BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia
adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang, sejak ratusan
tahun yang lalu manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik objek
formal yang mempersoalkan hakikat manusia sebagai apa danya manusia dan dengan
berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai makhluk yang
berpikir atau homo sapiens, makhluk yang berbuat atau homo faber, makhluk
yang dapat didik atau homo educandum, dan seterusnya merupakan
pandangan-pandangan tentang manusia tersebut. berbagai pandangan tersebut
membuktikan bahwa, manusia adalah makhluk yang kompleks.
Dengan
mempelajari perkembangan peserta didik kita akan memperoleh beberapa
keuntungan. Pertama, kita akan mempunyai ekspestasi yang nyata tentang anak
dan ramaja. Dari perkembangan akan diketahui pada umur berapa anak mulai
berbicara dan mulai mampu berfikir abstrak. Hal-hal itu merupakan gambaran umum
yang terjadi pada kebanyakan anak, disamping itu akan diketahui pula pada umur
beberapa anak tertentu yang akan memperoleh keterampilan prilaku pada emosi
khsusus. Kedua, pengetahuan tentang perkembangan anak membantu kita untuk
merespons sebagaimana mestinya pada prilaku tertentu dari seorang anak. Ketiga,
pengetahuan tentang perkembangan anak akan membantu mengenali berbagai
penyimpangan dari perkembangan yang normal. Keempat,
terakhir, dengan mempelajari perkembangan anak akan membantu memahami diri
sendiri.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, untuk memudahkan dalam
penyusunan makalah ini, penulis menyusun beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
a.
Pertumbuhan dan
perkembangan anak didik
b.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan
c.
Aspek-aspek pertumbumbuhan
dan perkembangan
C.
TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memahami pertumbuhan dan perkembangan anak didik
2. Untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
3. Untuk memahami aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERTUMBUHAN dan
PERKEMBANGAN ANAK DIDIK
1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Di dalam
seluruh jangka kehidupan manusia, semenjak dalam kandungan sampai meninggal di
dalamnya terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan
tersebut terjadi karena pertumbuhan dan perkembangan dalam dirinya. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah
yang senantiasa digunakan secara bergantian. Keduanya tidak bisa dipisah-pisah,
akan tetapi saling bergantung satu dengan lainnya bahkan bisa dibedakan untuk
maksud lebih memperjelas penggunaannya.
Pertumbuhan
adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada
waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi
dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter
dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan
dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur
biologis.
Perkembangan
adalah serangkaian perubahan progresif
yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman(E.B hurloch),
bekerja dalam suatu proses perubahan yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik
dan psikhis atau perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses
perkembangan individu mulai dari massa konsepsi sampai mati.
Hasil pertumbuhan antara lain bertambahnya ukuran
kuantitatif badan anak, seperti berat, panjang, dan kekuatannya. Begitu pula
pertumbuhan akan mencakup perubahan yang semakin sempurna pada sistem jaringan
saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainnya. Dengan demikian,
pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses perubahan dan pematangan fisik.
Pertumbuhan jasmani berakar pada organisme yang selalu
berproses untuk menjadi besar. Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan
mengukur berat, panjang, dan lingkaran seperti lingkar kepala, lingkar dada,
lingkar pinggul, lingkar lengan dan lain-lain. Dalam
pertumbuhannya, setiap bagian tubuh mempunyai perbedaan tempo kecepatan.
Misalnya, pertumbuhan alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa
anak-anak tetapi mengalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya,
pertumbuhan susunan saraf pusat berlangsung pada akhir masa anak-anak dan
berhenti pada masa pubertas. Perbedaan kecepatan masing-masing bagian tubuh
mengakibatkan adanya perbedaan keseluruhan proporsi tubuh dan juga menimbukan
perbedaan dalam fungsinya.
Secara umum
konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner pada tahun 1957 (Sunarto, dkk, 1994: 31) yang menjelaskan bahwa "perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis,
berlangsung dari keadaan global dan kurang berdeferensiasi sampai ke keadaan di
mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap".
Dapat dikatakan konsep perkembangan itu mengandung unsur keseluruhan (totalitas) dan
berkesinambungan yang berlangsung secara bertahap. Selanjutnya Libert, Paulus
dan Stauss (Singgih, 1990: 31) merumuskan arti perkembangan yaitu:
"perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu
sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan". Selain
itu perkembangan proses perubahan akibat dari pengalaman. Istilah
perkembangan dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala
psikologis yang menampak.
Perubahan-perubahan
meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan dimaksud dapat
dikategorikan menjadi empat yaitu: (1) perubahan dalam ukuran; (2) perubahan
dalam perbandingan; (3) berubah untuk mengganti hal-hal yang lama; dan (4)
berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru.
Soesilo
Windradini (1995: 2) menyatakan bahwa perkembangan individu tidak
berlangsung secara otomatis, tetapi perkembangan tersebut sangat bergantung
pada beberapa faktor, yaitu: (1) heriditas, (2) lingkungan, (3) kematangan
fisik dan psikis, dan (4) aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan,
dalam arti anak bisa mengadakan seleksi, bisa menolak dan menyetujui serta
mempunyai emosi.
Perubahan dalam
perkembangan bertujuan untuk memperoleh penyesuaian diri terhadap lingkungan di
mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan maka realisasi diri “aktualisasi
diri” sangat penting perannya. Realiasasi diri memainkan peran penting dalam
kesehatan mental, maka seseorang yang berhasil menyesuaikan diri dengan baik
secara pribadi dan sosial harus mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan minat
dan keinginannya dengan cara memuaskan dirinya. Tetapi pada saat yang
sama harus menyesuaikan dengan standar-standar yang diterima. Kurangnya
kesempatan berdampak pada kekecewaan dan sikap-sikap negatif terhadap orang
lain dan bahkan terhadap kehidupan pada umumnya.
Perubahan-perubahan baik fisiologis maupun psikologis tidak semua orang menyadarinya,
kecuali terjadinya perubahan itu secara mendadak, cepat, dan mempengaruhi
pola kehidupan mereka. Suatu bukti hampir semua orang takjub terhadap
masa pubertas, pertumbuhan melonjak dari akhir masa kanak-kanak ke awal masa
remaja. Sama halnya dengan usia lanjut ketika proses penuaan terus
berlangsung seseorang telah menyadari bahwa kesehatan mulai “berkurang” dan
pikiran mulai “mundur” sehingga perlu ada penyesuaian baru terhadap
perubahan dalam pola kehidupan mereka.
Beberapa pendapat para ahli mengenai pertumbuhan dan
perkembangan diantaranya adalah:
a. Seifert dan Hoffnung mengartikan
perkembangan sebagai “long-term changes
in a person’s growth, feelings, pattents of thinking, sosial relationship and
motor skills.”
b. C.P. Chaplin mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan
dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau organisme sebagai suatu keseluruhan.
c. A.E. Sinolungan mengartikan pertumbuhan
menunjuk pada kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau diukur, seperti
panjang atau berat tubuh.
d. Ahmad Thonthowi mengartikan pertumbuhan
sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari
adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.
e. Reni Akbar Hawadi (2001),
“perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari
potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan
ciri-ciri yang baru.
f. F.J. Monks
menyatakan perkembangan adalah suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu
saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat
tetap dan tidak dapat diputar kembali.
2. Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan
Tumbuh
merupakan perubahan ukuran organisme karena bertambahnya sel-sel dalam setiap
tubuh organisme yang bisa diukur oleh
alat ukur atau bersifat kuantitatif. Atau secara bahasanya perubahan ukuran
organisme dari kecil menjadi besar. Sedangkan, berkembang merupakan salah satu
perubahan organisme ke arah kedewasaan dan biasanya tidak bisa diukur oleh alat
ukur atau bersifat kualitatif.
B.
FAKTOR-FAKTOR
yang MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
1. Faktor Internal
a. Kondisi Fisik
Faktor fisik
merupakan faktor bilogis individu yang merujuk pada faktor genetik yang
diturunkan oleh kedua orangtuanya. Pada masa pembentukan sel-sel tubuh, banyak
faktor yang dapat mempengaruhi kondisi janin disamping keunikan yang telah ada
pada kedua orangtuanya.
b. Kondisi Psikis
Kondisi fisik
dan psikis inidvidu sangat berkaitan. Ranah perkembangan individu menyangkut
aspek fisik, intelektual yaitu kognitif dan bahasa, emosi dan sosial moral.
Kondisi fisik yang yang tidak sempurna atau cacat juga berkaitan dengan
persepsi individu terhadap kemampuan dirinya.
Begitupun ketidakmampuan intelektual dapat disebabkan karena kerusakan
sistem syaraf, kerusakan otak atau mengalami retardasi mental.
2. Faktor Eksternal
a. Keluarga, Berpengaruh
terhadap perkembangan rohaniah anak terutama kepribadian dan
kemajuan pendidikannya.
b.
Sekolah, Menentukan pola pikir serta
kepribadian anak.
c.
Masyarakat, Turut mempengaruhi perkembangan
jiwanya.
d. Keadaan alam sekitar, Keadaan alam yang berbeda akan berpengaruh
terhadap perkembangan pola pikir atau kejiwaan anak dan tingkah laku anak.
C.
ASPEK-ASPEK
PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN
Sejak- awal tahun 1980-an semakin diakuinya pengaruh
keturunan (genetik) terhadap perbedaan individu. Berdasarkan data yang
diperoleh dari penelitian perilaku genetik yang mendukung, pentingnya pengaruh
keturunan menunjukkan tentang pentingnya pengaruh lingkungan. Perilaku yang
kompleks yang menarik minat para ahli psikologi (misalnya temperamen,
kecerdasan dan kepribadian) mendapat pengaruh yang sama kuatnya baik dari
faktor-faktor lingkungan maupun keturunan (genetik).
Aspek apa sajakah yang mempengaruhi faktor genetik?
Menurut Santrock (1992), banyak aspek yang
dipengaruhi faktor genetik. Para ahli genetik menaruh minat yang sangat besar
untuk mengetahui dengan pasti tentang variasi karakteristik yang dapat
dipengaruhi oleh faktor genetik. Kecerdasan dan temperamen merupakan
aspek-aspek yang paling banyak ditelaah yang dalam perkembangannya dipengaruhi
oleh keturunan.
a.
Pertumbuhan
Fisik
Pertumbuhan manusia merupakan
perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang, dan prosesnya terjadi
sejak manusia belum lahir hingga ia dewasa. Masa sebelum lahir merupakan
pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu
merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf
yang membentuk sistem yang lengkap.
Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan
kelanjutan pertumbuhan sebelum lahir. Proses pertumbuhan fisik manusia
berlangsung sampai masa dewasa. Selama tahun pertama dalam pertumbuhannya,
ukuran panjang badannya akan bertambah sekitar sepertiga dari panjang
badan semula dan berat badannya akan bertambah menjadi sekitar tiga kalinya.
Sejak lahir hingga dengan umur 25 tahun, perbandingan ukuran badan manusia,
dari pertumbuhan yang kurang proporsional pada awal terbentuknya manusia
(kehidupan sebelum lahir atau prenatal) sampai dengan
proporsi yang ideal dimasa dewasa.
Pertumbuhan fisik, baik secara langsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi prilaku anak sehari-hari. Secara langsung
pertumbuhan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan anak dalam
bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik akan
mempengaruhi bagaimana anak itu memandang dirinya sendiri dan bagaimana ia
memandang orang lain.
b.
Kecerdasan
(Intelek)
Intelek merupakan kata lain pikir ,berkembang sejalan
dengan pertumbuhan syaraf otak.
Karena pikir pada dasarnya menunjukkan fungsi
otak, maka kemampuan intelektual yang lazim disebut dengan istilah lain kemampuan berpikir, dipengaruhi
oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik.
Adapun tahap-tahap perkembangan kognitif menurut
Piaget yaitu sebagai berikut :
a. Tahap pertama : Masa sensori motor (0-2 th)
Yaitu masa ketika bayi mempergunaan system
penginderaan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya.
b. Tahap Kedua
: Masa pra-operasional (2.-7. th)
Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak menggunakan
symbol yang mewakili sesuatu yang tidak ada.
c. Tahap ketiga
: Masa operasional-konkret (7-11 th)
Anak mulai mrnyesuaikan
dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya.
d. Tahap keempat : masa operasional-formal (11-keatas)
Pada tahap ini seseorang bis memperkirakan apa yang
mungkin terjadi ia dapat menngambil
kesimpulan dari suatu pernyataan yang telah di tentukan.
c.
Temperamen
(Emosi)
Rasa dan
perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh manusia. Dalam
hidupnya atau dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, banyak hal
yang dibutuhkannya. Kebutuhan setiap orang dapat dibedakan menjadi dua kelompok
besar, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan-kebutuhan itu
ada yang primer yang harus segera dipenuhi kebutuhannya dan kebutuhan sekunder
yang yang pemenuhannya dapat ditangguhkan. Jika kebutuhan primer tidak segera
dipenuhi maka seseorang akan merasa kecewa dan sebaliknya.
Temperamen
adalah gaya/perilaku karakteristik individu dalam merespons. Ahli-ahli
perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat
aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi
lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat pada waktu
yang lama dan sebagian lagi tidak demikian. Sebagian bayi merespons orang lain
dengan hangat, sebagian lagi pasif dan acuh tidak acuh. Gaya-gaya perilaku
tersebut di atas menunjukan temperamen seseorang.
Menurut
Thomas & Chess (1991) ada tiga tipe dasar temperamen yaitu mudah, sulit,
dan lambat untuk dibangkitkan.
1. Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif
dan dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah
pula menyelesaikan diri dengan pengalaman baru.
2. Anak yang sulit cenderung untuk beraksi secara negatif serta
sering menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
3. Anak yang
lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah, kadang-kadang negatif,
dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.
Chess dan Thomas berpendapat bahwa temperamen adalah
karakteristik bayi yang baru lahir dan akan dibentuk dan dimodifikasi oleh
pengalaman-pengalaman anak pada masa-masa berikutnya. Para peneliti menemukan
bahwa indeks pengaruh lingkungan terhadap temperamen sebesar 50% sampai 60% itu
menunjukan kuatnya pengaruh tersebut.
Kekuatan pengaruh ini biasanya menurun saat anak itu tumbuh menjadi lebih
besar. Menetap atau konsisten tidaknya temperamen bergantung kepada
“kesesuaian” hubungan antara anak dengan orang tuanya. Orang tua mempengaruhi
anak, tetapi anakpun mempengaruhi orang tua. Orang tua dapat menjauh dari
anaknya yang sulit, atau mereka dapat menegur dan menghukumnya. Hal ini akan
menjadikan anak yang sulit, menjadi lebih sulit lagi. Orang tua yang luwes
dapat memberi pengaruh yang menyenangkan terhadap anak yang sulit atau akan
tetap menunjukan kasih sayang walau anak menjauh atau berkeras kepala. Dengan
singkat dapat dikatakan bahwa keturunan dapat mempengaruhi temperamen. Tingkat
pengaruh ini bergantung pada respons orang tua terhadap anak-anaknya dengan
pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalam lingkungan.
d.
Sosial
Sejalan dengan pertumbuhan badannya, bayi yang telah
menjadi anak dan seterusnya dan menjadi dewasa akan mengenal lingkungan yang
luas dan mengenal banyak manusia. Perkenalan dengan orang lain dimulai dengan
mengenal ibunya, kemudian mengenal ayahnya dan saudara-saudaranya dan akhirnya
mengenal manusia di luar keluarganya. Selanjutnya manusia yang dikenalnya
semakin banyak dan amat heterogen, namun pada umumnya setiap anak akan lebih
tertarik pada teman sebayanya. Anak membentuk kelompok sebaya sebagai dunianya,
memahami dunia anak, dan kemudian dunia pergaulan yang lebih luas. Akhirnya
manusia mengenal kehidupan bersama, kemudian bermasyarakat atau berkehidupan
sosial. Dalam perkembangannya setiap manusia pada akhirnya mengetahui bahwa
manusia itu saling membantu dan dibantu, memberi dan diberi.
e.
Bahasa
Fungsi bahasa adalah untuk komunikasi. Setiap orang
senantiasa berkomunikasi dengan dunia sekitarnya, dengan orang-orang
disekitarnya. Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan tanda,
gerak dan suara untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Bicara adalah
bahasa suara, bahasa lisan.
f.
Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang
dimiliki oleh seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit
latihan, kemampuan itu dapat berkembang dengan baik. Di dalam definisi bakat
yang dikemukakan Guilford (Sumadi: 1984), bakat mencakup tiga dimensi
yaitu: dimensi perseptual, dimensi psikomotor dan dimensi intelektual.
Seseorang
yang memilki bakat akan lebih cepat dapat diamati, sebab
kemampuan yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol. Bakat
khusus merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti dalam
bidang seni, olah raga ataupun keterampilan.
g.
Sikap, Nilai
dan Moral
Bloom (Woolfolk
dan Nicolich, 1984: 390) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses belajar
kelompok menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaaan pengetahuan (kognitif),
penguasaaan nilai dan sikap (afektif) dan penguasaan psikomotorik.
Semakin tumbuh
dan berkembang fisik dan psikis manusia, manusia mulai dikenalkan terhadap
nilai-nilai, ditunjukkan hal-hal yang boleh dan hal-hal yang tidak boleh, yang
harus dilakukan dan yang dilarang. Menurut Piaget, pada awal pengenalan
nilai dan prilaku serta tindakan inti masih
bersifat “paksaan”. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan inteleknya
berangsur-angsur manusia mulai mengerti berbagai
ketentuan yang berlaku di dalam keluarga dan semakin lama semakin luas
sampai dengan ketentuan yang berlaku di dalam masyarakat dan Negara.
h.
Interaksi keturunan
dan lingkungan dalam perkembangan
Keturunan dan lingkungan berjalan bersama atau bekerja
sama dan menghasilkan individu dengan kecerdasan, tempramen tinggi dan berat
badan, minat yang khas. Karena pengaruh lingkungan bergantung pada
karakteristik genetik, maka dapat dikatakan bahwa antara keduanya terdapat
interksi.
Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada awal
perkembangan anak dan berlanjut terus sampai dewasa. Kita ketahui pula bahwa
dengan dibesarkan pada keluarga yang sama dapat terjadi perbedaan kecerdasan
secara individual dengan variasi yang kecil pada kepribadian dan minat.
Salah satu alasan terjadinya hal itu ialah mungkin karena keluarga mempunyai
penekanan yang sama kepada anak-anaknya berkenaan dengan perkembangan kecerdasan
yaitu dengan mendorong anak mencapai tingkat tertinggi.
Contoh lain pubertas dan menopause bukanlah
semata-mata hasil lingkungan. Walaupun pubertas dan menopause dapat dipengaruhi
oleh faktor-faktor lingkungan seperti nutrisi, beragam obat-obatan dan kesehatan,
evolusi dasar dan program genetik. Pengaruh keturunan pada pubertas dan
menopause tidak diabaikan.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Pertumbuhan
adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada
waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses
transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang
herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan
berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan
struktur biologis.
Perkembangan
sejalan dengan prinsip orthogenetis, berlangsung dari keadaan global dan kurang
berdeferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan
integrasi meningkat secara bertahap.
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ada 2 internal dan eksternal.internal
yang berasal dari dalam individu itu sendiri sedangkan eksternal diluar diri
individu.
Aspek-aspek yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain: pertumbuhan fisik,
kecerdasan, temperamen (emosi), sosial, bahasa, bakat khusus, sikap nilai dan
moral, interaksi keturunan dan lingkungan dalam perkembangan.
B.
SARAN
Makalah kami
ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan dari para pembaca sekalian demi tercapainya kesempurnaan
dari makalah kami ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Mohammad,Mohammad Asrori.2012.Psikologi Remaja. Jakarta:PT.Bumi
Aksara.
Singgih D.Gunarsa dan Ny. Singgih
D.G. 1990. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Santrock, J. W. 2003. Adolescence:
Perkembangan Remaja. Alih Bahasa: Shinto D. Adelar & Sherly Saragih. Jakarta: Erlangga.
Sucipta56.blogspot.com/2013/10/Pertumbuhan-dan-perkembangan-manusia. html
(diunduh pada 14/10/2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar