Senin, 16 Mei 2016





PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KENERJA GURU PNS
TAHUN AJARAN 2015/2016











Oleh
YULIZA
14 020 010




 
























SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH PRINSEWU LAMPUNG (STKIP –MPL)
2015



KATA PENGANTAR



Puji sukur khadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat meyelesaikan skripsi ini, namun penulis meyadari dalam penulisan skripsi masih banyak kekurangan baik isi maupun bentuknya. Untuk itu kritik dan saran yang bersifatnya membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan penulisan dimasa datang. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syrat untuk memenuhi tugas Ahir Semester Prongram Setudi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan jurusan ilmu pendidikan STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

Penulis dalam meyelesaikan Skripsi ini banyak di bantu oleh berbagai pihak, terutama dosen mata kulia oleh karna itu penulis sampaikan terima kasih kepada :

1.      Nita Fitria, S.Pd.,M.Pd.
2.      Rekan-rekan mahasiswa

Semoga semua amal baik Bapak, Ibu dan Saudara dibalas Allah SWT dengan pahala yang setimpal. Penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca umumnya.


                                                                                                                        Peringsewu,  2015
                                                                                                                        Peyusun,


                                                                                                           
                                                                                                                        YULIZA
                                                                                                                        NPM. 14 020 010

BAB I
PENDAHULUAN
                                                                                                                                                               
A.    Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan ilmu, teryata tidak lagi terbatas pada dunia bisnis saja tetapi berkembang juga dalam implementasinya dalam organisasi pendidikan, organisasi pemerintah, organisasi proyek-proyek, organisasi bidang hukum ataupun organisasi lainnya, maka masalah kepemimpinan pun tak akan terlepas, serta akan mengikuti perkembangannya.
Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin harus memberikan suara arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan dalam melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengnaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, karena apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara maksimal.
Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan harus memiliki kemampuan manajemen dan gaya kepemimpinan baik, agar semua guru  merasakan  kekeluargaan yang yaman didalam melak sanakan semua tugas yang di embanya .  Beberapa kesuksesan kepemimpinan kepala sekolah dipengaruhi oleh beberapa factor, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan social dengan sikap-sikap hubungan manusiawi.
Berdasarkan peranan kepemimpinan kepala sekolah tersebut, jelaslah bahwa dalam suatu kepemimpinan, Kepala sekolah harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di samping itu juga bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin memiliki tugas yang embannya, sebagaimana menurut M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut.
1.      Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompoknya, dalam artian kebutuhan sekolah dalam bentuk fisik bangunan maupun non fisik (kwalitas input dan output), serta kebutuhan Guru dan seluruh proses pembelajarannya, serta yang sangat penting adalah kebutuhan peserta didik dalam proses pembelajarannya yang di kaitkan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
2.     Dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang bener-bener dapat di capai.
3.     Meyakinkan seluruh komponen sekolah mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka mana yang realistis dan mana yang sebenar-benar nya merupakan khaya-lan.
Kepemimpinan kepala sekolah tersebut akan berhasil dengan baik apabila seorang kepala sekolah memahami akan tugas yang harus dilaksanakan. Oleh sebab itu kepala sekolah akan tampak dalam proses di mana dia mampu mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain. Untuk keberhasilan dalam pencapaian tujuan sekolah diperlukan kepemimpinan kepala sekolah yang profesional, di mana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin.
Di samping itu kepala sekolah harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dan menujukan gaya kepemimpinan yang baik kepada bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu, kepala sekolah diharapkan harus dapat mempertahankan dan  meningkatkan lagi kondisi tersebut. Karana terbukti gaya kepemimpinan memiliki pengaruh positif terhadap kenerja. Cara-cara yang telah diterapkan kepala sekolah selama ini (seperti selalu memotivasi guru senantiasa lebih berprestasi, lebih maju, pemberian kepercayaan dan pengakuan guru serta memperhatikan kondisi keamanan pekerjaan, gaji yang diterima setiap bulan dan kepala sekolah yang bersikap baik dan adil) harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi, gaya kepemimpinan kepala sekolah yang sesuai dengan anggotanya, sehingga diharapkan jika gaya kepemimpinan kepala sekolah sudah tepat akan mengarah pada kerjasama yang lebih baik dan dapat mewujutkan tujuan sekolah. Maka motivasi akan timbul dalam diri guru apabila ada perhatian, kesesuaian, kepercayaan dan kepuasan yang di berikan kepala sekolah, serta komonikasi yang lancar antara guru dan kepala sekolah dan guru dengan guru, akan dapat meningkatkan kenerja.  
Berdasarkan uraian diatas maka penulis telah mengadakan penelitian daengan judul, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kenerja Guru PNS”











BAB II. TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR

A.  Kajian Tentang Kinerja Guru
1.  Pengertian Kinerja Guru
Kinerja  menurut  Drucker  (Sukarno  Andhy  Yahya,  2013:  9)  adalah tingkat  prestasi  atau  hasil  nyata  yang  dicapai   dipergunakan  untuk  memperoleh suatu  hasil  positif.  Menurut  Whitmore  (Hamzah  B.  Uno  dan  Nina Lamatenggo, 2012: 59) mengemukakan kinerja adalah “pelaksanaan fungsifungsi  yang  dituntut  dari  seseorang”.  Kinerja  merupakan  hasil  kerja  yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan  atas  kecakapan,  pengalaman,  kesungguhan  dan  waktu  (Hasibuan, 1997 : 82).  Lebih lanjut, Hasibuan menggungkapkan bahwa kinerja merupakan gabungan  tiga  faktor  penting  yaitu  kemampuan  dan  minat  seorang  pekerja, kemampuan  serta  penerimaan  atas  penjelasan  delegasi  tugas  dan  peran  serta pekerja.
Mangkunegara  (2001  :  32)  mengemukakan  kinerja  dapat  didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas  dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai  dalam  melaksanakan  tugas  sesuai  dengan  tanggung  jawab  yang diberikan  kepadanya.  Sedangkan  menurut  Mc  Daniel   (Hamzah  B.  Uno  dan Nina  Lamatenggo,  2012:  62)  berpendapat  bahwa  kinerja  adalah  “interaksi antara kemampuan seseorang dengan motivasinya”.Berdasarkan  definisi  kinerja  yang  dikemukakan  oleh  beberapa  ahli  di atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  kinerja  adalah  hasil  kerja  atau  prestasi  yang dicapai  oleh  seseorang,  yang  dinilai  berdasarkan  kualitas  dan  kuantitasnya, sesuai  dengan  tugas  dan  tanggung  jawab  yang  dibebankan  kepadanya  dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dengan demikian, kinerja guru berarti   adalah hasil  yang  dicapai  oleh  guru  dalam  melaksanakan  tugas-tugas  dalam pembelajaran  yang  dibebankan  kepadanya  yang  dilihat  melalui  kegiatan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan penilaian pembelajaran, dan tindak lanjut hasil penilaian.
2.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja guru pada dasarnya merupakan kinerja atau unjuk  kerja yang dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik.  Kualitas  seorang  guru  akan  sangat  menentukan  hasil  dari pendidikan,  karena  guru  merupakan  pihak  yang  berhubungan  langsung dengan peserta didik dalam proses pendidikan atau pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah. Banyak  faktor  yang  mempengaruhi  kinerja  dari  seseorang,  menurut Sumarno (2009: 14) menyebutkan ada 3 faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu:
a. Kemampuan,  kepribadian  dan  minat  kerja.  Kemampuan  merupakan kecakapan  seseorang,  seperti  kecerdasan  dan  ketrampilan.  Kemampuan pekerja dapat mempengaruhi kinerja dalam berbagai cara. Misalnya dalam cara  pengambilan  keputusan,  cara  menginterprestasikan  tugas  dan  cara penyelesaian  tugas.  Kepribadian  adalah  serangkaian  ciri  yang  relatif mantap  yang  dipengaruhi  oleh  keturunan  dan  factor  sosial,  kebudayaan dan lingkungan. Sedangkan minat merupakan suatu valensi atau sikap.
b. Kejelasan  dan  penerimaan  atas  penjelasan  peran  seorang  pekerja,  yang merupakan  taraf  pengertian  dan  penerimaan  seorang  individu  atas  tugas yang  dibebankan  kepadanya.  Makin  jelas  pengertian  pekerja  mengenai persyaratan  dan  sasaran  pekerjaannya,  maka  makin  banyak  energi  yang dapat dikerahkan untuk kegiatan kearah tujuan.
c. Tingkat  motivasi  pekerja.  Motivasi  adalah  daya  energi  yang  mendorong, mengarahkan  dan  mempertahankan  perilaku.  Sehingga  kinerja  seseorang dapat  lebih  meningkat  dengan  adanya  dorongan  dari  dalam  dirinya  yang dimiliki oleh seseorang tersebut sebagai modal dalam melaksanakan suatu pekerjaan.Kemudian  menurut  keputusan  bersama  Menteri  Negara Pendayagunaan  Aparatur  Negara  dan  Reformasi  Birokrasi  Nomor  16 Tahun  2009  tentang  Jabatan  Fungsional  Guru  dan  angka  kreditnya  sertaperaturan  bersama  Menteri  Pendidikan  Nasional  dan  Kepala  Badan Kepegawaian  Negara,  Nomor  14  Tahun  2010  dan  Nomor  03/V/PB/2010 tentang  Petunjuk  Pelaksanaan  Jabatan  Fungsional  Guru  dan  angka kreditnya.adalah sebagai berikut:
1)   Guru  adalah  pendidik  profesional  dengan  tugas  utama  mendidik, mengajar,  membimbing,  mengarahkan,  melatih,  menilai,  dan mengevaluasi  peserta  didik  pada  pendidikan  anak  usia  dini  jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
2) Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan guru dalam menyusun rencana pembelajaran,  melaksanakan  pembelajaran  yang  bermutu,  menilai  dan mengevaluasi  hasil  pembelajaran,  menyusun  dan  melaksanakan  program perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik.
3) Kegiatan  bimbingan  adalah  kegiatan  guru  dalam  menyusun  rencanabimbingan,  melaksanakan  bimbingan,  mengevaluasi  proses  dan  hasilbimbingan,  serta  melakukan  perbaikan  tindak  lanjut  bimbingan  denganmemanfaatkan hasil evaluasi.
3.  Manajemen Kinerja Guru dalam Sistem Organisasi SekolahMenurut  Robbins  (Daman  hermawan  dan  Cepi  Triatna,  2011:  69) menekankan  bahwa  organisasi  merupakan  suatu  sistem  sosial  yang  perlu dikoordinasi dalam arti perlu manajemen. Menurut Surya Dharma (2011: 25) manajemen  kinerja  adalah  suatu  cara  untuk  mendapatkan  hasil  yang  lebih baik  bagi  organisasi,  kelompok  dan  individu  dengan  memahami  dan mengelola kinerja  sesuai dengan target yang telah direncanakan, standar dan persyaratan kompetensi yang telah ditentukan.Jadi  manajemen  kinerja  guru  dalam  sistem  organisasi  sekolah merupakan  usaha  sistematis  untuk  mengelola  kinerja  guru  dengan  tujuan untuk meningkatkan kinerjanya baik secara individu maupun kelompok dan guna meningkatkan kinerja organisasi sekolah secara keseluruhan. Selain itu, manajemen  kinerja  guru  dalam  sekolah  sangat  mengutamakan  sistem komunikasi  terbuka  dalam  relasi  kemitraan  antara  kepala  sekolah  sebagai pimpinan  dan  para  guru  sebagai  staff  pendidik  di  sekolah.  Dimana komunikasi tersebut dilaksanakan melalui kepemimpinan untuk menetapkan tujuan  dari  pendidikan,  rencana  kerja,  memberi  umpan  balik,  penilaian kinerja serta pengembangan sekolah.
4.  Indikator Kinerja Guru
Berdasarkan  uraian  di  atas  yang  dimaksud  dengan  kinerja  guru  dalam  penelitian  ini adalah  hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugastugas dalam pembelajaran yang dibebankan kepadanya. Hal ini tercermin pada kemampuan  guru  sehubungan  dengan  tugasnya  dalam  proses  belajar  dengan indikator sebagai berikut:
a.  Kegiatan perencanaan pembelajaran.
b.  Pelaksanaan pembelajaran.
c.  Pelaksanaan penilaian pembelajaran.
d.  Tindak lanjut hasil penilaian.

B.  Tinjauan Tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
1. Pengertian Gaya Kepemimpinan Kepala SekolahUntuk  menjelaskan  apa  arti  kepemimpinan  itu  akan  dikemukakan terlebih  dahulu  dari  sudut  mana  seseorang  memandang  atau  memahami hakikat kepemimpinan itu, dan selanjutnya berdasarkan pemahaman tersebut akan  terlihat  bagaimana  dia  membuat  perumusan  atau  mendefinisikannya. Pengertian kepemimpinan banyak  dikemukakan oleh para  ahli  menurut sudut pandang  masing-masing,  definisi-definisi  tersebut  menunjukkan  adanya beberapa  kesamaan.  Menurut  Sudarwan  Danim  (2008:  204)  mendefinisikan kepemimpinan  adalah  segala  tindakan  yang  dilakukan  seseorang  baik individu  maupun  kelompok  untuk  melakukan  koordinasi  dan  melakukan pengarahan kepada individu atau kelompok lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut  Wiles  (Burhanudin,  1994:  62)  “kepemimpinan  merupakan segenap bentuk bantuan yang dapat diberikan oleh seseorang bagi penetapan dan  pencapaian  tujuan  kelompok”.  Sedangkan  menurut  Siagian  (Edy Sutrisno,  2011:  213-214)  mengatakan  kepemimpian  adalah  kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain, dimana bawahan akan melakukan apa  yang  menjadi  kehendak  pemimpin  walaupun  secara  pribadi  bawahan tersebut  tidak  menyukainya.  Selain  itu  menurut  J.  Canon  (Syaiful  Sagala, 2009:  115)  mengatakan  kepemimpinan  adalah  “kemampuan  atasan mempengaruhi  perilaku  bawahan  maupun  perilaku  kelompok  dalam organisasi”. Menurut  (Ngalim  Purwanto,  2005:  26)  Kepemimpinan  adalah kemampuan  seseorang  dalam  mempengaruhi  orang  lain  agar  orang  yang dipengaruhinya  mau  dan  dapat  melaksanakan  tugas-tugas  yang  dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak  terpaksa.  Sedangkan  Menurut  Armstrong  (A.L  Hartani,  2011:  28) kepemimpinan  adalah  “proses  memberi  inspirasi  kepada  semua  karyawan agar bekerja sebaik-baiknya untuk mencapai hasil yang diharapkan”.Selanjutnya  Ordway  Tead  (Kartini  Kartono,  2005:  57) mengungkapkan kepemimpinan adalah “kegiatan mempengaruhi orang-orang agar orang yang dipimpinnya mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan”. Sedangkan Menurut (Wahyudi, 2009: 120) kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggerakkan, mengarahkan, sekaligus  mempengaruhi  pola  pikir,  cara  kerja  setiap  anggota  agar  bersikap mandiri dalam bekerja untuk kepentingan percepatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan  definisi  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  kepemimpinan merupakan  kemampuan  seseorang  dalam  mempengaruhi  orang  lain,  baik individu  atau kelompok. Serta  kemampuan  untuk  mengarahkan tingkah laku individu  atau  kelompok  untuk  memiliki  kemampuan  atau  keahlian  khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, sehingga bawahan dengan senang hati mau melaksanakan tugas yang diberikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.Gaya  kepemimpinan,  mengandung  pengertian  sebagai  suatu perwujudan  tingkah  laku  dari  seorang  pemimpin,  yang  menyangkut kemampuannya  dalam  memimpin  bawahannya.  Perwujudan  tersebut biasanya  membentuk  suatu  pola  atau  bentuk  tertentu. 
Pengertian  gaya kepemimpinan yang demikian ini  sesuai dengan pendapat dari beberapa ahli diantaranya menurut (Nurkolis, 2006: 167) gaya kepemimpinan adalah “pola tingkah  laku  yang  lebih  disukai  oleh  seorang  pimpinan  dalam  proses mengarahkan dan mempengaruhi para pekerja”.  Sedangkan  Menurut (Miftah Thoha,  2010:  49)  gaya  kepemimpinan  merupakan  “norma  perilaku  yang digunakan oleh seorang pada saat orang tersebut mempengaruhi orang lain”. Selain  itu  menurut  (Veithzal  Rivai,  2002:  64)  gaya  kepemimpinan adalah “pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun tidak tampak oleh bawahannya”.  Sedangkan  menurut Agus Dharma (Hadari  Nawawi,  2006:  115)  mendefinisikan  bahwa  gaya  kepemimpinan adalah “pola tingkah laku yang ditunjukkan seseorang pada saat ia mencoba mempengaruhi  orang  lain”.  Sedangkan  menurut  pendapat  Hadari  Nawawi (2006:  115)  gaya  kepemimpinan  diartikan  sebagai  perilaku  atau  cara  yang dipilih  dan  dipergunakan  pemimpin  dalam  mempengaruhi  pikiran,  prasaan, sikap dan prilaku para anggota organisasi/bawahannya.
Mengacu  dari  beberapa  pendapat  di  atas,  maka  dapat  disimpulkan bahwa  gaya  kepemimpinan  adalah  suatu  pola  perilaku  seorang  pemimpin yang  secara  konsisten  saat  mempengaruhi  bawahannya  supaya  mau mengerjakan tugasnya dengan senang hati untuk mencapai suatu tujuan yang telah  ditentukan  bersama.  Berdasarkan  simpulan  tersebut,  maka  gaya kepemimpinan kepala sekolah dapat diartikan sebagai persepsi para guru dan seluruh  karyawan  suatu  sekolah  terhadap  pola  prilaku  atau  bentuk  dari  tata cara seorang kepala sekolah dalam mempengaruhi para bawahannya  supaya mau  mengerjakan  tugasnya  dengan  senang  hati  untuk  mencapai  tujuan  dari sekolah tersebut.
2.  Gaya Dasar Kepemimpinan
Menurut Ralph White dan Ronald Lippitt (Winardi, 2000: 79) ada tigamacam  gaya  kepemimpinan.  Ketiga  gaya  kepemimpinan  tersebut  adalah sebagai berikut.
a.  Kepemimpinan  otoriter,  gaya  kepemimpinan  ini  biasanya  semua determinasi  “policy”  dilakukan  oleh  pemimpin.  Teknik-teknik  serta langkah-langkah  aktivitas  ditentukan  oleh  pejabat  satu  persatu,  sehingga langkah-langkah  yang  akan  datang  tidak  pasti.  Pemimpin  biasanya mendikte  tugas  pekerjaan  khusus  dan  teman  sekerja  setiap  anggota. Kemudian  pemimpin  cenderung  bersifat  pribadi  dalam  pujian  dan  kritik pekerjaan setiap anggotanya.
b. Kepemimpinan  demokrasi,  gaya  kepemimpinan  ini  biasanya  keputusan kelompok  dilakukan  bersama  dan  dibantu  oleh  pemimpin.  Perspektif aktivitas  dicapai  selama  diskusi  berlangsung,  dan  apabila  dibutuhkan nasihat  teknis  maka  pemimpin  menyarankan  dua  atau  lebih  banyak prosedur-prosedur  alternatif,  yang  dapat  dipilih.  Pemimpin  memberikan kebebasan kepada para anggota untuk bekerja pada siapa saja yang mereka kehendaki  dan  pembagian  tugas  terserah  kepada  anggota  kelompok. Kemudian  pemimpin  bersifat  objektif  dalam  pujian  dan  kritik  setiap anggotanya.
c. Kepemimpinan Laissez-Faire, gaya kepemimpinan ini biasanya kebebasan lengkap  untuk  keputusan  kelompok  atau  individual  dengan  sedikit partisipasi pemimpin. Pemimpin tidak ikut dalam diskusi kelompok, tetapi pemimpin  menyediakan  bahan-bahan  yang  dibutuhkan  oleh  anggotanya. Pemimpin tidak berpartisipasi sama sekali. Kemudian komentar dilakukan secara sepontan  dan pemimpin tidak berusaha sama sekali untuk menilai dan mengatur kejadian-kejadian tersebut.
3. Syarat Menjadi Kepala Sekolah Kepala  Sekolah  merupakan  pimpinan  tertinggi  di  sekolah.  Dimana kepemimpinananya  akan  mempengaruhi  dan  bahkan  sangat  menentukan kemajuan sekolah. Oleh karena itu dalam pendidikan modern kepemimpinan kepala  sekolah  merupakan  jabatan  strategis  dalam  mencapai  tujuan pendidikan.  Menurut  Koontz  (Wahjosumidjo,2002:  104)  kepemimpinan merupakan satu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh karena itu kemampuan  seorang  pemimpin  yang  efektif  merupakan  kunci  sebagai pemimpin yang efektif.Sehingga  tidak  sembarang  orang  dapat  menjadi  kepala  sekolah. Karena untuk menjadi seorang kepala sekolah harus memenuhi syarat-syarat tertentu,  seperti  ijazah  yang  digunakan  sebagai  syarat  formal,  kemudian pengalaman mengajar dan usia maksimal. Kepala sekolah bertanggung jawab atas  penyelenggaraan  kegiatan  pendidikan,  administrasi  sekolah,  pembinaan tenaga  pendidikan  dan  pendayagunaan  serta  pemeliharaan  sarana  dan prasarana pendidikan.
Kualifikasi sebagai seorang kepala Sekolah Dasar atau Madrasah yang diangkat  sebagai  kepala  sekolah  terdiri  dari  dua  kualifikasi,  Menurut peraturan menteri pendidikan nasional nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 april 2007 kedua kualifikasi itu adalah kualifikasi umum dan kualifikasi khusus.
a.  Kualifikasi umum Kepala Sekolah Dasar/Madrasah yaitu:
1)  Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan  atau  nonkependidikan  pada  perguruan  tinggi  yang terakreditasi,
2)  Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun,
3)  Memiliki  pengalaman  mengajar  sekurang-kurangnya  5  (lima)  tahun menurut  jenjang  sekolah  masing-masing,  kecuali  di  Taman  Kanakkanak  /Raudhatul  Athfal  (TK/RA)  memiliki  pengalaman  mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA, dan
4)  Memiliki  pangkat  serendah-rendahnya  III/c  bagi  pegawai  negeri  sipil (PNS)  dan  bagi  non-PNS  disetarakan  dengan  kepangkatan  yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.
b.  Kualifikasi khusus Kepala Sekolah Dasar/Madrasah yaitu:
1)  Berstatus sebagai guru SD/MI,
2)  Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI, dan
3) Memiliki sertifikat kepala SD/MI  yang diterbitkan oleh lembaga  yang ditetapkan Pemerintah.
4.  Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah              
Seorang  kepala  sekolah  tidak  hanya  bertugas  sebagai  pemimpin tertinggi yang berada di sekolah, tetapi kepala sekolah dapat  menjadi panutan bagi  guru,  pegawai  serta  warga  sekolah.  Fungsi  dan  peran  kepala  sekolah dalam  menciptakan  suatu  keberhasilan  haruslah  dimulai  dari  perencanaan atau proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah terlebih dahulu.  Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah harus dapat menciptakan perubahan secara efektif  dalam  penampilan  kelompok.  Seorang  pemimpin  harus  dapat menggerakkan  orang  lain  sehingga  secara  suka  orang  lain  tersebut  mau melakukan apa yang dikehendaki seorang pemimpin.  Oleh karena itu kepalasekolah harus mengetahui fungsi dari kepemimpinannya.Menurut  Soewadji  Lazaruth  (1994:  20)  menjelaskan  3  fungsi  kepala sekolah,  yaitu  sebagai  administrator  pendidikan,  supervisor  pendidikan,  dan pemimpin  pendidikan.  Kepala  sekolah  berfungsi  sebagai  administrator pendidikan  berarti  untuk  meningkatkan  mutu  sekolahnya,  seorang  kepala sekolah  dapat  emperbaiki  dan  mengembangkan  fasilitas  sekolahnya misalnya  gedung,  perlengkapan  atau  peralatan  dan  lain-lain  yang  tercakup dalam bidang administrasi pendidikan.
Kepala sekolah berfungsi sebagai supervisor pendidikan berarti usaha peningkatan mutu dapat pula dilakukan dengan cara peningkatan mutu guruguru dan seluruh staf sekolah, misalnya melalui rapat-rapat, observasi kelas, perpustakaan  dan  lain  sebagainya.  Kemudian  apabila  kepala  sekolah berfungsi  sebagai  pemimpin  pendidikan  berarti  peningkatan  mutu  akan berjalan  dengan  baik  apabila  guru  bersifat  terbuka,  kreatif  dan  memiliki semangat  kerja  yang  tinggi.  Suasana  yang  demikian  ditentukan  oleh  bentuk dan sifat kepemimpinan yang dilakukan kepala sekolah.Selain itu telah dijelaskan mengenai fungsi dari kepemimpinan kepala sekolah menurut peraturan menteri pendidikan nasional nomor 19 tahun 2007 tentang  standar  pengelolaan  sekolah.  Adapun  fungsi  kepemimpinan  kepala sekolah meliputi.
a.  Perencanaan program
b.  Pelaksanaan rencana kerja
c.  Pengawasan evaluasi
d.  Kepemimpinan kepala sekolah
e.  Sistem informasi sekolah
Berdasarkan  uraian  di  atas,  peran  seorang  pemimpin  atau  kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang penuh serta memiliki wewenang yang kuat  untuk  meningkatkan  kinerja  bawahannya.  Pentingnya  peran  kepala sekolah, sebagai pemimpin tertinggi dalam sekolah haruslah bersikap adil dan memiliki wibawa yang tinggi agar dapat mendukung tercapainya suatu tujuan menjadi lebih baik. Fungsi kepala sekolah itu mempunyai tugas memimpin, maka  kepala  sekolah  itu  merupakan  kekuatan  paling  sentral  yang  mampu mempengaruhi, menggerakkan serta meyakinkan orang lain untuk mencapai suatu tujuan.
5. Hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru
Kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pemimpin pada saat dia mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Norma perilaku tersebut diaplikasikan dalam bentuk tindakantindakan  dalam  aktifitas  kepemimpinannya  untuk  mencapai  tujuan  suatu organisasi melalui orang lain.
Dalam  menjalankan  tugas  dan  fungsi  kepemimpinan  kepala  sekolah harus  mempunyai  kemampuan  untuk  menggerakkan,  mengerahkan, membimbing,  melindungi,  membina,  memberi  teladan,  memberi  dorongan, dan  memberi  bantuan  terhadap  semua  sumber  daya  manusia  yang  ada  di suatu  sekolah  sehingga  dapat  didayagunakan  secara  maksimal  untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Kepemimpinan  Kepala  Sekolah  sangat  mewarnai  kondisi  kerja. Kebijakan,  pengaruh  sosial  dengan  para  guru  serta  para  murid  dan  juga tindakannya  dalam  membuat  berbagai  kebijakan,  kondisi  tersebut memberikan  dampak  pula  terhadap  kinerja  para  guru.  Dengan  demikian terdapat hubungan positif kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru sekolah  dasar.  Hal  ini  dapat  dikatakan  pula  semakin  baik  kepemimpinan kepala sekolah semakin meningkat pula kinerja guru.
Dalam  penelitian  ini,  gaya  kepemimpinan  kepala  sekolah   diperoleh dari  penilaian  teman  sejawat  yaitu  berdasarkan  persepsi  guru-guru  Sekolah Dasar.  Persepsi  guru  tentang  gaya  kepemimpinan  kepala  sekolah  adalah proses  membeda-bedakan,  mengelompokkan,  memfokuskan,  dan mengorganisasikan  pengamatan  yang  dilakukan  oleh  guru  sebagai  pengajar terhadap  cara  kepemimpinan  yang  digunakan  kepala  sekolah  sebagai pemimpin di sekolah.Berdasarkan  teori  di  atas,  penulis  mengembangkan  indikator  gaya kepemimpinan  kepala  sekolah  sebagai  instrumen  penelitian  (konstruk validitas internal) sebagai berikut.
1)  pengambilan keputusan,
2)  pembagian tugas kepada bawahan,
3)  inisiatif bawahan,
4)  pemberian sanksi/hukuman,
5)  pemberian penghargaan terhadap prestasi,
6)  menjalin komunikasi,
7)  monitoring pelaksanaan tugas, dan
8)  rapat kerja.
Indikator  instrumen  penelitian  tersebut  kemudian  dikembangkan dalam kisi-kisi instrumen.
.
C.  Tinjauan Tentang Pemimpin
1.  Pengertian Pemimpin
Pemimpin  memiliki  bermacam-macam  pengertian.  Dimana  dari beberapa  pendapat  tentang  pengertian  pemimpin  memiliki  kesamaan. Menurut  (Susilo  Martoyo,  1994:  165)  pemimpin  adalah  “seseorang  yang memiliki  kemampuan  untuk  mempengaruhi  prilaku  orang  lain  atau kelompok, tanpa mengindahkan bentuk alasannya”.Selanjutnya pengertian pemimpin menurut (Veithzal Rivai, 2002: 27) mengatakan bahwa pemimpin adalah “seseorang yang mampu mempengaruhi orang  lain”.  Sedangkan  pengertian  pemimpin  menurut  Fred  E.  Fieldler (Ngalim Purwanto, 2005: 27) pemimpin adalah “individu di dalam kelompok yang  memberikan  tugas-tugas  pengarahan  dan  pengordinasian  yang  relevan dengan kegiatan-kegiatan kelompok”.
Selain  itu  pengertian  pemimpin  juga  dijelaskan  oleh  Henry  Pratt Fairchild (Kartini Kartono, 2005: 38) menyatakan pemimpin adalah seorang yang  memimpin  dengan  jalan  memprakarsai  tingkah  laku  sosial  dengan mengatur,  mengarahkan,  mengorganisir  atau  mengontrol  usaha  dan  upaya orang  lain  melalui  suatu  kekuasaan.  Sedangkan  menurut  (Kartini  Kartono, 2005: 39) pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan atau  tanpa  pengangkatan  resmi  dapat  mempengaruhi  kelompok  yang dipimpinnya,  untuk  melakukan  usaha  bersama  mengarah  pada  pencapaian sasaran-sasaran tertentu. Berdasarkan  pengertian  para  ahli  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa pemimpin  adalah  orang  yang  memiliki  kemampuan  khusus  yang  lebih  baik dari  pada  yang  lain  sehingga  dapat  mempengaruhi,  mengarahkan  dan membimbing  orang  lain  untuk  bersama-sama  melakukan  aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama.
2.  Tugas Seorang Pemimpin
Sebagai  seorang  pemimpin  tentunya  memiliki  tugas  yang  harus dilaksanakan dalam kepemimpinannya, menurut (M. Ngalim Purwanto, 2005: 64)  mengemukakan  beberapa  tugas  sebagai  seorang  pemimpin  antara  lain ialah:
a.  Memahami kebutuhan-kebutuhan dan keinginan dari kelompoknya
b.  Dari  keinginan-keinginan  itu  dapat  diambil  keputusan-keputusan  yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai.
c. Meyakinkan  kelompoknya  tentang  apa  yang  menjadi  keputusan,  mana yang realistis dan mana yang sebenarnya bersifat khayalan.
d. Menentukan cara yang dapat digunakan untuk mencapai atau menentukan keputusan-keputusan tersebut.Sedangkan  menurut  Edy  Sutrisno  (2011:  228)  mengemukakan beberapa tugas sebagai seorang pemimpin antara lain.
a.  Sebagai konselor
Sebagai  seorang  pemimpin  seharusnya  memiliki  keterampilan berkomunikasi  yang  baik,  maka  dengan  keterampilan  tersebut  pemimpin akan  dapat  memberikan  bantuannya  dalam  pemecahan  masalah-masalah pribadi, masalah pekerjaan, pengembangan karier dan sebagainya. Dimana keterampilan  ini  harus  dimiliki  oleh  setiap  pemimpin  yang  biasanya merupakan  orang  pertama  yang  menjadi  tempat  bertanya  bagi  para karyawannya.
b. Sebagai instruktur
Sebagai seorang pemimpin seharusnya mempunyai peran sebagai guru yang  bijaksana,  yang  memungkinkan  setiap  bawahan  semakin  lama semakin pintar dalam melaksanakan tugasnya. Seorang bawahan mustahil dapat  bekerja  baik  tanpa  melakukan  kesalahan-kesalahan  bila  tidak mendapatkan arahan dari atasannya.
c.  Memimpin rapat
Seorang  pemimpin  dapat  berperan  sebagai  pemimpin  rapat,  dimana pemimpin  ini  dapat  bertindak  sebagai  pengarah,  membantu  kelompok sampai  pada  pengambilan  keputusan  yang  dapat  dipahami  oleh  setiap orang dan dapat diterima oleh seluruh bawahannya.
d.  Mengambil keputusan
Seorang  pemimpin  juga  memiliki  tugas  dalam  pengambilan keputusan, karena keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh keterampilan pengambilan keputusan. Dimana pengambilan keputusan itu akan berdampak luas terhadap mekanisme organisasi yang dipimpinnya.
e.  Mendelegasikan wewenang
Seorang  pemimpin  tidak  dapat  mengerjakan  sendiri  seluruh pekerjaannya,  oleh  sebab  itu  seorang  pemimpin  yang  bijaksana  haruslah mendelegasian  sebagian  tugas  dan  wewenang  kepada  bawahannya. Dimana  pendelegasian  ini  bertujuan  agar  jalannya  organisasi  tidak mengalami kemacetan, dan terhindar dari bau birokratis.
3.  Jenis Pemimpin
Menurut  Kartini  Kartono  (2005:  10)  mengemukakan  terdapat  dua jenis kepemimpinan,  yaitu  pemimpin formal (formal leaders) dan pemimpin informal (informal leaders).
a.  Pemimpin formal
Pemimpin  formal  adalah  orang  yang  oleh  suatu  organisasi  atau lembaga tertentu ditunjuk sebagai pemimpin,  berdasarkan keputusan serta pengangkatan  resmi  untuk  memimpin  suatu  jabatan  dalam  struktur organisasi,  dengan  segala  hak  dan  kewajiban  yang  berkaitan  dengannya,untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dari suatu organisasi. Ciri-ciri pemimpin formal menurut Kartini Kartono (2005: 10) adalah
1)  Memiliki masa jabatan tertentu,
2)  Harus memiliki beberapa persyaratan formal terlebih dahulu,
3) Mendapat  dukungan  oleh  organisasi  formal  untuk  menjalankan  tugas dan kewajibannya,
4)  Mendapatkan balas jasa materiil dan immateriil tertentu,
5)  Dapat naik pangkat dan dapat dimutasi,
6) Akan  mendapatkan  sanksi  bila  melakukan  kesalahan  atau  melanggar aturan,
7) Selama  menjabat  kepemimpinan,  diberi  kekuasaan  dan  wewenang, antara  lain  untuk:  menentukan  policy,  memberikan  motivasi  kerja kepada  bawahan,  menggariskan  pedoman  dan  petunjuk, mengalokasikan  jabatan  dan  penempatan  bawahannya,  melakukan komunikasi,  mengadakan  supervisi  dan  kontrol,  menetapkan  sasaran organisasi,  dan  mengambil  keputusan-keputusan  penting  lainnya,  dan tugas-tugas penting lainnya.
b.  Pemimpin informal
Pemimpin  informal  adalah  orang  yang  tidak  memperoleh pengangkatan  formal  sebagai  seorang  pemimpin,  namun  karena  kualitas unggul yang dimilikinya dia dapat mencapai kedudukan sebagai seseorang yang  mampu  mempengaruhi  kondisi  psikis  maupun  prilaku  suatu kelompok atau masyarakat.Ciri-ciri  pemimpin  informal  menurut  (Kartini  Kartono,  2005:  11) antara lain adalah:
1)  Tidak memiliki penunjukan formal sebagai pemimpin,
2) Kelompok  masyarakat  menunjuk  dirinya  sebagai  pemimpin,  dan mengakuinya sebagai pemimpin,
3)  Tidak  mendapatkan  dukungan  oleh  organisasi  formal  untuk menjalankan tugas yang dipimpinnya,
4)  Tidak  mendapatkan  imbalan  jasa,  kalaupun  dapat  hanya  diberikan secara sukarela,
5)  Tidak  perlu  memiliki  syarat  formal,  tidak  memiliki  atasan,  tidak  ada kenaikan pangkat, dan tidak dapat dimutasikan,
6)  Bila  melakukan  kesalahan,  maka  dia  tidak  mendapatkan  hukuman, hanya  kepercayaan  masyarakat  terhadap  dirinya  akan  berkurang, pribadinya tidak diakui, atau dapat ditinggalkan oleh kelompoknya.
4.  Syarat-Syarat Pemimpin
Untuk  dapat  menjadi  seorang  pemimpin  tentu  harus  berbeda  dengan bawahannya.  Kepemimpinan  akan  efektif  apabila  seorang  pemimpin dilengkapi  dengan  syarat-syarat  tertentu  yang  tidak  dimiliki  oleh  anggota pada  umumnya.  Persyaratan  tersebut  diakui  keberadaannya  oleh  anggotakelompok. Menurut (Kartini Kartono, 2005: 36) ada tiga syarat penting dalam konsepsi kepemimpinan dan harus dimiliki oleh setiap pemimpin, yaitu:
a.  Kekuasaan,  yaitu  otorisasi  dan  legalitas  yang  memberikan  wewenang kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu dalam rangka penyelesaian tugas tertentu.
b.  Kewibawaan yaitu merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan sehingga pemimpin mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.
c.  Kemampuan,  yaitu  sumber  daya  kekuatan,  kesanggupan  dan  kecakapan secara teknis maupun sosial, yang melebihi dari anggota biasa.Sedangkan  menurut  pendapat  Sudarwan  Danim  (2008:  205-206) pemimpin setidaknya harus memiliki persyaratan sebagai berikut.
a.  Bertakwa terhadap Tuhan Yang maha Esa
b.  Memiliki inteligensi yang tinggi
c.  Memiliki fisik yang kuat
d.  Berpengetahuan luas
e.  Percaya diri
f.  Dapat menjafi anggota kelompok
g.  Adil dan bijaksana
h.  Tegas dan berinisiatif
i.  Berkapasitas membuat keputusan
j.  Memiliki kestabilan emosi
k.  Sehat jasmani dan rohani
l.  Bersifat prospektif
Sedangkan  persyaratan  sebagai  seorang  pemimpin  telah  dijelaskan kembali lebih rinci oleh (Tati Rosmiati dan Dedy  Achmad Kurniady, 2011: 128)  yang  mengemukakan   persyaratan  kepribadian  sebagai  seorang pemimpin yang baik. Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut.
a.  Rendah hati dan sederhana
b.  Bersifat suka menolong
c.  Sabar dan memiliki kestabilan emosi
d.  Percaya kepada diri sendiri
e.  Jujur, adil dan dapat dipercaya
f.  Keahlian dalam jabatan
Sementara  menurut  Elsbree dan Reutter  (Ngalim Purwanto, 2005:  53)mengemukakan  syarat-syarat  sebagai  seorang  pemimpin  yang  baik  harus memiliki.
a.  Sifat-sifat personal dan sosial yang baik
b.  Kecakapan intelektual
c.  Latar belakang pengetahuan yang sesuai
d.  Filsafat pendidikan dan bimbingan
e.  Kecakapan dan sikap terhadap pengajaran dan teknik-teknik mengajar
f.  Pengalaman profesional dan non profesional
g.  Potensi untuk mengembangkan profesinya
h.  Kesehatan fisik dan mental
Berdasarkan uraian beberapa syarat kepemimpinan di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor keberhasilan seorang pemimpin dalam memimpin suatu organisasi tidak hanya dia mampu mengarahkan bawahannya saja tetapi pemimpin  tersebut  harus  lebih  memiliki  sikap  bijaksana,  mahir  dalam manajemen, mempunyai jiwa sosial yang tinggi serta memiliki keterampilan, dengan demikian pemimpin akan berhasil dalam membawa kemajuan untuk organisasinya. Karena tanpa itu semua pemimpin tidak akan pernah berhasil dalam memajukan organisasinya.
5.  Sifat- Sifat Pemimpin
Dalam upaya untuk menilai sukses atau gagalnya pemimpin itu antara lain dilakukan dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas/ mutu perilakunya,  yang  dapat  dipakai  sebagai  kriteria  untuk  menilai kepemimpinannya.  George  R.  Terry  (Susilo  Martoyo,  1994:  173-174) mengemukakan 8 sifat seorang pemimpin , yaitu:
a.  Penuh  energi,  dalam  mencapai  kepemimpinan  yang  baik  memang diperlukan  energi  yang  baik  pula,  baik  jasmani  maupun  rohani.  Dimana seorang pemimpin harus sanggup bekerja dalam waktu yang tidak tertentu, ketika sewaktu-waktu tenaganya diperlukan maka dia harus sanggup untuk melaksanakan tugasnya sebagai seorang pemimpin.
b.  Memiliki  stabilitas  emosi,  seorang  pemimpin  yang  efektif  harus  dapat menghilangkan  rasa  kecurigaan  atau  berfikir  jelek  terhadap  bawahannya dan  tidak  boleh  cepat  emosi.  Sebaliknya  pemimpin  harus  dapat  tegas, konsekuen  dan  konsisten  dalam  menentukan  tindakan  terhadap bawahannya.
c.  Memiliki  pengetahuan  tentang  hubungan  antara  manusia,  seorang pemimpin harus mengetahui benar tentang sifat-sifat seorang manusia atau bawahannya,  sehingga  seorang  pemimpin  dapat  memberikan  reaksi  atau tindakan terhadap bawahannya.
d.  Motivasi  pribadi,  seorang  pemimpin  harus  memiliki  dorongan  dan motivasi yang tinggi dari dalam dirinya sendiri, bukan karena paksaan dari luar dirinya.
e.  Kemahiran  mengadakan  komunikasi,  seorang  pemimpin  harus  mampu mengutarakan  gagasan  baik  secara  lisan  maupun  tulisan,  hal  ini  berguna untuk  mendorong  kemajuan  bawahannya  serta  dapat  memberikan  atau menerima informasi bagi kemajuan organisasi dan kepentingan bersama.
f. Kecakapan  mengajar,  pemimpin  harus  mampu  memberikan  petunjukpetunjuk  mengoreksi  kesalahan-kesalahan  yang  terjadi,  memberikan maupun menerima saran-saran dari bawahannya.
g.  Kecakapan  sosial,  seorang  pemimpin  harus  memiliki  kemampuan  dalam bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki sifat-sifat yang beragam, sehingga  mereka  benar-benar  dengan  penuh  kemauan  dan  kesetiaan bekerja dibawah kepemimpinannya.
h.  Kemampuan teknis, seorang pemimpin harus  memiliki kemampuan teknis yang  dapat  berguna  bagi  seorang  pemimpin  untuk  lebih  mudah mengadakan  koreksi  bila  terjadi  suatu  kesalahan  pelaksanaan  tugas  dari bawahannya.Sedangkan  menurut  Ordway  Tead  (Ngalim  Purwanto,  2005:  53) mengemukakan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin sebagai berikut.
a.  Berbadan sehat, kuat dan penuh energi.
b.  Yakin akan maksud dan tujuan organisasi.
c.  Selalu bergairah.
d.  Bersifat ramah-tamah.
e.  Mempunyai keteguhan hati.
f.  Unggul dalam teknik bekerja.
g.  Sanggup bertindak tegas.
h.  Memiliki kecerdasan.
i.  Pandai mengajari bawahan.
j.  Percaya pada diri sendiri.
Kesimpulan  dari  pendapat  di  atas  bahwa  untuk  menjadi  seorang pemimpin  diperlukan  sifat-sifat  kepemimpinan  dimana  seorang  pemimpin harus memiliki energi dan jasmani yang sehat,  stabilitas emosi, pengetahuan tentang hubungan antara manusia, motivasi pribadi, kemahiran mengadakan komunikasi, kecakapan mengajar, kecakapan sosial, serta kemampuan teknis. sehingga apa  yang dibutuhkan oleh organisasi dapat terlihat oleh pemimpin dengan demikian tujuan organisasi dapat tercapai.
6.  Ciri Seorang Pemimpin yang Baik
Untuk  menjadi  seorang  pemimpin  yang  baik  tentu  bukanlah  perkara yang mudah. Karena seorang pemimpin mempunyai tugas yang berat. Namun banyak orang menginginkan menjadi  seorang  pemimpin  yang baik. Kriteria untuk bisa dikatakan menjadi pemimpin yang baik harus memperhatikan ciricirinya.  Menurut  Sudarwan  Danim  (2010:  13)  mengungkapkan  ciri-ciri seorang pemimpin yang baik. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
a.  Adaptif terhadap situasi
b.  Waspada terhadap lingkungan sosial
c.  Ambisius dan berorientasi pada pencapaian
d.  Tegas
e.  Kerjasama atau kooperasi
f.  Menentukan
g.  Diandalkan
h.  Dominan atau berkeinginan dan berkekuatan untuk mempengaruhi orang lain
i.  Energik atau tampil dengan tingkat aktivitas tinggi
j.  Persisten
k.  Percaya diri
l.  Toleran terhadap stres
m.  Bersedia untuk memikul tanggung jawab
D.  Kerangka Berpikir
Kinerja  merupakan  perasaan  dorongan  yang  diinginkan  oleh  guru dalam  bekerja.  Perbaikan  kinerja  guru  dalam  pembelajaran  agar  menjadi efektif  dan  efesien  serta  tujuan  yang  diharapkan  dapat  tercapai  secara optimal,  tentunya  tidak  terlepas  dari  peran  kepala  sekolah  sebagai  seorang pemimpin. 
Kepemimpinan  Kepala  Sekolah  sangat  mewarnai  kondisi  kerja. Kebijakan,  pengaruh  sosial  dengan  para  guru  serta  para  murid  dan  juga tindakannya  dalam  membuat  berbagai  kebijakan,  kondisi  tersebut memberikan dampak pula terhadap kinerja para guru. gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pemimpin  pada  saat  dia  mencoba  untuk  mempengaruhi  perilaku  orang  lain seperti  yang  ia  lihat.  Norma  perilaku  tersebut  diaplikasikan  dalam  bentuk tindakan-tindakan  dalam  aktifitas  kepemimpinannya  untuk  mencapai  tujuan suatu organisasi melalui orang lain.Pada umumnya pemimpin (kepala sekolah)  masih banyak yang belum menerapkan  gaya  kepemimpinannya  secara  optimal.  Kepala  sekolah  masih memperlakukan  bawahannya  dengan  sama  tanpa  memperhatikan  perbedaan individual  antara guru  yang satu dengan  guru  yang lainnya.
Kepala sekolah belum  menerapkan  gaya  kepemimpinan  yang  efektif  dan  efisien  dalamkepemimpinannya  di  sekolah.  Kepala  sekolah  dituntut  untuk  mampu memperhatikan  dan  memberikan  perlakuan  yang  berbeda  sesuai  dengan kematangan bawahannya.Kualitas  pendidikan  akan  dapat  terwujud  bila  guru  dalam  proses pembelajaran dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar, cara kerja yang  baik  dapat menghasilkan prestasi kerja yang  optimal.  Sehingga  terdapat hubungan  positif  antara  gaya  kepemimpinan  kepala  sekolah  dengan  kinerja guru sekolah dasar.  Hal ini berarti  semakin  baik  kinerja seorang guru, maka semakin  baik  pula  kepemimpinan  seorang  kepala  sekolah  dalam melaksanakan tugasnya.
Kepemimpinan  seorang  Kepala  Sekolah  akan  dapat  diterima  oleh guru-guru  apabila  kepemimpinan  yang  diterapkan  sangat  cocok  dan  disukai oleh  guru-gurunya.  Sehingga  guru  akan  memiliki  kecenderungan  untukmeningkatkan  kinerjanya.  Dengan  menggunakan  gaya  kepemimpinan  yang tepat,  harapannya  dapat  meningkatkan  kinerja  para  guru.  Yang  terpenting dalam gaya kepemimpinan ini adalah pengarahan dan dukungan dari  kepala sekolah yang dapat disesuaikan dengan tingkat kematangan seorang guru. Dengan  demikinan  bahwa  gaya  kepemimpinan  kepala  sekolah memiliki  pengaruh  positif dengan kinerja guru khususnya sekolah dasar. Hal ini  dapat  dikatakan  bahwa  semakin  baik  kepemimpinan  seorang  kepala sekolah  dalam  melaksanakan  tugasnya  maka  semakin  baik  pula  kinerja seorang  guru.  Secara  ringkas  kerangka  berpikir  dari  penelitian  ini  dapat dilihat pada paradigma penelitian pada gambar dibawah ini.,
 


Gaya Kepemimpinan                                      Kenerja Guru PNS
Kepala Sekolah

Variabel X                                           Variabel Y
Gambar 1Model hubungan antar variabel penelitian




E.  Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:
1.  Kinerja Guru
Kinerja guru adalah hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas dalam pembelajaran yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas  kecakapan,  pengalaman  dan  kesungguhan  serta  waktu  dengan  output yang dihasilkan tercermin baik kuantitas maupun kualitasnya. Untuk melihat kinerja  diukur  dengan  melalui  kegiatan  perencanaan  pembelajaran, pelaksanaan  pembelajaran,  pelaksanaan  penilaian  pembelajaran,  dan  tindak lanjut  hasil  penilaian.  Data  tentang  kinerja  guru  diungkapkan  melalui  guru sendiri sebagai sumber data dengan menggunakan metode angket.
2.  Gaya kepemimpinan kepala sekolah

Gaya  kepemimpinan  Kepala  Sekolah  yaitu  suatu  perwujudan  tingkah laku  dari  seorang  Kepala  Sekolah  yang  digunakan  untuk  mempengaruhi bawahannya  supaya  mau  mengerjakan  tugasnya  dengan  senang  hati  untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan bersama, pengukurannya dengan indikator; (1) pengambilan keputusan, (2) pembagian tugas kepada bawahan, (3)  inisiatif  bawahan,  (4)  pemberian  sanksi/hukuman,  (5)  pemberian penghargaan  terhadap  prestasi,  (6)  menjalin  komunikasi,  (7)  monitoring pelaksanaan tugas, dan (8) rapat kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar