
|
|
Diketahui
Diketahui
Diketahui
Diketahui
Diketahui
Diketahui
|
MEKANISME PENANGANAN SISWA BERMASALAH DI SEKOLAH
REKAP ABSENSI SISWA
KELAS VII
SMP NEGERI 1 GISTING
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
BULAN : JULI
JUMLAH
HARI EFEKTIF : TIGA HARI
KELAS
|
ABSENSI
|
JUMLAH
|
JUMLAH
|
%
|
NAMA
WALI KELAS
|
KETERANGAN
|
||
S
|
I
|
A
|
SISWA
|
|||||
VIIII
|
|
|
|
|
|
|
|
|
VIII2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
VIII3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah Absen_______ x
100%
Jumlah Siswa x Jumlah Hari Efektif
Mengetahui/menyetujui
Kepala Sekolah
AMIR RUDIN
NIP 2213 887 200 67
|
Koordinator BK,
YULIZA,S.Pd
NIP 14020010
|
Pringsewu ,0
2014
Guru BK/Konselor,
WANDA
NIP 1158 606 444 88
|
LAPORAN KONFERENSI
KASUS
SMP NEGERI 1 GISTING
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
1.
Hari/Tanggal :
2.
Nama Siswa :
3.
Kelas :
4.
Dihadiri oleh :
a.
.......................................................................................................................
b.
.......................................................................................................................
c.
.......................................................................................................................
d.
.......................................................................................................................
e.
........................................................................................................................
f.
........................................................................................................................
5.
Masalah
............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
6.
Pembahasan Masalah
............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
7.
Evaluasi dan Tindak
Lanjut
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
...........................................................................................................................
..................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Mengetahui/menyetujui
Kepala Sekolah
AMIR RUDIN
NIP 2213 887 200 67
|
Koordinator BK,
YULIZA,S.Pd
NIP 14020010
|
Talang
Padang, 24 September 2018
Guru BK/Konselor,
WANDA
NIP 1158 606 444 88
|
KERTAS
KERJA GURU PEMBIMBING/KONSELOR
SMP
NEGERI 1 GISTING
TAHUN
PELAJARAN 2018/2019
BULAN:
JULI
No.
|
Hari/Tanggal
|
Kegiatan Layanan BK
|
Tindak Lanjut
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengetahui/menyetujui
Kepala Sekolah
AMIR RUDIN
NIP 2213 887 200 67
|
Koordinator BK,
YULIZA,S.Pd
NIP 14020010
|
Talang
Padang, 09 juli 2018
Guru BK/Konselor,
WANDA
NIP 1158 606 444 88
|
LAPORAN LAYANAN
KONSULTASI ORANG TUA SISWA
SMP NEGERI 1 GISTING
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
BULAN: AGUSTUS
No.
|
Nama Siswa
|
Kelas
|
Perihal
|
Hasil/Tindak Lanjut
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengetahui/menyetujui
Kepala Sekolah
AMIR RUDIN
NIP 2213 887 200 67
|
Koordinator BK,
YULIZA,S.Pd
NIP 14020010
|
Talang
Padang 11
agustus 2018
Guru BK/Konselor,
WANDA
NIP 1158 606 444 88
|
LAPORAN LAYANAN
KONSULTASI WALI KELAS
SMP NEGERI 1 GISTING
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
BULAN: FEBUARI
No
|
Nama Siswa
|
Kelas
|
Perihal
|
Hasil/Tindak Lanjut
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengetahui/menyetujui
Kepala Sekolah
AMIR RUDIN
NIP 2213 887 200 67
|
Koordinator BK,
YULIZA,S.Pd
NIP 14020010
|
Talang
Padang, 02 Febuari 2019
Guru BK/Konselor,
WANDA
NIP 1158 606 444 88
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar