BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kepribadian atau “personality” merupakan sifat
dan tingkah laku yang membedakannya dengan orang lain. Kepribadian seseorang
dibentuk dan terbentuk oleh factor internal dan eksternal. G. W All Port
(1897), mengemukakan bahwa, “personality is the dynamic organization within the
individual those psychological system that determine his unique adjustment to
his environment” . (Kepribadian adalah organisasi dinamis yang ada pada
seseorang di dalam suatu system psikopisik yang menentukan keunikan atau corak
yang khas dalam caranya menyesuaikan diri dengan lingkungannya).
Organisasi dinamis maksudnya kepribadian itu selalu aktif bergerak/berubah sebagai suatu organisasi jiwa dan organisasi fisik dalam diri individu.
System psikopisik maksudnya adalah bahwa perubahan tersebut adalah systemjiwa.
Corak yang khas maksudnya bahwa kepribadian menentukan keunikan penyesuaian diri individu terhadap lingkungan.Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang
Organisasi dinamis maksudnya kepribadian itu selalu aktif bergerak/berubah sebagai suatu organisasi jiwa dan organisasi fisik dalam diri individu.
System psikopisik maksudnya adalah bahwa perubahan tersebut adalah systemjiwa.
Corak yang khas maksudnya bahwa kepribadian menentukan keunikan penyesuaian diri individu terhadap lingkungan.Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Kepribadian
atau personality merupakan hal yang sangat penting dalam diri manusia. Sehingga
tidaklah heran jika aspek kepribadian selalu diutamakan dalam setiap tujuan
pembelajaran. Apalagi akhir-akhir ini seiring dengan adanya kemerosotan moral
dan banyak penyimpangan terhadap nilai-nilai masyarakat dan agama yang
dilakukan oleh para pelajar mulai dari siswa sampai dengan mahasiswa.
Berdasarkan fenomena tersebut, akhirnya
pemerintah mengambil tindakan untuk lebih mencanangkan dan mempertegas lagi
penanaman pribadi mulia pada para pelajar melalui berbagai kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan siswa.
Banyak ahli yang mendefinisikan konsep
kepribadian, akan tetapi definisi-definisi yang mereka ungkapkan nampaknya
masih belum secara tegas dan searah dengan pandangan yang lain. Untuk
memudahkan pemahaman mengenai kepribadian berikut akan dijelaskan pengertian
kepribadian dari berbagai ahli, sebagai berikut:
Allport dalam bukunya Zuriah mengatakan bahwa
“Kepribadian adalah organisasi dinamis sistem psikofisikal dalam diri seorang
individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya.”
Lebih jelasnya lagi zuriah menjelaskan:
Organisasi disini diartikan sebagai susunan
kepribadian dengan inti konsep diri atau ego yang berkaitan dengan watak-watak
lainnya sehingga tercipta pola kepribadian. Sedangkan kata dinamis diartikan
menunjukkan adanya perkembangan atau perubahan kepribadian secara konstan dari
waktu ke waktu dan dari situasi ke situasi lainnya. Dan psikofisikal berarti
fisik atau badan dipengaruhi oleh
keadaan psikis yang dapat berupa kebiasaan, sikap, emosi, dorongan dan keyakinan.
Kata menentukan disini berarti menekankan peran dorongan atau motivasi dari
sistem psikofisikal yang tersembunyi dalam diri seseorang yang dapat
menggerakkan sikap, emosi, dan sebagainya sehingga melakukan tindakan setelah
memperoleh stimulus atau rangsangan.
Mengenai pengertian kepribadian yang
dikemukakan Allport, ada juga yang mencoba menjelaskan makna kepribadiannya
tersebut. Nurkancana mengungkapkan bahwa “Kepribadian yang dikemukakan oleh
Allport itu mengandung arti mencakup keseluruhan aspek dari seseorang baik
fisik maupun psikisnya.” Dengan demikian penilaian kepribadian yang dilakukan
oleh seorang guru harus mencakup penilaian fisik dan juga psikis.
B.
Faktor-Faktor Pembentukan Kepribadian
Berikut ini 3 faktor yang membentuk kepribadian seseorang, yaitu
faktor keturunan, faktor lingkungan dan juga faktor budaya. Ini penjelasan
singkatnya :
a.
Faktor
keturunan
Faktor pertama yang membentuk kepribadian seseorang adalah faktor
keturunan, ini disebabkan karena warisan dari orang tua adalah pembentuk
kepribadian yang pertama pada diri seseorang. Akan tetapi kepribadian ini juga
dapat berubah sesuai dengan perkembangan di lingkungan masyarakat tersebut.
b.
Faktor lingkungan
Faktor pembentuk kepribadian seseorang setelah faktor keturunan
adalah faktor lingkungan. Di mana lingkungan merupakan faktor utama yang dapat
mempengaruhi atau merubah kepribadian seseorang, seseorang yang berada di
lingkungan yang baik pasti ia akan cenderung berbuat baik, bila dibandingkan
dengan seseorang yang berada di lingkungan yang buruk. Misal saja, ada seseorang
yang berada di lingkungan yang banyak orang mabuk, maka bisa-bisa seseorang
tersebut ikut-ikutan untuk mabuk.
c.
Faktor
budaya
Setelah faktor lingkungan, faktor yang membentuk kepribadian
seseorang yang ketiga adalah faktor budaya. Di mana budaya ini merupakan salah
satu yang menjadi pembentuk kepribadian, budaya ada juga yang mengartikan
dengan suatu kebiasaan. Misalkan saja, budaya yang berkembang di suatu daerah
tertentu adalah budaya yang islami, maka apabila ada seseorang yang merupakan
pendatang baru tinggal di sana. Maka orang baru yang juga beragama Islam
tersebut akan beradaptasi dan mengikuti apa yang telah menjadi budaya di daerah
tersebut. Otomatis, ia akan menjadi pribadi yang lebih islami.
C.
Unsur-Unsur
Pembentuk Kepribadian
Berikut ini 3 unsur yang membentuk kepribadian seseorang, di mulai
dari pengetahuan, perasaan dan yang terakhir adalah tipologi kepribadian.
a.
Pengetahuan
Unsur pertama yang membentuk kepribadian seseorang adalah
pengetahuan, pengetahuan merupakan suatu unsur yang mengisi akal dan alam jiwa
pada seseorang yang masih sehat (tidak mengalami gangguan jiwa/stress), dan
secara nyata yang terkandung di dalam otak manusia.
b.
Perasaan
Unsur yang kedua setelah pengetahuan adalah perasaan. Pengertian
dari perasaan adalah suatu keadaan yang berada dalam kesadaran manusia, karena
pengaruh pengetahuannya yang kemudian dinilai sebagai keadaan yang positif atau
sebaliknya sebagai keadaan yang negatif. Adapun motif atau dorongan naluri,
antara lain, dorongan untuk bertahan hidup, dorongan untuk berbakti, rasa,
simpati, cemburu dan lain sebagainya.
c.
Tipologi kepribadian
Tipologi atau tipe dari kerpibadian seseorang dapat dibagi menjadi
enam macam, dan daeri ke-enam macam tersebut semuanya mempunyai karakter, ciri
dan kedudukan yang berbeda satu sama lain. Dan berikut ini ke-enam tipologi
kepribadian beserta penjelasannya :
·
Realistis : Tipologi kepribadian yang pertama adalah realistis,
pengertiannya yaitu seseorang yang menyenangi kegiatan fisik yang menuntut
keterampilan, kekuatan dan koordinasi. Sebagai contoh orang yang termasuk tipe
realistis adalah olahragawan.
·
Investigatif : Tipologi kepribadian yang kedua adalah investigatif yang mana
tipe ini dimiliki oleh seseorang yang menyukai suatu kegiatan yang mencakup
pemikiran, pengorganisasian, dan pemahaman. Contohnya adalah programmer
komputer.
·
Sosial : Tipologi kepribadian yang ketiga adalah sosial. Tipe ini
dimiliki oleh seseorang yang menyukai kegiatan yang berhubungan dengan
masyarakat banyak, contohnya membatu korban gempa menjadi relawan, LSM dan lain
sebagainya.
·
Konvensional : Tipologi kepribadian yang ke-empat adalah konvensional.
Seseorang yang memilik kepribadian konvensional biasanya menyukai kegiatan yang
diatur dengan peraturan yang jelas. Sebagai contoh adalah polisi, hakim dll.
·
Enterfising : Tipologi kepribadian yang kelima adalah enterfising yang mana
kepribadian tipe ini biasanya dimiliki oleh seseorang yang menyukai kegiatan
yang dapat mempengaruhi orang lain. Contoh, adalah seorang pemimipin, pembuat
iklan di media sosial atau media massa.
·
Artistik : Tipologi kepribadian seseorang yang ke-enam adalah artistik.
Tipologi ini terdapat pada seseorang yang menyukai kegiatan dalam waktu yang
sama, dan merupakan seseorang yang ekspresif, kreatif. Karakternya imajinatif,
tidak teratur, idealis, emosional dan tidak praktis. Contohnya adalah para
seniman, arsitektur dan lain sebagainya
D.
Aspek-aspek
kepribadian
Kepribadian sering
juga diartikan karakter. Abdullah Munir menyatakan: “Karakter bagaikan sebuah
ukiran, sebuah ukiran selalu melekat pada benda yang ditempelkannya.” Dan
sebuah ukiran sangat sulit untuk dihapus bahkan tidak dapat aus termakan waktu.
Artinya sebuah karakter yang ada pada diri seseorang sangat sulit untuk dirubah
atau dihilangkan.
Sedangkan Allport
mengatakan lebih lengkapnya bahwa karakter merupakan bagian dari kepribadian,
artinya ada beberapa aspek lain yang merupakan kepribadian seseorang.
Aspek-aspek tersebut digolongkan menjadi dua yaitu fisik yang berupa bentuk
muka, bentuk anggota tubuh dan konstitusi tubuh. Dan psikis yang berupa
temperamen, disposisi dan karakter.
Berbeda lagi dengan
Thorndike yang mengatakan bahwa aspek kepribadian pada seseorang meliputi:
temperamen, karakter, penyesuaian, minat dan sikap. Dengan demikian pembagian
aspek-aspek kepribadian yang dikemukakan oleh keduanya hampir sama akan tetapi
lebih rinci menurut Thorndike. Dan konsep kepribadian yang dinyatakan oleh
Abdullah munir juga sedikit menguatkan bahwa kepribadian juga dapat disebut
dengan karakter hal ini karena karakter merupakan bagian dari kepribadian
sehingga keduanya saling berkaitan. Begitu pula dengan aspek-aspek kepribadian
yang lain.
Sebagai salah satu
aspek kepribadian ini, karakter juga terbagi menjadi beberapa macam seperti :
tindakan hormat, disiplin, santun, jujur dan sebagainya.
E.
Penilaian
kepribadian
Pentingnya pendidikan
karakter ini menjadi suatu keharusan bagi lembaga pendidikan untuk
memasukkannya ke dalam kurikulum sekolah. Hal ini sebagai salah satu cara agar
dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu mencetak generasi yang
berkpribadian luhur. Dan sejalan dengan ini pemerintah juga telah mengatur
indikator pendidikan karakter ini yang tidak menyimpang atau searah dengan
tujuan pendidikan nasional UU No 20 tahun 2003 pasal 3 yang berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Pendidikan karakter
pada sebuah lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan berbasis agama.
Sebenarnya sudah terkandung dalam materi-materi pelajaran agama yang diajarkan
di sekolah tersebut. Akan tetapi pada kenyataannya meskipun penanaman karakter
sudah dilakukan dengan cara memasukkannya ke dalam materi pelajaran, masih saja
banyak siswa yang belum dapat mencerminkan karakter tersebut. Menurut mawardi
hal ini terjadi karena proses pendidikan karakter masih pada taraf kognitif
atau masih berupa teori saja. Apalagi untuk cara penilaiannya juga sulit.
Pelaksanaan kurikulum
pendidikan karakter dalam pelaksanaannya mengharuskan adanya penilaian. Karena
pada hakikatnya penilaian karakter pada mahasiswa mempunyai fungsi yang sangat
penting bagi keberlangsungan pendidikan karakter itu sendiri. pelaksanaan
penilaian karakter atau kepribadian pada mahasiswa mempunyai beberapa fungsi,
diantaranya sebagai berikut:
·
Untuk mengukur
kemajuan dan perkembangan kemampuan mahasiswa dalam bertingkah laku.
·
Untuk mengetahui
tingkat keberhasilan program pengajaran penanaman karakter pada mahasiswa.
·
Untuk memperbaiki
kelemahan yang ada pada pelaksanaan kurikulum pendidikan karakter.
F.
Metode
penilaian kepribadian
Penilaian dalam
pembelajaran biasanya dapat dilakukan dengan cara tes dan non tes. Sedangkan
penilaian karakter atau kepribadian mahasiswa yaitu dapat dilakukan dengan non
tes yang misalnya melihat cara mereka berkomunikasi atau observasi seperti
kesantunan berbahasa mereka, mimik dan sebagainya.
Selama ini banyak
guru yang mengeluhkan kesulitan mereka untuk melakukan penilaian kepribadian
karena selain butuh ketlatenan juga butuh kesabaran untuk melakukannya. Hal ini
karena kepribadian seseorang tidak dapat dengan mudah dinilai dengan waktu yang
singkat.
Thorndike
mengemukakan empat macam metode yang dapat digunakan untuk menilai kepribadian
seseorang. Keempat cara tersebut, antara lain:
1.
Metode self deskriptive seperti autobiografi,
interview langsung, angket langsung, dan inventori.
2.
Metode biografi
seperti interview tak langsung, angket tak langsung, cumulative record dan case
study.
3.
Metode observasi
(pengamatan), dan
4.
Metode proyektif
Penilaian
kepribadian haruslah objektif dan tidak bias, dengan begitu, kita akan lebih
memahami seseorang tanpa melihat stereotip karakteristik yang dianggap sebagai
ciri khas kelompok tertentu.
Penilaian
kepribadian berfungsi untuk :
1.
Memiliki seseorang untuk menduduki jabatan
tingkat atas
2.
Kemampuan seseorang mengatasi stres
3.
Membantu siswa memilih jurusan
4.
Penelitian, co penelitian tentang hubungan
kecemasan dan prestasi di sekolah
Berikut ada beberapa metode yang digunakan dalam penilaian kepribadian:
1.
Metode Observasi
Ialah metode untuk mempelajari kejiwaan dengan
sengaja mengamati secara langsung, teliti, dan sistematis. Dalam hal ini
observer dapat melalui tiga cara, yaitu :
Ø Instrospeksi
Intro berarti dalam dan spektare berarti melihat, jadi pada instrospeksi, individu mengalami sesuatu dan ia sendiri dapat pula mengamati, mempelajari apa yang dihayati itu.
Intro berarti dalam dan spektare berarti melihat, jadi pada instrospeksi, individu mengalami sesuatu dan ia sendiri dapat pula mengamati, mempelajari apa yang dihayati itu.
Ø Instrospeksi
Eksperimental
Suatu metode instrospeksi yang dilaksanakan
dengan mengadakan eksperimen-eksperimen secara sengaja dan dalam suasana yang
dibuat. Metode ini berfungsi mengatasi subektivitas yang ada di metode
instrospeksi.
Ø Ekstrospeksi
Berarti melihat keluar, extro berarti keluar, dan speksi sama dengan spektare yang berarti melihat, jadi Ekstrospeksi adalah metode dalam ilmu jiwa yang berusaha untuk menyelidiki atau mempelajari dengan sengaja dan teratur gejala-gejala jiwa sendiri dengan membandingkan gejala jiwa oranglain dan mencoba mengambil kesimpulan dengan melihat gejala jiwa yang ditunjukkan dari mimik dan pantomik.
Berarti melihat keluar, extro berarti keluar, dan speksi sama dengan spektare yang berarti melihat, jadi Ekstrospeksi adalah metode dalam ilmu jiwa yang berusaha untuk menyelidiki atau mempelajari dengan sengaja dan teratur gejala-gejala jiwa sendiri dengan membandingkan gejala jiwa oranglain dan mencoba mengambil kesimpulan dengan melihat gejala jiwa yang ditunjukkan dari mimik dan pantomik.
2.
Metode Proyektif
Merupakan salah satu bentuk mekanisme
pertahanan, dalam mekanisme proyeksi indvidu secara tidak sengaja menempatkan
isi batin sendiri pada obyek diluar dirinya sendiri dan menghayatinya sebagai
karakteristik obyek yang diluar dirinya itu. Pelopor
upaya ini, Herman Rorschach seorang psikiater dari Swis dengan mencobakan
sejumlah besar gambar-gambar tak struktur untuk mengungkapkan isi batin
tertekan pada pasien-pasiennya. Dari sejumlah gambar-gambar, akhirnya dipilih
10 gambar yang dilakukan. Kemudian dikenal dengan nama Tes Rorschach.
3.
Metode
Interview
Merupakan metode penyelidikan dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan. Berbeda dengan angket yang
pertanyaan-pertanyaannya diberikan secara tertulis, pada interview pertanyaan-pertanyaan
diberikan secara lisan.
Ø Keuntungan
Metode Interview
§ Hal-hal yang
kurang jelas dapat diperjelas,
§ Penginterview
dapat menyesuaikan dengan keadaan yang diinterview,
§ Adanya hubungan
langsung antar penginterview dengan yg diinterview.
Ø Kekurangan
Metode Interview
§
Penyelidikan kurang hemat, dalam waktu dan
tenaga.
§
Penginterview harus memiliki keahlian, dan itu
butuh waktu lama.
§
Jika interview telah ada prasangka, maka
hasilnya tidak objektif.
4.
Paper and Pencil
Merupakan metode penyelidikan dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan dimana pertanyaan tersebut merupakan
pertanyaan yang dapat menjelaskan bagaimana diri kita, yang di tanyakan melalui
test terulis.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wordpress.com/tag/psikologi-kepribadian/
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku
http://www.kitapunya.net/2015/08/faktor-dan-unsur-pembentukan-kepribadian.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku
http://www.kitapunya.net/2015/08/faktor-dan-unsur-pembentukan-kepribadian.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar