Sabtu, 14 Mei 2016





BAB I
PENDAHULUAN

   A.    Latar Belakang
Kepribadian atau “personality” merupakan sifat dan tingkah laku yang membedakannya dengan orang lain. Kepribadian seseorang dibentuk dan terbentuk oleh factor internal dan eksternal. G. W All Port (1897), mengemukakan bahwa, “personality is the dynamic organization within the individual those psychological system that determine his unique adjustment to his environment” . (Kepribadian adalah organisasi dinamis yang ada pada seseorang di dalam suatu system psikopisik yang menentukan keunikan atau corak yang khas dalam caranya menyesuaikan diri dengan lingkungannya).
Organisasi dinamis maksudnya kepribadian itu selalu aktif bergerak/berubah sebagai suatu organisasi jiwa dan organisasi fisik dalam diri individu.
System psikopisik maksudnya adalah bahwa perubahan tersebut adalah systemjiwa.
Corak yang khas maksudnya bahwa kepribadian menentukan keunikan penyesuaian diri individu terhadap lingkungan.Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang

B.     Rumusan Masalah 
C.    Tujuan

BAB II
 PEMBAHASAN

A.    Kepribadian
            Kepribadian atau personality merupakan hal yang sangat penting dalam diri manusia. Sehingga tidaklah heran jika aspek kepribadian selalu diutamakan dalam setiap tujuan pembelajaran. Apalagi akhir-akhir ini seiring dengan adanya kemerosotan moral dan banyak penyimpangan terhadap nilai-nilai masyarakat dan agama yang dilakukan oleh para pelajar mulai dari siswa sampai dengan mahasiswa.
Berdasarkan fenomena tersebut, akhirnya pemerintah mengambil tindakan untuk lebih mencanangkan dan mempertegas lagi penanaman pribadi mulia pada para pelajar melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan siswa.
Banyak ahli yang mendefinisikan konsep kepribadian, akan tetapi definisi-definisi yang mereka ungkapkan nampaknya masih belum secara tegas dan searah dengan pandangan yang lain. Untuk memudahkan pemahaman mengenai kepribadian berikut akan dijelaskan pengertian kepribadian dari berbagai ahli, sebagai berikut:
Allport dalam bukunya Zuriah mengatakan bahwa “Kepribadian adalah organisasi dinamis sistem psikofisikal dalam diri seorang individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya.”
Lebih jelasnya lagi zuriah menjelaskan:
Organisasi disini diartikan sebagai susunan kepribadian dengan inti konsep diri atau ego yang berkaitan dengan watak-watak lainnya sehingga tercipta pola kepribadian. Sedangkan kata dinamis diartikan menunjukkan adanya perkembangan atau perubahan kepribadian secara konstan dari waktu ke waktu dan dari situasi ke situasi lainnya. Dan psikofisikal berarti fisik atau badan dipengaruhi  oleh keadaan psikis yang dapat berupa kebiasaan, sikap, emosi, dorongan dan keyakinan. Kata menentukan disini berarti menekankan peran dorongan atau motivasi dari sistem psikofisikal yang tersembunyi dalam diri seseorang yang dapat menggerakkan sikap, emosi, dan sebagainya sehingga melakukan tindakan setelah memperoleh stimulus atau rangsangan.
Mengenai pengertian kepribadian yang dikemukakan Allport, ada juga yang mencoba menjelaskan makna kepribadiannya tersebut. Nurkancana mengungkapkan bahwa “Kepribadian yang dikemukakan oleh Allport itu mengandung arti mencakup keseluruhan aspek dari seseorang baik fisik maupun psikisnya.” Dengan demikian penilaian kepribadian yang dilakukan oleh seorang guru harus mencakup penilaian fisik dan juga psikis.

B.     Faktor-Faktor Pembentukan Kepribadian
Berikut ini 3 faktor yang membentuk kepribadian seseorang, yaitu faktor keturunan, faktor lingkungan dan juga faktor budaya. Ini penjelasan singkatnya :
a.      Faktor keturunan
Faktor pertama yang membentuk kepribadian seseorang adalah faktor keturunan, ini disebabkan karena warisan dari orang tua adalah pembentuk kepribadian yang pertama pada diri seseorang. Akan tetapi kepribadian ini juga dapat berubah sesuai dengan perkembangan di lingkungan masyarakat tersebut.
b.       Faktor lingkungan
Faktor pembentuk kepribadian seseorang setelah faktor keturunan adalah faktor lingkungan. Di mana lingkungan merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi atau merubah kepribadian seseorang, seseorang yang berada di lingkungan yang baik pasti ia akan cenderung berbuat baik, bila dibandingkan dengan seseorang yang berada di lingkungan yang buruk. Misal saja, ada seseorang yang berada di lingkungan yang banyak orang mabuk, maka bisa-bisa seseorang tersebut ikut-ikutan untuk mabuk.


c.       Faktor budaya
Setelah faktor lingkungan, faktor yang membentuk kepribadian seseorang yang ketiga adalah faktor budaya. Di mana budaya ini merupakan salah satu yang menjadi pembentuk kepribadian, budaya ada juga yang mengartikan dengan suatu kebiasaan. Misalkan saja, budaya yang berkembang di suatu daerah tertentu adalah budaya yang islami, maka apabila ada seseorang yang merupakan pendatang baru tinggal di sana. Maka orang baru yang juga beragama Islam tersebut akan beradaptasi dan mengikuti apa yang telah menjadi budaya di daerah tersebut. Otomatis, ia akan menjadi pribadi yang lebih islami.
C.    Unsur-Unsur Pembentuk Kepribadian
Berikut ini 3 unsur yang membentuk kepribadian seseorang, di mulai dari pengetahuan, perasaan dan yang terakhir adalah tipologi kepribadian. 
a.      Pengetahuan
Unsur pertama yang membentuk kepribadian seseorang adalah pengetahuan, pengetahuan merupakan suatu unsur yang mengisi akal dan alam jiwa pada seseorang yang masih sehat (tidak mengalami gangguan jiwa/stress), dan secara nyata yang terkandung di dalam otak manusia. 
b.      Perasaan
Unsur yang kedua setelah pengetahuan adalah perasaan. Pengertian dari perasaan adalah suatu keadaan yang berada dalam kesadaran manusia, karena pengaruh pengetahuannya yang kemudian dinilai sebagai keadaan yang positif atau sebaliknya sebagai keadaan yang negatif. Adapun motif atau dorongan naluri, antara lain, dorongan untuk bertahan hidup, dorongan untuk berbakti, rasa, simpati, cemburu dan lain sebagainya.
c.        Tipologi kepribadian
Tipologi atau tipe dari kerpibadian seseorang dapat dibagi menjadi enam macam, dan daeri ke-enam macam tersebut semuanya mempunyai karakter, ciri dan kedudukan yang berbeda satu sama lain. Dan berikut ini ke-enam tipologi kepribadian beserta penjelasannya :
·         Realistis : Tipologi kepribadian yang pertama adalah realistis, pengertiannya yaitu seseorang yang menyenangi kegiatan fisik yang menuntut keterampilan, kekuatan dan koordinasi. Sebagai contoh orang yang termasuk tipe realistis adalah olahragawan.
·         Investigatif : Tipologi kepribadian yang kedua adalah investigatif yang mana tipe ini dimiliki oleh seseorang yang menyukai suatu kegiatan yang mencakup pemikiran, pengorganisasian, dan pemahaman. Contohnya adalah programmer komputer.
·         Sosial : Tipologi kepribadian yang ketiga adalah sosial. Tipe ini dimiliki oleh seseorang yang menyukai kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat banyak, contohnya membatu korban gempa menjadi relawan, LSM dan lain sebagainya.
·         Konvensional : Tipologi kepribadian yang ke-empat adalah konvensional. Seseorang yang memilik kepribadian konvensional biasanya menyukai kegiatan yang diatur dengan peraturan yang jelas. Sebagai contoh adalah polisi, hakim dll.
·         Enterfising : Tipologi kepribadian yang kelima adalah enterfising yang mana kepribadian tipe ini biasanya dimiliki oleh seseorang yang menyukai kegiatan yang dapat mempengaruhi orang lain. Contoh, adalah seorang pemimipin, pembuat iklan di media sosial atau media massa.
·         Artistik : Tipologi kepribadian seseorang yang ke-enam adalah artistik. Tipologi ini terdapat pada seseorang yang menyukai kegiatan dalam waktu yang sama, dan merupakan seseorang yang ekspresif, kreatif. Karakternya imajinatif, tidak teratur, idealis, emosional dan tidak praktis. Contohnya adalah para seniman, arsitektur dan lain sebagainya

   D.    Aspek-aspek kepribadian
Kepribadian sering juga diartikan karakter. Abdullah Munir menyatakan: “Karakter bagaikan sebuah ukiran, sebuah ukiran selalu melekat pada benda yang ditempelkannya.” Dan sebuah ukiran sangat sulit untuk dihapus bahkan tidak dapat aus termakan waktu. Artinya sebuah karakter yang ada pada diri seseorang sangat sulit untuk dirubah atau dihilangkan.
Sedangkan Allport mengatakan lebih lengkapnya bahwa karakter merupakan bagian dari kepribadian, artinya ada beberapa aspek lain yang merupakan kepribadian seseorang. Aspek-aspek tersebut digolongkan menjadi dua yaitu fisik yang berupa bentuk muka, bentuk anggota tubuh dan konstitusi tubuh. Dan psikis yang berupa temperamen, disposisi dan karakter.
Berbeda lagi dengan Thorndike yang mengatakan bahwa aspek kepribadian pada seseorang meliputi: temperamen, karakter, penyesuaian, minat dan sikap. Dengan demikian pembagian aspek-aspek kepribadian yang dikemukakan oleh keduanya hampir sama akan tetapi lebih rinci menurut Thorndike. Dan konsep kepribadian yang dinyatakan oleh Abdullah munir juga sedikit menguatkan bahwa kepribadian juga dapat disebut dengan karakter hal ini karena karakter merupakan bagian dari kepribadian sehingga keduanya saling berkaitan. Begitu pula dengan aspek-aspek kepribadian yang lain.
Sebagai salah satu aspek kepribadian ini, karakter juga terbagi menjadi beberapa macam seperti : tindakan hormat, disiplin, santun, jujur dan sebagainya.

   E.     Penilaian kepribadian
Pentingnya pendidikan karakter ini menjadi suatu keharusan bagi lembaga pendidikan untuk memasukkannya ke dalam kurikulum sekolah. Hal ini sebagai salah satu cara agar dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu mencetak generasi yang berkpribadian luhur. Dan sejalan dengan ini pemerintah juga telah mengatur indikator pendidikan karakter ini yang tidak menyimpang atau searah dengan tujuan pendidikan nasional UU No 20 tahun 2003 pasal 3 yang berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Pendidikan karakter pada sebuah lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan berbasis agama. Sebenarnya sudah terkandung dalam materi-materi pelajaran agama yang diajarkan di sekolah tersebut. Akan tetapi pada kenyataannya meskipun penanaman karakter sudah dilakukan dengan cara memasukkannya ke dalam materi pelajaran, masih saja banyak siswa yang belum dapat mencerminkan karakter tersebut. Menurut mawardi hal ini terjadi karena proses pendidikan karakter masih pada taraf kognitif atau masih berupa teori saja. Apalagi untuk cara penilaiannya juga sulit.
Pelaksanaan kurikulum pendidikan karakter dalam pelaksanaannya mengharuskan adanya penilaian. Karena pada hakikatnya penilaian karakter pada mahasiswa mempunyai fungsi yang sangat penting bagi keberlangsungan pendidikan karakter itu sendiri. pelaksanaan penilaian karakter atau kepribadian pada mahasiswa mempunyai beberapa fungsi, diantaranya sebagai berikut:
·         Untuk mengukur kemajuan dan perkembangan kemampuan mahasiswa dalam bertingkah laku.
·         Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran penanaman karakter pada mahasiswa.
·         Untuk memperbaiki kelemahan yang ada pada pelaksanaan kurikulum pendidikan karakter.


   F.     Metode penilaian kepribadian
Penilaian dalam pembelajaran biasanya dapat dilakukan dengan cara tes dan non tes. Sedangkan penilaian karakter atau kepribadian mahasiswa yaitu dapat dilakukan dengan non tes yang misalnya melihat cara mereka berkomunikasi atau observasi seperti kesantunan berbahasa mereka, mimik dan sebagainya.
Selama ini banyak guru yang mengeluhkan kesulitan mereka untuk melakukan penilaian kepribadian karena selain butuh ketlatenan juga butuh kesabaran untuk melakukannya. Hal ini karena kepribadian seseorang tidak dapat dengan mudah dinilai dengan waktu yang singkat.
Thorndike mengemukakan empat macam metode yang dapat digunakan untuk menilai kepribadian seseorang. Keempat cara tersebut, antara lain:
1.      Metode self deskriptive seperti autobiografi, interview langsung, angket langsung, dan inventori.
2.      Metode biografi seperti interview tak langsung, angket tak langsung, cumulative record dan case study.
3.      Metode observasi (pengamatan), dan
4.      Metode proyektif
Penilaian kepribadian haruslah objektif dan tidak bias, dengan begitu, kita akan lebih memahami seseorang tanpa melihat stereotip karakteristik yang dianggap sebagai ciri khas kelompok tertentu.
Penilaian kepribadian berfungsi untuk :
1.      Memiliki seseorang untuk menduduki jabatan tingkat atas
2.      Kemampuan seseorang mengatasi stres
3.      Membantu siswa memilih jurusan
4.      Penelitian, co penelitian tentang hubungan kecemasan dan prestasi di sekolah

Berikut ada beberapa metode yang digunakan dalam penilaian kepribadian:
1.      Metode Observasi
Ialah metode untuk mempelajari kejiwaan dengan sengaja mengamati secara langsung, teliti, dan sistematis. Dalam hal ini observer dapat melalui tiga cara, yaitu :
Ø  Instrospeksi
Intro berarti dalam dan spektare berarti melihat, jadi pada instrospeksi, individu mengalami sesuatu dan ia sendiri dapat pula mengamati, mempelajari apa yang dihayati itu.
Ø  Instrospeksi Eksperimental
Suatu metode instrospeksi yang dilaksanakan dengan mengadakan eksperimen-eksperimen secara sengaja dan dalam suasana yang dibuat. Metode ini berfungsi mengatasi subektivitas yang ada di metode instrospeksi.
Ø  Ekstrospeksi
Berarti melihat keluar, extro berarti keluar, dan speksi sama dengan spektare yang berarti melihat, jadi Ekstrospeksi adalah metode dalam ilmu jiwa yang berusaha untuk menyelidiki atau mempelajari dengan sengaja dan teratur gejala-gejala jiwa sendiri dengan membandingkan gejala jiwa oranglain dan mencoba mengambil kesimpulan dengan melihat gejala jiwa yang ditunjukkan dari mimik dan pantomik.

2.      Metode Proyektif
Merupakan salah satu bentuk mekanisme pertahanan, dalam mekanisme proyeksi indvidu secara tidak sengaja menempatkan isi batin sendiri pada obyek diluar dirinya sendiri dan menghayatinya sebagai karakteristik obyek yang diluar dirinya itu. Pelopor upaya ini, Herman Rorschach seorang psikiater dari Swis dengan mencobakan sejumlah besar gambar-gambar tak struktur untuk mengungkapkan isi batin tertekan pada pasien-pasiennya. Dari sejumlah gambar-gambar, akhirnya dipilih 10 gambar yang dilakukan. Kemudian dikenal dengan nama Tes Rorschach.

3.       Metode Interview
Merupakan metode penyelidikan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan. Berbeda dengan angket yang pertanyaan-pertanyaannya diberikan secara tertulis, pada interview pertanyaan-pertanyaan diberikan secara lisan.
Ø Keuntungan Metode Interview
§  Hal-hal yang kurang jelas dapat diperjelas,
§  Penginterview dapat menyesuaikan dengan keadaan yang diinterview,
§  Adanya hubungan langsung antar penginterview dengan yg diinterview.
Ø  Kekurangan Metode Interview
§   Penyelidikan kurang hemat, dalam waktu dan tenaga.
§   Penginterview harus memiliki keahlian, dan itu butuh waktu lama.
§   Jika interview telah ada prasangka, maka hasilnya tidak objektif.

4.      Paper and Pencil
Merupakan metode penyelidikan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan dimana pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang dapat menjelaskan bagaimana diri kita, yang di tanyakan melalui test terulis.








DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar