MACAM-MACAM PENDEKATAN DALAM BK
PENDEKATAN DALAM KONSELING
DI
SUSUN OLEH:
YULIZA 14020010
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2016/2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
...........................................................................................
i
DAPTAR ISI
..........................................................................................................
ii
BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................................
iii
A.
Latar Belakang
....................................................................................................
iii
B. Manfaat Masalah .................................................................................................
iv
BAB II PEMBAHASAN
.........................................................................................
1
A.
Pengertian Pendekatan
Psikoanalisis......................................................................1
B. pengertian Pendekatan
Analisis Transaksional........................................................2
C.pengertian Pendekatan
Behavioral......................................................................... 3
D.pengertian Pendekatan
Realitas..............................................................................
4
E.pengertian Pendekatan
Berpusat pada Manusia...................................................... 5
F.pengertian Pendekatan
Gestalt................................................................................ 5
G.Metode Bimbingan dan Konseling......................................................................... 6
H. Teknik-teknik Bimbingan dan Konseling..............................................................
BAB III :PENUTUP
................................................................................................
10
A.
Kesimpulan ...........................................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA
.............................................................................................
12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan Hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini, namun kami menyadari dari penulisan
makalah ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan guna untuk perbaikan makalah. Makalah
ini disusun sebagai Tugas dari Mata
kuliah pengukuran dan penilaian BK
penulis dalam
menyelesaikan tugas ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, untuk itu penulis
ucapkan terimakasih kepada:
1.
Sebagai
Dosen mata kuliah pengukuran dan
penilaian BK
Nur
Faizal,M.pd
2. Semua pihak yang telah membantu
penulisan dalam menyelesaikan makalah ini
Semoga semua amal baik Saudara
dibalas Allah SWT dengan pahala yang setimpal. Kami berharap mudah-mudahan
makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.
Pringsewu, 23 Pebruari 2016
penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dalam proses perjalanan hidup manusia mereka banyak
mengalami peristiwa dan situasi yang menimbulkan masalah yang mungkin tidak
dapat diatasi. Alternatif yang pada umumnya digunakan untuk menyelesaikan masalah
tersebut adalah dengan membicarakannya dengan keluarga, guru , teman dan ahli
agama. Namun tidak semua orang yang dijadikan tempat untuk dimintai bantuan
tersebut bisa mengatasi masalah tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut
konseling merupakan pilihan yang efektif untuk mengatasi masalah individu
tersebut. Pada proses konseling , konselor mendengarkan konseli serta bekerja
sama dengan konseli untuk menemukan alternatif yang terbaik untuk memahami dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi konseli. Pada proses tersebutlah konselor
harus bisa menggunakan pendekatan, metode dan teknik yang tepat terhadap
konseli, sehingga bisa tahu akar permasalahan dan dapat menyelesaikan
permasalahan si konseli tersebut dengan cepat dan tepat dan tanpa menemui
hambatan yang begitu berarti.
Oleh karena itu pemakalah, dalam makalah ini akan berusaha
mengemukakan tentang berbagai macam pendekatan, metode dan teknik di dalam BK.
B.
Rumusan
Masalah
Pendekatan , metode
dan teknik apa sajakah yang dapat digunakan oleh konselor untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
konseli?
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Pendekatan
Psikoanalisis (Psychoanalysis Therapy)
Pendekatan psikoanalisis merupakan
pendekatan yang banyak mempengaruhi timbulnya pendekatan-pendekatan lain dalam
konseling. Psikoanalisis sering juga disebut dengan Psikologi Dalam, karena
pendekatan ini berpendapat bahwa segala tingkah laku manusia bersumber pada
dorongan yang terletak jauh di dalam alam ketidaksadaran. Selain itu,
psikoanalissis banyak digunakan secara bergantian dengan istilah Psikodinamik,
karena menekankan pada dinamika atau gerak dorong mendorong antara alam
ketidaksadaran dan alam kesadaran, di mana alam ketidaksadaran mendorong untuk
untuk muncul ke dalam alam kesadaran.
Pendekatan psikoanalisis memiliki
ciri-ciri, antara lain: menekankan pada pentingnya riwayat hidup konseli
(perkembangan psikoseksual), pengaruh dari implus-implus ginetik (instink),
pengaruh pengalaman dini individu, dan pengaruh irasionalitas dan sumber-sumber
ketidak sadaran tingkah laku.
Menurut pandangan psikoanalisis,
struktur atau organisasi kepribadian individu terdiri dari tiga sistem yaitu
id, ego, dan superego. Pada orang yang dianggap sehat mental, ketiga sistem
merupakan kesatuan organisasi yang harmonis,. Sehingga memungkinkan individu
berhubungan dengan lingkungan secara efesien dan memuaskan. Bila ketiga sistem
bertentangan satu sama lain, individu mengalami kesulitan penyesuaian diri.
Tingkah laku manusia hampir selalu merupakan produk interaksi ketiga sistem
tersebut.
b.
Pendekatan
Analisis Transaksional (Transacsional analysis)
Pendekatan analisis transaksional
merupakan pendekatan yang dapat digunakan pada seting individual maupun
kelompok. Analisis transaksional menekankan pada aspek kognitif, rasional dan
tingkah laku dari kepribadian. Di samping itu, pendekatan ini berorientasi pada
meningkatkan kesadaran sehingga konseli dapat membuat keputusan baru dan
mengganti arah hidupnya.
Pendekatan analisis transaksional
terdiri dari dua kata, analisis berarti pengujian sesuatu secara detail agar
lebih memahami atau agar dapat menarik kesimpulan dari hasil pengujian
tersebut, sedangkan transaksional atau transaksi adalah unit pokok dari sebuah
hubungan sosial. Dengan demikian, analisis transaksional adalah metode yang
digunakan untuk mempelajari interaksi antar individu dan pengaruh yang bersifat
timbal balik yang merupakan gambaran kepribadian seseorang.
Pendekatan analisis transaksional
ini memfokuskan pada pengambilan keputusan di awal yang dilakukan oleh klien
dan menekankan pada kapasitas konseli untuk membuat keputusan baru, menekankan
pada aspek kognitif, rasional dan tingkah laku dari kepribadian, dan
berorientasi pada meningkatkan kesadaran sehingga konseli dapat membuat
keputusan baru dan mengganti arah hidupnya.
c.
Pendekatan
Behavioral
Pendekatan behavioral didasari oleh hasil eksperimen yang
melakukan investigasi tentang prinsip-prinsip tingkah laku manusia. Pendekatan
tingkah laku atau behavioral menekankan pada dimensi kognitif individu dan
menawarkan berbagai metode yang berorientasi pada tindakan untuk membantu mengambil
langkah yang jelas dalam mengubah tingkah laku.
Konseling behavioral memiliki asumsi dasar bahwa setiap
tingkah laku dapat dipelajari, tingkah laku lama dapat diganti dengan tingkah
laku baru, dan manusia memiliki potensi untuk berperilaku baik atau buruk,
tepat atau salah. Selain itu, manusia dipandang sebagai individu yang mampu
melakukan refleksi atas tingkah lakunya sendiri, mengatur serta dapat
mengontrol perilakunya, dan dapat belajar tingkah laku baru atau dapat
mempengaruhi perilaku orang lain.Pendekatan behavioral berpandangan bahwa
setiap tingkah laku dapat dipelajari. Proses belajar tingkah laku adalah
melalui kematangan dan belajar.
d.
Pendekatan
Realitas (Reality Teherapy)
Dalam pendekatan ini konselor berperan sebagai guru dan
sebagai model bagi konseli. Di samping itu, konselor juga membuat kontrak
dengan konseli untuk mengubah perilakunya. Ciri yang khas dari pendekatan ini
adalah tidak terpaku pada kejadian-kejadian di masa lalu, tetapi lebih
mendorong konseli untuk menghadapi realitas
Layanan konseling ini bertujuan membantu konseli mencapai
identitas berhasil. Konseli yang mengetahui identitasnya akan mengetahu
langkah-langkah apa yang akan ia lakukan di masa yang akan datang dengan segala
konsekuensinya. Bersama-sam konselor konseli dihadapkan kembali pada kenyataan
hidup, sehingga dapat memahami dan mampu menghadapi realitas.
e.
Pendekatan
Berpusat pada Manusia (Person-Centered Therapy)
Pendekatan Person-Centered berasumsi bahwa manusia
yang mencari bantuan psikologis diperlakukan sebagai konseli yang bertanggung
jawab yang memilki kekuattan untuk mengarahkan dirinya. Pendekatan Person-Centered
dapat dikategorikan dalam cabanng humanistik yang memiliki perspektif
eksistensial. Humanistik merupakan perpektif ketiga dalam konseling.
Konseling Person-Centered bertujuan membentuk konseli
menemukan konsep dirinya yang lebih positif lewat komunikasi konseling, di mana
konselor mendudukkan konseli sebagai orang yang berharga, orang yang penting,
dan orang yang memiliki potensi positif dengan penerimaan tanpa syarat, yaitu
menerima konseli apa adanya. Tujuan utama pendekatan ini adalah pencapaian
kemandirian dan integrasi diri.
f.
Pendekatan
Gestalt (Gestalt Therapy)
Pendekatan gestalt adalah terapi humanistik eksistensial
yanng berlandasan premis, bahwa individu harus menemukan caranya sendiri dalam
hidup dan menerima tanggung jawab pribadi jika individu ingin mencapai
kedewasaan.
Tujuan pendekatan ini adalah agar konseli mencapai kesadaran
tentang apa yang mereka rasakan dan lakukan serta belajar bertanggung jawab
atas perasaan, pikiran dan tindakan sendiri.
B.
Metode
Bimbingan dan Konseling
Pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dalam
penyelidikan-penyelidikan pada umumnya, maupun dalam bimbingan dan penyuluhan. Penyuluhan
dapat diberikan dengan baik, kalau kita telah mengetahui data sekitar individu
yang akan disuluh. Oleh karena itu perlu sekali dikemukakan beberapa macam
metode yang dapat digunakan untuk memperoleh data dalam merealisasikan
bimbingan dan penyuluhan.
Macam-macam metode yang digunakan dalam bimbingan dan konseling diantaranya adalah
sebagai berikut:
1.
Observasi (observation)
Observasi ialah suatu cara untuk
mengumpulkan data yang diinginkan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung.
Ditinjau dari segi peranan observer
maka observasi dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu:
a.
Observasi
yang berpartisipasi
Dalam observasi ini, pembimbing
turut serta dalam situasi kehidupan pihak yang akan diobservasinya.
b.
Observasi
non-partisipasi
Observasi ini merupakan kebalikan
dari observasi pertama. Pada teknik ini, observasi tidak menggambil bagian
secara langsung di dalam situasi kehidupan yang diobservasi.
c.
Quasi
partisipasi
Dalam observasi ini, seolah-olah
observer turut berpartisipasi. Padahal sebenarnya hanya berpura-pura saja turut
ambil bagian dalam situasi kehidupan observasi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam menggunakan metode observasi dalam bimbingan dan konseling adalah:
-
Menentukan materi yang sesuai dengan tujuan observasi.
-
Menentukan cara atau teknik yang dipergunakan.
-
Menentukan cara mencatat hasil observasi.
-
Harus membedakan mana yang merupakan fakta dan mana yang merupakan
interpretasi.
-
Selama observasi jangan memberikan interpretasi, tetapi diberikan setelah
observasi selesai.[1][2]
2.
Questionare (angket)
Questionare atau sering pula disebut
angket merupakan suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi sasaran questionnare tersebut.
Pertanyaan dalam questinnare bergantung pada maksud serta tujuan yanng ingin
dicapai.
Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam menggunakan metode questionnaire dalam bimbingan dan konseling adalah:
-
Pergunakan questionnaire dalam keadaan yang setepat-tepatnya
-
Menentukan terlebih dahulu tujuan dari questionnaire itu, baik tujuan umum
maupun tujuan khusus.
-
Susunlah pertanyaan-pertanyaan dengan sebaik mungkin.
- Setelah pertanyaan tersusun
hendaknya diadakan cheking untuk memeriksa tentang kemungkinan adanya
pertanyaan yang perlu diperbaiki, sehingga dengan cara ini diharapkan akan
mendapatkan questionnnaire yang lebih baik.
3.
Interview
(Wawancara)
Interview adalah suatu metode untuk
mendapatkan data dengan mengadakan wawancara secara langsung. Berbeda dengan
questionnaire, penyajian interview adalah secra lisan, sedang pada
questionnaire cara penyajian dengan cara tertulis.
Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam menggunakan metode interview dalam bimbingan dan konseling adalah:
-
Mempersiapkan apa yang akan dipertanyakan dengan sebaik-baik mungkin agar
interview dapat berjalan dengan lancar.
-
Interview harus menjelaskan dengan sebaik-baiknya, apa maksud serta tujuan dari
interview tersebut.
-
Pertanyaan hendaknya diajukan dengan hati-hati, teliti, dan kalimatnya harus
jelas.
-
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan orang yang
diinterview.
-
Di dalam memberikan pertanyaan hendaknya tidak kaku, dan masing-masing
pertanyaan dapat diperluas.
-
Diusahakan
jangan sampai ada waktu diam terlalu lama. Karena hal ini dapat mematikan
suasna interview.
4.
Tes
Tes adalah suatu metode atau alat
untuk mengadakan penyelidikan dengan menggunakan soal-soal yang telah dipilih
dengan seksama, artinya dengan standar tertentu.
Macam- macam tes diantaranya adalah:
a.
Berdasarkan
banyaknya orang yang dites, dapat dibedakan:
-
Tes individual (perseseorangan), di mana tes itu dikerjakan secara individual,
menghadapi seseorangan demi seseorangan.
-
Tes kelompok (group), di mana yang dites merupakan suatu kelompok pada suatu
waktu yang tertentu.
b.
Berdasarkan
kemampuan jiwa yang ingin diselidiki, tes dapat dibedakan:
-
Tes pengamatan.
-
Tes perhatian.
-
Tes inteligensi.
c.
Berdasarkan
caranya pengetes mengerjakan tugas-tugas tes dapat dibedakan:
-
Tes verbal (tes bahasa), yaitu tes dengan menggunakan bahasa.
-
Tes peraga (performance), yaitu di dalam menggerjakan tes itu tidak menggunakan
bahasa.
5.
Case
studi
Case studi adalah suatu metode
penyelidikan untuk mempelajari kejadian mengenai perseseorangan. Dengan kata
lain, suatu metode untuk menyelidiki riwayat hidup seseorang. Jika
metode-metode sebelumnya banyak memerlukan informasi maka untuk metode ini
tidak memerlukan banyak informasi. Tetapi dengan metode ini kita dapat
mendapatkan tinjauan yang mendalam.[2][3]
C.
Teknik-teknik
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling membutuhkan teknik yang tidak mudah.
Diperlukan pembiasaan terhadap macam-macam teknik yang ada supaya konselor
mahir dalam kerja praktik. Di samping itu diperlukan kebenaran dalam
memperaktikan macam-macam teknik yang ada supaya ada pengalaman dari berbagai
teknik.
a)
Teknik
umum konseling
Teknik umum konsling memiliki beberapa jenis
a.
Perilaku
attending
Perilaku
attending disebut juga perilaku menghampiri klien. Hal ini mencakup komponen
kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Perilaku attending yang baik dapat
menimbulkan beberapa hal positif, seperti menciptakan suasana yang aman, dan
mempermudah ekspresi perasaan klien dengan bebas.
b.
Empati
Empati
adalah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien, merasa dan
berpikir bersama klien. Empati dilakukan sejalan dengan perilaku attending.
c.
Refleksi
Repleksi adalah teknik untuk
menentukan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman
sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal.
d.
Eksplorasi
Eksplorasi adalah teknik untuk
menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman klien. Hal ini penting dilakukan
karena banyak klien menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu
mengungkapkan pendapatnya.
e.
Menangkap
pesan
Menangkap pesan adalah teknik untuk
menyatakan kembali esensi atau inti ungkapan klien, dengan teliti mendengarkan
pesan utama kelien, mengungkapkan kalimat yang mudah dan sederhana.
f.
Pertanyaan
terbuka
Pertanyaan terbuka yaitu teknik
untuk memancing siswanya mau berbicara mengungkapkan pesan, pengalaman, dan
pemikirannya.
g.
Pertanyaan
tertutup
Dalam konseling tidak selamanya
harus menggunakan pertanyaan terbuka. Dalam hal tertentu, dapat pula digunakan
pertanyaan tertutup dengan kata ya atau tidak, atau dengan
kata-kata singkat.
h.
Dorongan
minimal
Dorongan minimal adalah teknik untuk
memberikan suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang talah di
kemukakan klien.
i.
Mengarahkan
Teknik mengarahkan ini yaitu teknik
untuk mengajak dan mengarahkan klien untuk melaksanakan sesuatu.
j.
Menyimpulkan
sementara
Teknik ini yaitu teknik untuk
menyimpulkan sementara pembicaraan, sehingga arah pembicaraan semakain jelas.
b)
Teknik
khusus konsling
Disamping mengarahkan teknik-teknik umum, dalam hal-hal
tertentu dapat menggunakan teknik-teknik khusus yaitu antara lain
a.
Latihan
asensif
Latihan ini berguna untuk membantu
individu yang tidak mamapu menggungkapkan perasaan tersinggung, kesulitan
mengatakan tidak, mengungkapkan afeksi, dan respon positif lainnya.
b.
Desensitisasi
sistematis
Desensitisasi sistematis merupakan
teknik konseling behavioral yang di alamai dengan cara mengajarkan klien untuk
rileks.
c.
Pengkondisian
aversi
Teknik ini dapat digunakan untuk
menghilangkan kebiasaan buruk. Teknik ini dimaksud untuk meninggaalkan kepekaan
klien agar mengerti respons pada stimulus yang disenanginya dengan kelebihan
stimulus tersebut.
d.
Pembentukan
prilaku model
Teknik ini dapat digunakan untuk
membentuk prilaku baru pada klien dan memperkuat prilaku yang sudah terbentuk.
e.
Permainan
dialog
Teknik ini dilakukan dengan cara
klien dikondisikan untuk mendialokkan dua kecendrungan yang saling
bertentangan.
f.
Latihan
bertanggung jawab
Teknik ini merupakan teknik yang
dinaksudkan untuk membantu klien agar mengakui dan menerima
perasaan-perasaannya daripada memproyeksikan perasaannya perasaannya itu kepada
orang lain.
Pada garis besarnya teknik-teknik yang digunakan dalam
bimbingan ada 2 macam, yaitu teknik pendekatan secara kelompok (group guidance)
dan teknik pendekat secara individual (individual counseling).
1.
Bimbingan
kelompok (group guidance)
Teknik dipergunakan dalam membantu
murid dalam memecahkan masalah-masalah melalui kegiatan kelompok. Artinya
masalah itu dirasakan oleh kelompok atau oleh individu sebagai anggota
kelompok. Beberapa bentuk khusus cara bimbingan kelompok ini ialah:
a.
Home room
program (program home room)
Yaitu suatu program kegiatan yang
dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik
sehingga dapat membantunya secara efesien. Kegiatan ini dilakukan di dalam
kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dengan murid di luar jam-jam pelajaran
untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu. Dalam program home room
hendaknya diciptakan suatu situasi yang bebas dan menyenangkan, sehingga murid
mampu mengutarakan perasaannya seperti di rumah.
b.
Karya
wisata
Karya wisata di samping berfungsi
sebagai kegiatan rekreasi atau sebagai metode mengajar, dapat berfungsi sebagai
salah satu cara dalam bimbingan kelompok. Dengan karya wisata murid meninjau
objek-objek menarik dan mereka mendapat informasi yang lebih baik dari objek
itu. Di samping murid-murid mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian
dalam kehidupan kelompok, misalnya, pada diri sendiri. Juga dapat mengembangkan
bakat dan cita-cita yang ada.
c.
Diskusi
kelompok
Diskusi kelompok merupakan salaha
satu cara di mana murid-murid akan mendapat kesempatan untuk memecahkan masalah
bersama-sama. Setiap murid mendapat kesempatan untuk menyumbangkan pikiran
masing-masing dalam memecahkan suatu masalah. Dalam diskusi itu dapat tertanam
pula rasa tanggung jawab dan harga diri.
d.
Kegiatan kelompok
Kegiatan kelompok merupakan cara
yang baik dalam bimbingan karena individu mendapat kesempatan untuk
berpartisipasi dengan sebaik-baiknya. Banyak kegiatan tertentu yang yang lebih
berhasil jika dilakukan dalam kelompok.
Dengan kegiatan ini, anak dapat menyumbangkan pikirannya dan dapat pula
menggembangkan rasa tanggung jawab.
e.
Organisasi
murid
Organisasi murid, baik dalam
lingkungan sekolah maupun di luat lingkungan sekolah merupakan salah satu cara
dalam bimbingan kelompok. Melalui organisasi banyak masalah-masalah yang
sifatnya individual maupun kelompok dapat diselesaikan. Dalam organisasi, murid
mendapat kesempatan untuk belajar mengenai berbagai aspek kehidupan sosial. Ia
dapat mengembangkan bakat
kepemimpinannya, di samping memupuk rasa tanggung jawab dan harga diri.
2.
Penyuluhan
individual (individual counseling)
Penyuluhan konseling merupakan salah satu cara pemberian bantuan secara
perorangan dan secara langsung. Dalam cara ini pemberian bantuan dilaksanakan
secara face to face relationship (hubungan langsung muka kemuka, atau
hubungan empat mata), antara counselor dengan anak (kasus). Biasanya
maslah-masalah yang dipecahkan melalui teknik atau cara ini ialah
masalah-masalah yang bersifat pribadi.
Dalam counseling hendaknya counselor
bersikap penuh simpati dan empati. Simpati artinya menunjukkan adanya sikap
turut merasakan apa yang sedabg dirasakan oleh counselle (kasus). Dan empati
artinya berusaha menempatkan diri dalam situasi diri counselee dengan masalah
ynag dihadapinya. Denngan sikap ini, counselee akan memberikan kepercayaan
sepenuhnya kepada counselor. Dan ini
sangat membantu keberhasilan dalam konseling.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
BK memerlukan adanya “pendekatan, metode dan teknik BK”, agar proses konseling
antara konselor dan konseli dapat berjalan dengan lancar.
Di dalam
BK ada beberapa macam pendekatan diantaranya: Pendekatan Psikoanalisis, Pendekatan Analisis Transaksional ,Pendekatan
Behavioral ,Pendekatan Realitas , Pendekatan Berpusat pada Manusia &
Pendekatan Gestalt .
Bk juga mempunyai beberapa metode yang bisa digunakan untuk menyelesaikan
masalah oleh konselor terhadap konseli, yaitu: Observasi, Questionare,
Interview , Tes ,Case studi.
Selain pendakatan
dan metode, di dalam BK juga ada teknik BK. Beberapa teknik BK yaitu: Teknik umum konseling dan Teknik
Khusus Konseling.
DAPTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar