BAB II
PEMBAHSAN
A.
Prosedur Pengelolaan Program BK
Belajar Anak SD
Prosedur
pengelolaan program bimbingan dan konseling di sekolah dasar tidak terlepas
dari adanya manajement di institusi pendidikan (sekolah) itu sendiri yang
melibatkan seluruh personil sekolah untuk menunjang kesuksesan pelaksanaannya. Personil pelaksana pelayanan
bimbingan di sekolah dasar adalah segenap unsur yang terkait dalam organisasi
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dengan koordinator dan guru
pembimbing/konselor sebagai pelaksana utamanya. Uraian tugas dan tanggung jawab
masing-masing personil tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Kepala sekolah
Kepala sekolah
mempunyai peranan sebagai penanggungjawab seluruh program pendidikan di sekolah
kepada dinas pendidikan yang menjadi atasannya, termasuk di dalamnya layanan
bimbingan. Dalam hubugannya dengan program BK, fungsi dan peranan kepala
sekolah antara lain sebagai berikut.
a. Mengkoordinasikan kegiatan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah.
b. Menyediakan tenaga, sarana dan fasilitas yang diperlukan
dalam kegiatan bimbingan dan konseling.
c. Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan
dan konseling di sekolah.
d. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta
tindak lanjut..
e. Mengadakan kerja sama dengan instansi
lain yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling
2. Guru Kelas /Pembimbing
Sebagai
pelaksana utama dalam peogram BK di SD/MI, guru kelas memiliki peran natra lain
a. Merencanakan program dan membuat program bimbingan dan
konseling.
b. Melakukan
koordinasi dengan kepala sekolah dan guru.
c. Melakukan kerja sama dengan orang tua dalam layanan
bimbingan kepada peserta didik.
d. kegiatan layanan bimbingan dengan mengintegrasikan
pada mata pelajaran masing-masing.
e. Menilai
proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
f. Menganalisis
hasil penilaian layanan bimbingan dan konseling.
g. Melaksanakan tindak lanjut dan alih tangan
berdasarkan hasil analisis penilaian.
h. Membantu
peserta didik dalam kegiatan ekstrakulikuler.
3. Guru Mata
Pelajaran
Guru
mata pelajaran adalah personil yang sangat penting dalam aktifitas bimbingan dan konseling.
Tugas-tugasnya adalah:
a. Melaksanakan kegiatan layanan bimbingan melalui
kegiatan belajar mengajar sesuai dengan mata pelajaran yang menjadi
tanggungjawabnya.
b. Berkonsultasi dengan guru kelas / pembimbing dalam
hal masalah-masalah yang berkaitan dengan bimbingan.
c. Bekerja sama dengan guru kelas / pembimbing dalam
hal pengembangan program bersama /terpadu.
4. Pengawasan
Pengawasan
sangat diperlukan untuk menjamin terlaksananya layanan secara tepat. Pengawasan
dilakukan baik secara teknis maupun administrative. Fungsi pengawasan adalah
memantau, menilai, memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kegiatan layanan
bimbingan di SD/MI. Pengawasan dilaksanakan oleh dinas pendidikan secara
berjenjang. Tingkat kecamatan dilakukan oleh pengawas SD/MI Dinas Pendidikan
Kecamatan setempat.
Adapun
mekanisme kerja dalam pengelolaan bimbingan dan konseling di sekolah dasar,
antara lain :
a. Guru mata pelajaran
Membantu
memberikan informasi tentang data siswa, meliputi: Daftar nilai siswa,
observasi, dan catatan anekdot.
b.
Wali
Kelas
Disamping
sebagai orang tua kedua di sekolah, juga membantu mengkoordinasi informasi dan
kelengkapan data, meliputi : daftar nilai, angket siswa, angket orang tua,
catatan anekdot, laporan observasi siswa, catatan home visit dan catatan
wawancara.
c. Guru pembimbing
Disamping
memberikan layanan informasi kepada siswa juga sebagai sumber data yang
meliputi: kartu akademis, catatan konseling, data psikotes, dan catatan
konferensi kasus.
d.
Kepala
sekolah
Kegiatan
guru pembimbing yang perlu diketahui oleh kepala sekolah, adalah : melaporkan
kegiatan bimbingan dan konseling sebulan sekali, dan laporan tentang
kelengkapan data.
B.
Perencanaan Program BK Anak SD
Syamsu
Yusuf (2009: 69) perencanaan program adalah seperangkat kegiatan atau aktivitas
yang dirancang untuk mencapai tujuan. Aktivitas-aktivitas itu meliputi
identifikasi kebutuhan konseli (need
assessment), perumusan tujuan, pengembangan komponen program (kurikulum
bimbingan, layanan responsif, perencanaan individual dan dukungan sistem),
penyusunan deskripsi kerja para personel pelaksana, penetapan anggaran,
persiapan sarana dan prasarana atau fasilitas yang yang mendukung
penyelenggaraan program.
Nana
Syaodih Sumadinata (2007 : 134) mengatakan perencanaan (planning) berkenaan dengan identifikasi kebutuhan dan penyusunan
rencana kegiatan. Sehubungan dengan perencanaan program bimbingan, Edward C.
Roeber (Juntika Nurihsan, 2009 :82) mengemukakan tiga buah pertanyaan yang
perlu di jawab dalam merencanakan suatu program bimbingan, yaitu:
1.
What are the guidance needs of the pupils?
2.
To what extent are their needs being met under present conditions?
3.
How are the school better meet their needs?
Dalam
merumuskan program bimbingan dan konseling di SD, stuktur dan isi materi
program ini bersifat fleksibel yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
peserta didik di setiap sekolah. Berikut ini struktur utuh pengembangan program
di madrasah / sekolah yang berbasis tugas-tugas perkembangan peserta didik,
diantaranya:
a. Rasional
Berisikan
rumusan dasar pemikiran tentang pentingnya bimbigan dan konseling dalam
keseluruhan program sekolah, yang mencakup konsep dasar yang digunakan, kaitan bimbingan dan konseling
dengan pembelajaran atau implementasi kurikulum, dampak perkembangan ilmu
pengetahuan dan sosial-budya terhadap kehidupan masyarakat, dan hal-hal lain
yang relevan.
b. Visi
dan misi
Secara
mendasar visi dan misi bimbingan dan konseling perlu dirumuskan ulang ke dalam fokus isi yaitu:
1) Visi
: membangun iklim sekolah bagi keberhasilan seluruh peserta didik.
2) Misi : memfasilitasi seluruh
peserta didik memperoleh dan menguasai kompetensi di bidang akademik ,
pribadi-sosial dan karir berlandasan pada tata kehdupan etis normatif dan ke
taqwaan kpada tuhan yang maha esa
c. Deskripsi kebutuhan
Berisikan
rumusan hasil penilaian kebutuhan (need asesment) peserta didik dan
lingkungannya ke dalam rumusan perilaku – perilaku yang diharapkan dan di
kuasai oleh peserta didik. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam
mengidentifikasi dan merumuskan kebutuhan, yaitu (1) mengkaji kebutuhan atau
masalah peserta didik yang nyata di lapangan, dan (2) mengkaji harapan sekolah
dan masyarakat terhadap peserta didik secara ideal. Kebutuhan atau masalah
pesertan didik dapat diidentifikasi melalui (1) karakteristik peserta didik,
seperti aspek-aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya), kecerdasan, motif
belajar, sikap dan kebiasaan belajar, temperamen (periang, pendiam, pemurung
atau mudah tersinggung), an karakternya (seperti kejujuran, kedisiplinan dan
tanggung jawab); atau (2) tugas-tugas perkembangannya, sebagai landasan untuk
memberikan layanan bimbingan.
d. Tujuan
Tujuan
bimbingan dan konseling merupakan pernyataan yang menggambarkan kualitas
perilaku atau pribadi peserta didik yang diharapkan berkembang melalui berbagai
strategi layanan kegiatan yang diprogramkan. Bimbingan dan konseling bertujuan
untuk membantu peserta didik agar memiliki kemampuan menginternalisasi yang
meliputi pemahaman (awareness), sikap (accommodation), dan keterampilan atau
tindakan (action) dari nilai-nilai yang terkandunng di dalam tugas perkembangan
yang harus di kuasainya berdasarkan tingkatan kelasnya.
Dalam
perencanaan program BK di sekolah dasar, harus mencantumkan tujuan program tersebut
dibuat yang berisikan rumusan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku
yang harus dikuasai peserta didik setelah memperoleh pelayanan bimbingan dan
konseling secara terpadu dalam pembelajaran di kelas. Tujuan yang dirumuskan
hendaknya mencakup tiga tata aturan :
1)
Untuk
membangun pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap perilaku atau
standar kompeensi yang harus di peajari dan dikuasai Akomodasi Untuk
membangu pemaknaan, internalisasi, dan menjadikan perilaku / kompetensi baru
sebagai bagian dari kemampuan dirinya
e. Tindakan
Mendorong
peserta didik untuk mewujudkan perilaku dan kompetensi baru itu dalam tindakan
nyata sehari-hari
f. Komponen program
Program
bimbingan dan konseling di sekolah mencakup: (a) Komponen pelayanan dasar bimbingan;
(b) Komponen pelayanan responsive; (c) Komponen perencanaan individual; (d)
Komponen dukungan sistem ( manajemen).
-
Layanan Dasar
Layanan
dasar bimbingan merupakan layanan bantuan bagi seluruh peserta didik (for all)
melalui kegiatan-kegiatan kelas atau luar kelas yang disajikan secara
sistematis dalam rangka membantu peserta didik mengembangkan potensi dirinya
secara optimal. Tujuan layanan ini juga dapat dirumuskan sebagai upaya membantu
peserta didik agar (1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, social-budaya, dan agama); (2) mampu
mengembangakn keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau
seperangkat tingkah laku tepat (memadai) bagi penyesuaian dirinya dengan
lingkungan; (3) mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan;
(4) mampu mengem-bangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
-
Layanan Responsif
Layanan
responsive merupakan layanan bantuan bagi peserta didik yang emmeiliki
kebutuhan atau masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera (immediate
needs ami concerns). Layanan ini bertujuan untuk membantu peserta didik dalam
memenuhi kebutuhannya yang dirasakan pada saat ini, atau para peserta didik
yang dipandang mengalami hambatan (kegagalan) dalam menyelesaikan tugas-tugas
perkembangannya. Indikator dari kegagalan itu berupa ketidakmampuan untuk
menyesuaikan diri atau perilaku bermasalah, atau malasuai (maladjustment).
-
Layanan Perencanaan Individual
Layanan
perencanaan individual dapat diartikan sebagai layanan bantuan kepada semua
peserta didik agar mampu membuat dan melaksanaan perencanaan masa depannya,
berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya. Tujuan layanan ini
ialah untuk membimbing seluruh peserta didik agar (a) memiliki kemampuan untuk
merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan diirnya, baik yang menyangkut
aspek pribadi, social, belajar maupun karir; (b) dapat belajar memantau dan
memahami perkembangan dirinya, dan (c) dapat melakukan kegiatan atau tindakan
berdasarkan pemahamannya atau tujuan yang telah dirumuskan secara proaktif.
-
Dukungan Sistem
Dukungan
sistem merupakan komponen program yang secara tidak langsung memberikan bantuan
kepada peserta didik, atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik.
Tujuan dari adanya dukungan sistem ini ialah memantapkan, memelihara, dan
meningkatkan program bimbingan dan konseling secara menyeluruh melalui
pengembangan professional; memanajemen hubungan masyarakat dan staf, konsultasi
dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas; manajemen
program; penelitian dan pengembangan.
g. Rencana operasional
Rencana kegiatan diperlukan untuk menjamin pelaksanaan
program bimbingan konseling berjalan secara efektif dan efesien, meskipun
implementasi di SD masih terpadu dalam proses pembelajaran di kelas. Rencana
kegiatan adalah uraian detail dari program yang meng-gambarkan struktur
program, baik kegiatan di sekolah maupu luar sekolah, untuk memfasilitasi
peserta didik mencapai tugas perkembangan atau kompetensi tertentu. Atas dasar
komponen program di atas maka dilakukan :
1. Identifikasi dan rumusan berbagai
kegiatan yang harus / perlu dilakukan. Kegiatan ini diturunkan dari perilaku /
tugas perkembangan /kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.
2. Pertimbangan porsi waktu yang di
perlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan di atas. Apakah kegiatan itu
dilakukan dalam waktu tertentu atau terus-menerus
h. Program bimbingan dan konseling sekolah yang
telah di tuangkan ke dalam rencana kegiatan perlu dijadwalkan ke dalam bentuk
kalender kegiatan. Kalender kegiatan mencakup : kalender tahunan, semesteran,
bulanan, dan mingguan.
i.
Program
bimbingan dan konseling perlu dilaksanakan dalam bentuk : (a) Kontak langsung:
Untuk kegiatan kontak langsung yang dilakukan secara klasikal di kelas
(pelayanan dasar) perlu dialokasikan waktu terjadwal 2 jam pelajaran per-kelas
per-minggu; (b) Tanpa kontak langsung dengan peserta didik: Kegiatan bimbingan
tanpa kontak langsung dengan peserta didik dapat dilaksanakan melalui tulisan
(e-mail, buku-buku, brosur, /majalah dinding), kunjungan rumah (home visit),
konferensi kasus (case conference), dan ahli tangan (referal)
j.
Pengembangan
tema / topic
Tema
/ topik merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah diidentifikasikan
yang terkait dengan tugas-tugas perkembangan, dirumuskan dal bentuk materi
untuk setiap komponen program.
k. Pengembangan satuan pelayanan
Dikembangkan
secara betahap sesuai dengan tema topik
, di buat tersediri atau diintegrasikan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
l.
Evaluasi
Rencana
evaluasi perkembangan peserta didik dirumuskan atas dasar tujuan yang dicapai,
sedangkan evaluasi program di fokuskan pada tingkat keterlaksanaan program.
m. Anggaran
Rencana
anggaran untuk mendukung implementasi rogram dinyatakan secara cermat rasional
dan reaslistik
Berdasakan paparan diatas , contoh program bmbingan di SD yang dalam implementasinya terintegrasi
dalam proses pembelajaran yang diselengarakan oleh guru kelas. Dari program
umum bimbingan dan konselig di SD dijabarkan kembai menjadi program khusus
adalah:
Ø Pengumpulan data peserta didik
Data tentang peserta didik merupakan
informai awal yang sangat diperlukan oleh pihak guru /sekolah berkenanan dengan
segala karakteristik peserta didik , baik diatas / informasi tentang keadaan
aspek pisik-jasmaniah maupun psikis-rohanian seperti dijelakan terdahulu. Data
tersebut di perlukan mulai saat anak masuk sekolah diawal tahun ajaran ,
sehingga dapat membuat progra sesuai dengan kebutuhan dan ermasalahan peserta
didik
Ø Layanan orientasi dan pemberian
informasi
Layana
orientsi paa setap jenjang kelas sangat di perlukan terutama pada peserta didik
kelas 1 yang baru pertama kali memasukin tingkat sekolah yang seungguhnya
Kesan
tentang sekolah harus baik /positif dn menyenangkan sehingga peserta didik
tidak merasa asing atau takut tentang lngkungan baru nya , seperti tentang guru
fasilitas yang di miliki sekolah , tata tertib cara belajar bsb. Eikutsertaan
orangtua dalam kegiatan orientasi sangat di perlukan untuk membantu putra
–putrinya dalam menyesuaikan diri dengan sekolah
Ø Layanan penempatan dan penyaluran
Layanan
ini perlu dikembangkangkan di SD sejak memasuki sekolah sampai menyelesesaikan
pendidikanya disekolah tersebut, baik penempatan /penyaluran pada kegiatan
intra kurikuler maupun ekstrakurikuler . melalui layanan ini, diharapkan
peserta didik di SD ini terfasilitasi proses perkembangan perilaku dan
pribadinya secara optimal.
C.
Pelaksanaan Program BK Belajar Anak SD
1. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan
Konseling Belajar di SD Kelas I dan II
a.
Layanan Bimbingan dan Konseling
Masing-masing
layanan bimbingan. dan konseling menyangkut berbagai materi yang termuat di
dalam keempat bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan
karier.
1)
Layanan Orientasi dan Informasi
Layanan orientasi dan informasi di Kelas I dan II
SD terutama sekah diselenggarakan terhadap orang tua siswa agar para orang tua
itu memahami kondisi dan tuntutan sekolah. Dengan pemahaman seperti itu orang
tua diharapkan akan bekerja sama dan membantu sekolah demi keberhasilan
pendidikan anak-anak mereka.
a) Materi Layanan Orientasi dan Informasi
Materi layanan orientasi dan informasi bidang
bimbinngan belajar di kelas-kelas rendah SD itu terutama adalah :
1.
informasi tentang kurikulum SD, yang meliputi :
·
tujuan
pendidikan SD.
·
mata pelajaran di SD.
·
sistem dan pendekatan proses belajar, baik di kelas maupun di luar kelas (di rumah).
·
sistem
ulangan, penilaian, rapor, dan kenaikan kelas
·
pelayanan bimbingan dan konseling yang ada di sekolah.
2. informasi
tentang jam belajar di sekolah.
3. informasi tentang fasilitas belajar yang ada di
sekolah, seperti perpustakaan, sarana olah raga.
4. informasi
tentang kegiatan belajar yang dituntut dari siswa.
5. informasi
tentang perlunya pengembangan kreativitas anak.
6. informasi
tentang peranan orang tua membantu anak belajar
(di rumah).
b) Layanan Orientasi dan Informasi
Layanan orientasi dan informasi yang diberikan kepada orang tua
diselenggarakan melalui pertemuan langsung antara para orang tua dengan Guru
Kelas, minimal pada setiap awal catur wulan pertama; sedangkan yang langsung
diberikan kepada siswa dapat dilakukan melalui berbagai cara dan/atau bentuk
kegiatan :
- Dalam kegiatan di luar
kelas, seperti dalam upacara, ketika berbaris hendak memasuki ruang kelas,
ketika menyelenggarakan kegiatan ekstra-kurikuler, dsb.
- Dalam kegiatan di
kelas, seperti pengaturan duduk dengan tertib, berdoa sebelum mulai pelajaran,
mengikuti pelajaran, cara yang baik bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan
kawan dan merespon secara baik jawaban kawan, memakai alat belajar, dsb.
- Dalam penyelenggaraan
mata pelajaran tertentu, seperti tata cara pergaulan diinfusikan dalam
pelajaran PMP, Bahasa Indonesia; gambaran tentang perlunya bekerja diinfusikan
ke dalam pelajaran Bahasa Indonesia, IPS yang menyangkut lingkungan sosial,
Berhitung, dsb.
- Dalam kesempatan khusus yang sengaja diadakan oleh guru, seperti penjelasan tentang kegiatan
belajar sehari-hari, pekerjaan rumah,
tugas-tugas piket harian, dsb.
- Dalam kesempatan
insidentil kepada siswa tertentu tentang sesuatu hal yang timbul waktu itu,
seperti mengucapkan salam, cara memasuki ruangan, kerapihan dan kebersihan
pakaian, memakai kamar kecil, dsb. (Cara-cara dan bentuk kegiatan tersebut
dapat bervarasi dan dimodifikasi sesuai dengan materi bimbingan yang diberikan
dan kondisi yang ada pada waktu itu).
Cara-cara dan bentuk kegiatan tersebut di atas
bervariasi dan dimodifikasi sesuai dengan
materi yang diberikan dan kondisi serta kelengkapan yang ada pada waktu
itu.
2) Layanan Penempatan/Penyaluran
Layanan
penempatan/penyaluran diselenggarakan untuk melayani para siswa sesuai dengan
potensi, bakat, minat, serta kondisi pribadinya. Dalam kelompok belajar
misalnya, para siswa dikelompokkan sesuai dengan kecepatan belajarnya. Di dalam
kelas, para siswa ada yang didudukkan di belakang, di depan, di samping kiri
atau kanan, berdampingan dengan si A, si B, dan seterusnya. Posisi duduk
masing-masing siswa itu setiap kali perlu mendapat perhatian Guru Kelas, agar
kondisi pribadi dan perkembangan mereka memperoleh pelayanan dan penyaluran
yang tepat.
Demikian
juga penempatan/penyaluran para siswa ke dalam kelompok bermain, kelompok piket
harian, kelompok kegiatan ekstra kurikuler perlu mendapat perhatian sepenuhnya
dari Guru Kelas dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling.
Materi-materi
dalam layanan penempatan/penyaluran untuk bidang bimbingan belajar bagi para
siswa Kelas I dan II SD meliputi pokok-pokok berikut :
- penempatan siswa ke dalam kelompok belajar dengan mempertimbangkan materi program pengayaan
dan pengajaran perbaikan yang diperlukan
siswa.
- penempatan
siswa ke dalam kelompok belajar yang secara
bersama-sama mempergunakan alat dan/atau bahan
belajar yang sama (misalnya satu buku dipakai
bersama-sama oleh lima orang siswa).
Catatan: Pengelompokan siswa ke dalam
kelompok belajar "cepat, sedang, dan lambat", serta
"campuran", sejalan dengan materi bimbingan belajar pada bagian ini.
Layanan penempatan/penyaluran tersebut secara langsung dilaksanakan oleh Guru Kelas, baik
untuk kegiatan-kegiatan siswa di dalam
kelas, maupun di luar kelas.
Penempatan/ penyaluran siswa pada satu posisi,
kelompok atau kegiatan tertentu tidak
harus berlaku untuk waktu yang lama (misalnya selama satu cawu atau
lebih), melainkan sesuai dengan
kepentingan dilakukannya penempatan/penyaluran
tersebut.
Sesua
dengan kepentingannya /penyaluran itu sewaktu-waktu dapat diubah/ditukar.
3)
Layanan
Penguasaan Konten
Layanan pembelajaran
bermaksud mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar siswa serta meningkatkan
seoptimal mungkin hasil belajar mereka. Materi layanan penguasaan konten biadang bimbingan belajar di Kelas I dan II
meliputi pokok-pokok berikut :
- upaya
menyajikan materi pengayaan kepada siswa yang
cepat belajar dalam mata pelajaran tertentu.
- upaya penyajian pengajaran perbaikan bagi siswa
yang mengalami kesulitan
belajar dalam mata pelajaran tertentu.
- upaya meningkatkan gairah belajar,
misalnya dengan mengadakan lomba sederhana hasil karangan dan gambar anak-anak,
dsb.
- upaya
meniadakan faktor-faktor yang menyebabkan siswa-siswa lambat atau kurang gairah
dalam belajar, seperti suasana kelas kurang nyaman dan tidak menyenangkan,
suasana hubungan sosio-emosional antar teman sekelas yang kurang menyenangkan,
hubungan sosio-emosional di rumah kurang menyenangkan, kemampuan fisik menurun
karena tidak makan pagi atau kekurangan gizi, dsb.
Berbeda
dari layanan orientasi dan informasi yang diberikan melalui penjelasan atau
uraian, maka layanan penguasan konten lebih berupa tindakan atau upaya langsung
dari Guru Kelas terhadap para siswanya, baik dalam bentuk petunjuk, nasehat,
ajakan, perintah, pemberian contoh ataupun latihan- latihan tertentu. Para
siswa diberi petunjuk, nasehat, perintah, ajakan, contoh-contoh dan/atau
latihan agar mereka benar-benar belajar sehingga pada diri siswa itu secara
perorangan tertanam sikap dan kebiasaan yang dimaksudkan dan tercapai hasil
belajar yang optimal, tidak hanya dalam kaitannya dengan mata pelajaran di
kelas yang bersangkutan tetapi juga hal-hal lain yang diperlukan dalam
pengembangan diri secara utuh. Pelaksanaan layanan penguasaan konten tersebut dapat dilakukan di dalam kelas, baik
dalam kaitannya dengan pelajaran tertentu ataupun terlepas dari sesuatu mata
pelajaran, dan dapat pula dilakukan di luar kelas.
b.
Kegiatan Pendukung Bimbingan Dan Konseling
1.
Aplikasi Instrumentasi dan Himpunan Data
Aplikasi instrumentasi
(baik tes mau pun non-tes) yang secara langsung dikenakan kepada para siswa
hampir-hampir tidak ada, kecuali untuk siswa terte.itu yang memerlukan
pengungkapan data khusus, misalnya perlu dites inteligensinya. Tes inteligensi
itupun tidak diselenggarakan oleh Guru Kelas, melainkan oleh Guru Pembimbing
atau ahli lain yang berkewenangan untuk itu.
Instrumen berupa angket ada yang perlu diisi oleh orang tua siswa, yaitu terutama yang
menyangkut :
-
identitas pribadi siswa.
-
latar
belakang rumah dan keluarga.
-
sejarah kesehatan siswa.
Hasil pengisian angket itu kemudian disimpan dalam bentuk himpunan data. Himpunan data ini selanjutnya
dipelihara dan dikembangkan sehingga
memuat berbagai keterangan penting tentang
siswa yang bersangkutan. Selanjutnya, himpunan data itu dilengkapi dengan nilai-nilai hasil belajar dan kegiatan ekstra-kurikuler.
2.
Konferensi Kasus
Konferensi
kasus perlu diselenggarakan untuk membahas permasalahan siswa yang memerlukan
keterangan dan penanganan lebih luas. Konferensi kasus ini diselenggarakan oleh
Guru Kelas dengan mengundang orang tua siswa, Kepala Sekolah, dan jika
diperlukan mengikutsertakan pula guru kelas lain, guru agama, dan guru
penjaskes yang mengajar siswa tersebut, serta seorang Guru Pembimbing dari SUP
atau SLTA terdekat. Hasil konferensi kasus ini dipergunakan oleh Guru Kelas
untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling lebih lanjut terhadap
siswa yang bersangkutan.
3.
Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah perlu dilaksanakan oleh Guru Kelas
apabila untuk permasalahan siswa yang sedang ditangani diperlukan keterangan
lebih jauh dari dan tentang orang tuanya serta tentang kondisi keluarganya,
dan/atau Guru Kelas ingin menyampaikan sesuatu kepada orang tua siswa tentang
permasalahan anaknya itu. Hasil kunjungan rumah dapat dipergunakan oleh Guru
Kelas untuk melanjutkan pelajarannya terhadap siswa yang bersangkutan. Lebih
jauh, dengan kunjungan rumah itu orang tua dapat diajak bekerja sama untuk
mengentaskan permasalahan siswa tersebut.
Kegiatan
kunjungan rumah dapat diganti dengan pemanggilan orang tua ke sekolah. Namun
demikian, kunjungan rumah secara langsung akan lebih menguntungkan, karena
penerimaan orang tua terhadap guru di rumahnya sendiri akan lebih akrab
sehingga lebih memungkinkan dijalinnya kerja sama. Di samping itu, kunjungan I
memungkinkan rumah lebih memungkinkan Guru Kelas melihat secara langsung dan
memahami lebih mendalam suasana rumah dan keluarga siswa yang sedang
dibimbingnya itu.
4.
Alih Tangan Kasus Tangan kasus
Alih
Tangan kasus dilaksanakan apabila Guru
Kelas merasa kurang berkemampuan menangani permasalahan siswanya. Pertama-tama
alih tangan dilakukan kepada Kepala Sekolah. Apabila penanganan masalah itu
belum tuntas juga alih tangan dapat dilakukan kepada salah seorang Guru
Pembimbing dari SLIP terdekat. Satu hal yang perlu mendapat perhatian ialah
bahwa alih tangan itu perlu sepengetahuan dan terlebih dahulu mendapat izin
dari orang tua siswa.
2. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Belajar di SD Kelas III Dan IV
a. Layanan
Bimbingan Dan Konseling
1. Layanan Orientasi dan Informasi
Materi
layanan orientasi dan informasi bidang bimbingan belajar di Kelas III dan IV SD pertama-tama
merupakan pemantapan dari materi pelayanan di kelas sebelumnya- Lebih
jauh, materi tersebut ditingkatkan dan
diperluas sehingga mencakup pokok-pokok berikut :
- pemantapan
materi di Kelas I dan II.
- informasi tentang mata pelajaran dan kegiatan
lainnya yang perlu dikembangkan di Kelas
III atau Kelas IV.
- informasi
tentang pengaturan jadwal kegiatan belajar (baik di sekolah maupun di rumah),
kegiatan olah raga, latihan keterampilan, dan kegiatan ekstra kurikuler, sesuai
dengan tingkat kelasnya (Kelas III atau Kelas IV).
- informasi
tentang fasilitas sumber dan alat bantu belajar termasuk alat olah raga, yang
ada di Kelas III atau Kelas IV dan bagaimana memanfaatkannya.
- informasi
tentang bagaimana mencatat secara baik materi
pelajaran dari guru.
- informasi tentang bagaimana mempersiapkan diri
dan mengikuti pelajaran di
dalam kelas, belajar sendiri, belajar
kelompok, dan mengerjakan tugas-tugas.
- informasi
tentang syarat-syarat naik kelas dan apa akibatnya
kalau tidak naik kelas.
Berbeda
dari keadaannya di Kelas I dan Kelas II, materi orientasi dan informasi di
Kelas III dan Kelas IV lebih meluas dan mendalam. Informasi tentang keadaan sekolah
bersifat pendalaman mengikuti pengalaman siswa di kelas-kelas sebelumnya.
Seiring dengan hal tersebut, peranan orang tua tidak lagi sepenting ketika para
siswa baru saja memasuki SD. Di Kelas III dan IV informasi dapat langsung
diberikan oleh Guru Kelas kepada siswa dan siswa itu langsung menerima dan
memahami berbagai informasi itu sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
Lebih
jauh, karena pemahaman siswa sudah bertambah luas dan kemampuan berbicarapun
telah meningkat. maka untuk sesama siswa sudah dapat dimulai kegiatan saling
memberikan informasi. Misalnya informasi tentang kebersihan lingkungan sekolah,
tentang temannya yang sakit, tentang keadaan keluarga, tentang keadaan
lingkungan rumahnya. dsb. Informasi Langsung diberikan oleh siswa untuk siswa
itu dan kemudian dikoreksi (kalau ada yang keliru), diperjelas, di perluas, dan
dipercaya Guru Kelas.
2. Layanan Penempatan/Penyaluran
Layanan
penempatan/penyaluran di Kelas III dan IV mengikuti pula pola yang sama dengan
layanan sejenis di kelas-kelas sebelumnya. Materinya bidang belajar pun tidak
jauh berbeda, yaitu Penempatan/penyaluran
siswa ke: (1) dalam kelompok belajar pada umumnya, tanpa membedakan
kemampuan siswa; (2) dalam kelompok belajar dan latihan yang didasarkan pada
kemampuan belajar, bakat, dan minat siswa; (3) dalam program pengajaran khusus
sesuai dengan kebutuhan siswa (pengajaran perbaikan atau program pengayaan),
dan (4) kegiatan penyiapan din untuk
mengikuti ulangan dan/ atau ujian kenaikan kelas.
Penempatan/penyaluran
siswa di kelas III dan IV pada dasarnya sama dengan hal tersebut di kelas-kelas
sebelumnya. Sesuai dengan
tingkat perkembangannya, siswa-siswa Kelas III dan IV sudah dapat diajak berbicara tentang
kemungkinan dan rencana
penempatan/penyaluran yang akan dilakukan oleh Guru Kelas.
3. Layanan Penguasaan Konten
Layanan
pembelajaran di Kelas III dan IV pada umumnya merupakan peningkatan dari
layanan sejenis di kelas-kelas sebelumnya. peningkatannya itu mencakup
materi-materi yang berkaitan dengan mata-mata pelajaran yang diikuti di Kelas
III dan IV dan Materi-materi tersebut pada pokoknya adalah (a) pemantapan
materi di Kelas I dan II; (b) bantuan terhadap siswa dalam mengatur jadwal
kegiatan belajar (baik disekolah maupun di rumah), kegiatan olah raga, dan
kegiatan lainnya; (c) bantuan kepada siswa menemukan dan memanfaatkan sumber
dan alat bantu belajar yang diperlukan; (d) bantuan kepada siswa untuk memperbaiki buku catatan pelajarannya; (e)
bantuan kepada siswa dalam kegiatan belajar sendiri, belajar kelompok, dan
mengerjakan tugas-tugas. Materi yang diberikan dalam bimbingan belajar ini amat
erat kaitannya dengan program pengajaran perbaikan dan pengayaan.
Sesuai
dengan perkembangan kemampuan mereka, siswa-siswa Kelas III dan IV SD sudah
dapat lebih aktif terlibat di dalam pelayanan bimbingan dan konseling untuk
mereka. Sebagaimana dalam pelayanan informasi, dan penempatan/ penyaluran,
dalam layanan pembelajaran para siswa dapat lebih menghayati dan lebih aktif
mengikuti kegiatan serta terlibat secara aktif dan langsung dalam setiap materi
layanan pembelajaran. Dalam keadaan seperti itu Guru Kelas akan lebih mudah
menggerakkan para siswa dalam pelayanan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakannya.
b.
Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling
Di
Kelas III dan IV SD pelaksanaan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
tidak jauh berbeda dari pelaksanaannya di kelas-kelas sebelumnya.
a.
Aplikasi Instrumentasi dan Himpunan Data
Sesuai dengan kemampuan membaca dan menulis yang
sudah cukup berkembang, para siswa sudah dapat mengisi daftar isian sederhana,
misalnya tentang mata-mata pelajaran yang disukainya, has-has yang tidak
disukainya di sekolah dan di rumah, apa-apa yang disukai dan tidak disukai
tentang kawan-kawannya. Demikian juga, peta sosiogram berdasarkan jawaban
tertulis para siswa tentang hubungan antar mereka sudah dapat disusun. Hasil
karangan dalam berbagai judul yang menggambarkan keadaan, keinginan dan
"cita-cita" awal mereka dapat direkam secara tertulis.
Data
yang diperoleh dari kegiatan di atas dapat dipergunakan oleh Guru Kelas sebagai
dasar bagi diambilnya langkah- langkah pelayanan bimbingan dan konseling untuk
jenis layanan tertentu dengan materi yang sesuai dengan pengungkapan para siswa
itu. Selanjutnya berbagai data tersebut disimpan dalam himpunan data yang
merupakan kelanjutan dari himpunan data masing-masing siswa yang dibawa dari
Kelas I ke Kelas II, dan sekarang dipelihara serta dilengkapi di Kelas III dan
IV. Di samping berisi hal-hal tersebut,
di atas himpunan data itu diperkaya lagi dengan berbagai catatan anekdot yang
dapat direkam dan dikumpulkan dari waktu ke waktu.
b.
Konferensi Kasus
Sama
dengan kegiatan sejenis di Kelas I dan II.
c.
Kunjungan Rumah
Pada dasarnya sama dengan kegiatan kunjungan
rumah untuk Kelas I dan II; perbedaannya ialah bahwa siswa Kelas III dan IV
sudah mulai dapat diajak mempersiapkan kunjungan rumahnya dan diajak
membicarakan hasil kunjungan rumah itu. Dengan demikian siswa yang bersangkutan
dapat dilibatkan secara langsung dilibatkan dalam proses kunjungan rumah dan
pembicaraan hasil-hasilnya untuk kepentingan pemecahan masalah siswa yang
bersangkutan.
d.
Alih Tangan Kasus
Hampir
sama dengan proses alih tangan kasus untuk siswa-siswa Kelas I dan II
perbedaaannya terletak pada dimungkinkannya Guru Kelas membicarakan terlebih
dahulu rencana alih tangan kasus itu kepada siswa yang bersangkutan. Siswa
tersebut dapat saja menolak rencana alih tangan itu. Apabila penolakan terjadi
maka Guru Kelas perlu membicarakan rencana tersebut secara lebih mendalam
dengan siswa, jika perlu dengan mengikutsertakan orang tuanya, sehingga
kunjungan-keuntungan alih tangan itu dapat dipahami dan diterima oleh siswa dan
orang tuanya.
3. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan
Konseling Belajar Di SD Kelas V Dan VI
a. Layanan Bimbingan dan Konseling
1)
Layanan Orientasi dan Informasi
Materi
layanan orientasi dan informasi di Kelas V dan VI lebih luas dan berkembang
daripada hal yang sama di kelas‑kelas sebelumnya. Materi bimbingan belajar meliputi
pokok-pokok berikut :
- pemantapan
materi di Kelas III dan IV
- orientasi
belajar di Kelas V (baru) dan Kelas VI (baru)
- informasi tentang mata pelajaran dan kegiatan
lainnya yang perlu dikembangkan
di Kelas V atau VI.
- informasi tentang pengaturan
jadwal kegiatan belajar (baik di sekolah. maupun di rumah). kegiatan olah raga,
latihan keterampilan, pelajaran tambahan, dan kegiatan ekstra-kurikuler. sesuai
dengan tingkatan kelasnya (Kelas V atau Kelas VI).
- informasi tentang fasilitas
sumber dan alat bantu belajar, termasuk alat-alat olah raga, yang ada di Kelas
V atau VI, dan bagaimana memanfaatkannya.
- informasi tentang
bagaimana mencatat materi pelajaran dari guru secara efektif dan efisien, serta
bagaimana membuat ringkasan pelajaran.
- informasi tentang bagaimana
belajar di tempat latihan keterampilan, dan di lapangan olah raga.
- informasi tentang bagaimana
membaca buku secara efektif dan efisien, meringkas buku, dan belajar di
perpustakaan.
- informasi bagaimana
mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian, menjawab soal-soal ujian, serta
mengikuti EBTA dan EBTANAS. informasi tentang syarat-syarat lulus SD dan apa
akibatnya kalau tidak lulus SD.
- informasi tentang
syarat-syarat memasuki dan mendaftarkan diri untuk masuk SLTP atau sekolah yang
sederajat.
- Informasi tentang sekolah
lanjutan yang dapat dimasuki oleh lulusan SD pada umumnya dan orientasi
keadaan sekolah-sekolah tersebut yang terdapat di sekitar SD yang bersangkutan.
Butir-butir
di atas menggambarkan bahwa layanan orientasi dan informasi di kelas-kelas
tinggi SD memang lebih kompleks. Untuk menyelenggarakan layanan seperti itu
seringkali Guru Kelas tidak sepenuhnya mampu. Guru Kelas perlu mendatangkan
nara sumber dari luar sekolah. Peranan Kepala Sekolah dalam mendatangkan nara
sumber itu amat menentukan. Demikian juga, para siswa (khususnya Kelas VI)
dapat dibawa untuk meninjau (melakukan orientasi) ke SLTP tempat mereka akan
melanjutkan pelajaran, dan ke tempat-tempat kerja sederhana (misalnya industri/
perusahaan kecil).
2)
Layanan Penempatan/Penyaluran
Pola
dan materi layanan penempatan/penyaluran tetap sama dengan layanan sejenis yang di lakukan di Kelas III dan
IV.
3)
Layanan Penguasaan Konten
Layanan
pembelajaran bermaksud menguatkan sikap dan kebiasaan belajar yang telah
terbina sejak Kelas I s.d Kelas IV Serta mendorong lebih jauh lagi penguasaan
siswa terhadap berbagai hal yang diperlukan baik yang menyangkut mata pelajaran
yang diikutinya maupun aspek-aspek lain dalam kehidupannya sebagai pelajar,
anggota. keluarga, warga masyarakat, dan warga negara. Materi layanan penguasaan konten bidang bimbingan
belajar meliputi hal-hal pokok antara lain (1) pemantapan materi di Kelas III
dan IV; (2) bantuan kepada siswa dalam
pengaturan jadwal kegiatan belajar
(baik di sekolah maupun di rumah), dan kegiatan‑kegiatan lainnya; (3) bantuan kepada siswa dalam menemukan dan
menggunakan sumber dan alai bantu belajar yang diperlukan (jika perlu sampai
mencari di luar sekolah) demi keberhasilan belajarnya; (4) bantuan kepada siswa dalam mencatat materi
pelajaran dan membuat ringkasan pelajaran; (5) bantuan kepada siswa tentang
bagaimana belajar di tempat latihan keterampilan, dan di lapangan olah raga; (6) bantuan kepada siswa dalam hal
membaca buku yang efisien, meringkas buku, dan belajar di perpustakaan; (6)
bantuan kepada siswa dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti ulangan dan
ujian-ujian; (7) kegiatan diskusi tentang kemungkinan tamat dari SD dan
memasuki sekolah lanjutan.
Untuk
menyelenggarakan layanan penguasaan konten di sekolah Guru Kelas memerlukan
bantuan, baik nara sumber ataupun Guru Pembimbing. Di samping itu, Guru Kelas
dapat mengaktifkan siswa-siswa yang pandai di kelasnya menjadi "tutor
sebaya" untuk membantu kawannya dalam mencapai berbagai materi kegiatan
layanan pembelajaran itu. Tutor sebaya itu perlu diberi pengarahan terlebih
dahulu oleh Guru Kelas tentang spa yang harus dilakukannya.
4)
Layanan Konseling Perorangan
Layanan
konseling perorangan di kelas tinggi SD adalah mungkin dilaksanakan mengingat
(1) permasalahan yang dialami oleh siswa dapat amat kompleks dan perlu diatasi
sendiri dan setuntas mungkin; (2) siswa sudah mampu mengutarakan diri sendiri
dengan. bahasa yang jelas, dan telah mampu pula menangkap dengan bank hal-hal
yang dikatakan oleh konselor dalam hubungan konseling.
Masalah-masalah
siswa yang mungkin perlu ditangani melalui layanan konseling perorangan dapat
beraneka ragam, baik masalah yang menyangkut kedirian siswa, hubungan sosial, masalah
belajar, maupun pengembangan karier. Apabila Guru Kelas belum mampu
menyelenggarakan konseling perorangan itu, siswa-siswa yang memerlukannya dapat
dialihtangankan kepada Guru Pembimbing.
5)
Layanan Bimbingan Kelompok
Dalam
bimbingan kelompok sejumlah siswa berkumpul dan melakukan interaksi sosial
untuk menerima dan/atau membahas hal-hal yang disampaikan oleh seorang nara
sumber. Hal-hal yang disampaikan dan dibahas adalah sesuatu yang berguna bagi
para siswa, dan melalui pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam para siswa
akhirnya dapat mempergunakan hasil bahasannya itu bagi pengembangan dirinya.
Para
siswa Kelas V dan VI sudah mampu terlibat langsung di dalam kegiatan kelompok
yang membahas berbagai topik, seperti informasi pekerjaan, upaya mempersiapkan
diri untuk ujian, rencana melanjutkan pelajaran ke SUP, keadaan kebersihan
lingkungan, dan sebagainya. Dalam kegiatan kelompok itu togas Guru Kelas ialah
sebagai pemberi bahan dan/atau perangsang dimunculkannya oleh para siswa
topik-topik yang akan dibahas, serta mengarahkan jalannya pembahasan agar
secara tepat mencapai sasaran
pembicaraan.
Guru
Kelas sebagai pemimpin kelompok mengatur lalu lintas pembicaraan, menjembatani
berbagai pendapat dan argumentasi yang berbeda, meluruskan isi pembicaraan yang
kurang tepat, serta memperluas,
memperkaya dan memantapkan hasil pembicaraan kelompok sehingga
keseluruhannya berguna bagi para anggota kelompok itu. Pemimpin kelompok juga
perlu mendorong semua anggota kelompok untuk berani mengemukakan pendapat dan
berpartisipasi aktif secara penuh dalam kegiatan kelompok. Dengan aktifitas
dalam kelompok, seluruh anggota kelompok akan memperoleh manfaat bagi kemampuan
hubungan sosial.
6)
Layanan Konseling Kelompok
Berhubung
dengan semakin kompleksnya permasalahan yang mungkin dialami oleh para siswa,
konseling kelompok itu tidak mustahil diperlukan bagi siswa-siswa kelas tinggi
SD. Apabila Guru Kelas kurang sepenuhnya mampu menyelenggarakan layanan
konseling kelompok, Guru Pembimbing dari SLIP/SETA terdekat dapat dimintakan
bantuannya.
b.
Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling
1)
Aplikasi Instrumentasi dan Himpunan Data
Siswa-siswa Kelas V dan VI SD telah mampu mengisi berbagai angket
sederhana dan mengerjakan berbagai alat ungkap, seperti alat ungkap
permasalahan yang dihadapi siswa. Apabila diperlukan mereka juga dapat
mengerjakan berbagai tes (misalnya tes intelegensi, tes bakat). Penyelenggaraan
berbagai instrumen itu dapat dilaksanakan dengan memakai jasa dari luar sekolah
(misalnya Guru Pembimbing). Hasilnya dapat menjadi dasar pertimbangan bagi
pelaksanaan layanan tertentu.
Semua data hasil instrumentasi siswa
Kelas VI secara ideal akan meliputi (1) identitas pribadi siswa; (2) latar
belakang rumah dan orang tua; (3) sejarah arah kesehatan siswa; (4)
perkembangan nilai-nilai hasil belajar; (5) kegiatan ekstrakurikuler dan
kegiatan lain di luar sekolah; (6) mental,
bakat dan minat, serta kondisi kepribadian. hash tes diagnostic; (7) minat dan cita-cita awal pendidik dan jabatan; (8)
prestasi khusus yang pernah diperoleh, dan karya khusus serta berbagai catatan
anekdot.
2)
Konferensi Kasus
Berhubung dengan lebih luasnya
permasalahan siswa Kelas V dan VI, konferensi kasus yang diselenggarakan untuk
mereka mungkin memerlukan keikutsertakan pihak-pihak yang lebih luas pula,
misalnya perangkat desa atau kecamatan, pemuda Karang Taruna, dan sebagainya,
sesuai dengan kandungan masalah yang dibahas.
3)
Kunjungan Rumah
Siswa kelas V dan VI SD lebih besar lagi kemampuannya untuk
diaktifkan dalam kunjungan rumah demi terentasnya masalahmasalah mereka.
Sebagian data rumah dan keluarga bahkan diharapkan dapat diperoleh diri siswa
yang bersangkutan secara langsung.
4)
Alih Tangan Kasus
Pembahasan tentang rencana alih
tangan kasus telah dapat dilakukan secara penuh dengan siswa Kelas V dan VI
yang bersangkutan. Kesadaran siswa tentang perlunya alih tangan itu dapat
dipahami dan diterima oleh siswa dan orang tuanya akan merupakan modal utama
bagi keberhasilan alih tangan kasus tersebut.
D.
Evaluasi Pelaksanaan Program BK Belajar Anak SD
Penilaian
merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa
penilaian keberhsilan atau kegagalan pelaksanaan program bimbingan yang
telah direncanakan tidak mungkin diketahui / diidentifikasi. Dilihat dari
penilaian tersebut bebeapa ahli telah mengemukakan pengertian tentang evaluasi
(Evaluating).
Menurut
pendapat “Good“ yang dikutip oleh
I.Jumhur dan Moch. Surya (1975:154), tentang evaluasi adalah proses menentukan
atau mempertimbangkan nilai atau jumlah sesuatu melalui penilaian yang
dilakukan dengan seksama. Sejalan dengan rumusan diatas, Arthur Jones
memberikan batasan tentang evaluasi adalah sebagai proses yang menunjukkan kepada
kita sampai berapa jauh tujuan – tujuan program sekolah dapat dilaksanakan.
Menurut
Syamsu Yusuf (2009:69) Evaluasi dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan
informasi (data) untuk mengetahui efektivitas keterlaksanaan dan ketercapaian
kegiatan – kegiatan yang telah an tidak mungkin diketahui / diidentifikasi
.Dilihat dari penilaian tersebut bebeapa ahli telah mengemukakan pengertian
tentang evaluasi (Evaluating).
Menurut
pendapat “Good “ yang dikutip oleh
I.Jumhur dan Moch. Surya (1975:154), tentang evaluasi adalah proses menentukan
atau mempertimbangkan nilai atau jumlah sesuatu melalui penilaian yang
dilakukan dengan seksama. Sejalan dengan rumusan diatas, Arthur Jones
memberikan batasan tentang evaluasi adalah sebagai proses yang menunjukkan kepada
kita sampai berapa jauh tujuan –tujuan program sekolah dapat dilaksanakan.
Menurut
Syamsu Yusuf (2009:69) Evaluasi dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan
informasi (data) untuk mengetahui efektivitas keterlaksanaan dan ketercapaian
kegiatan – kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya mengambil
keputusan. Penilaian progran
bimbingan merupa-kan usaha untuk menilai
sejauh mana pelaksanaan program mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Atau segala upaya tindakan atau proses untuk
menentukan derajat kualitas kemajuan yang berkaitan dengan pelaksanaan program
bimbingan di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu
sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
Menurut
W.S. Winkel (2010: 820) evaluasi program bimbingan adalah mencakup usaha
menilai efesiensi dan efektivitas pelayanan bimhingan itu sendiri demi
peningkatan mutu program bimbingan dan konseling .
Dari
berbagai pengertian evaluasi (Evaluating), dapat simpulkan bahwa evaluasi
terhadap kegitan bimbingan dan konseling, mengandung tiga aspek penilaian,
yaitu:
1.
Penilaian terhadap program bimbingan dan konseling.
2.
Penilaian terhadap proses pelaksanaan bimbingan dan konseling.
3. Penilaian
terhadap hasil (Product) dari pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar